PPKM Dicabut, PB IDI Tegaskan Masyarakat untuk Vaksinasi

Masih belum optimal, PB Ikatan Dokter Indonesia anjurkan masyarakat segera vaksin booster

26 Januari 2023

PPKM Dicabut, PB IDI Tegaskan Masyarakat Vaksinasi
Freepik/freepik

Presiden RI Joko Widodo resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada 30 Desember 2022. Meski PPKM dicabut, PB IDI tegaskan masyarakat untuk vaksinasi booster dosis kedua. 

Berdasarkan dari grafik cakupan vaksinasi Covid-19 situs Kementrian Kesehatan, diketahui bahwa vaksinasi pertama dan kedua sudah optimal, namun cakupan vaksin ketiga dan keempat (booster 1 dan 2) justru belum mencapai angka 30 persen. 

"Angka 87 persen untuk vaksinasi pertama dan 74 persen untuk yang kedua sudah cukup optimal, sehingga justru yang didorong sebetulnya booster pertama. booster yang pertama ini masih stagnan banget, masih belum bisa mencapai 30 persen padahal sudah berbulan-bulan," kata Dokter Erlina Burhan, SpP(K), MSc selaku Ketua Satgas Covid Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia pada virtual conference Rabu, (25/01/2023).

Oleh karena itu, PB IDI tegaskan masyarakat untuk vaksinasi booster kedua karena beberapa alasan tertentu. Berikut ini Popmama.com rangkum informasi selengkapnya. 

1. Perjalanan pandemi Covid-19 di Indonesia menurun signifikan sejak Februari 2022

1. Perjalanan pandemi Covid-19 Indonesia menurun signifikan sejak Februari 2022
Freepik/freepik

Kasus Covid-19 di Indonesia mulai menurun signifikan pada akhir Februari 2022. Saat itu, kasus harian mulai berkurang hingga sekitar 10.000 dalam sehari dan angka kasus aktif mulai melambat dengan penambahan di angka sekitar 15.000 per harinya. 

Di bulan Agustus hingga Desember 2022 kasus Covid-19 semakin menurun drastis. Oleh karena itu, Presiden RI Joko Widodo mencabut PPKM per tanggal 30 Desember 2022. 

2. Capaian vaksinasi ke-1 dan ke-2 sudah optimal

2. Capaian vaksinasi ke-1 ke-2 sudah optimal
Pexels/cottonbro studio

Pemberian vaksin Covid-19 dinyatakan mampu menurunkan angka jumlah kasus akibat virus tersebut. Meski tidak seratus persen melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini bisa memperkecil gejala yang berat akibat Covid-19. 

Selanjutnya, Dokter Erlina Burhan juga memaparkan terkait cakupan vaksinasi di Indonesia yang sudah optimal pada dosis 1 dan 2. Pada grafik yang dibagikan terlihat angka capaian dosis 1 dan 2 sudah mencapai angka 87,02 persen dan 74,58 persen. 

"Cakupan vaksinasi yang pertama itu 87 persen, vaksinasi yang kedua 74 persen. Jadi memang ada sebagian kecil masyarakat belum divaksin. Kemungkinan ini adalah anak-anak yang memang anak-anak di bawah 6 tahun belum bisa divaksin," kata Dokter Erlina. 

Editors' Pick

3. Masyarakat harus vaksin booster 6 bulan sejak vaksin booster pertama

3. Masyarakat harus vaksin booster 6 bulan sejak vaksin booster pertama
Pixabay/Alexandra_koch
Vaksin Booster

Meski vaksin dosis pertama dan kedua sudah tergolong optimal, namun capaian vaksin ketiga dan keempat (booster 1 dan 2) masih stagnan. Vaksin booster 1 belum mencapai 30 persen, sehingga inilah yang seharusnya lebih ditingkatkan lagi. 

Apabila sudah melakukan booster 1, masyarakat berusia 18 tahun ke atas sudah bisa melakukan vaksin booster ke-2 sejak diberlakukan mulai 24 Januari 2023. Yang perlu diingat adalah vaksin booster ke-2 ini bisa dilakukan 6 bulan setelah melakukan vaksinasi dosis booster ke-1. 

Masyarakat bisa mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi Covid-19 terdekat. 

4. Tetap harus vaksin booster ke-2, meski antibodi masyarakat Indonesia meningkat

4. Tetap harus vaksin booster ke-2, meski antibodi masyarakat Indonesia meningkat
Freepik/nakaridore

Kala itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat mengungkapkan bahwa antibodi atau kekebalan masyarakat Indonesia terkait virus Covid-19 terus meningkat. Tingginya antibodi terseut, membuat Indonesia aman dari peningkatan kasus Covid-19 dibandingkan negara lain. 

"Tetap kita perlu booster yang kedua dengan alasan bahwa sebetulnya Covid ini kan unpredictable. Contohnya Cina dan Jepang, mereka sangat hati-hati, protokol kesehatannya ketat, tapi ternyata terjadi peningkatan kasus di situ," lanjut Dokter Erlina. 

5. Anjuran untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

5. Anjuran menerapkan perilaku hidup bersih sehat
Freepik/Lifestylememory

Tak lupa dokter Erlina juga menegaskan untuk masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS. Hal ini dilakukan atas kesadaran pribadi sehingga keluarga serta anggota keluarganya mampu menolong diri sendiri pada kesehatannya. 

Hal ini menjadi sebuah upaya untuk menularkan perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok, maupun masyarakat. Oleh karena itu, vaksinasi saja tidak cukup, harus dibarengi dengan perilaku hidup bersih dan sehat. 

6. Memperketat protokol kesehatan saat berinteraksi langsung dengan pendatang dari negara lain

6. Memperketat protokol kesehatan saat berinteraksi langsung pendatang dari negara lain
Freepik/Shutter2u

Di saat kasus penyebaran Covid-19 beberapa negara lain masih tinggi, Indonesia justru menyambut kedatangan wisawatan dari mancanegara tanpa ada pembatasan ketat terkait Covid-19.

Dengan itu, PB IDI mengimbau agar masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan ketika berinteraksi langsung dengan orang-orang dari negara lain.

"Kami dari PB IDI mengimbau untuk masyarakat Bali atau manapun yang kemudian berinteraksi erat dengan orang-orang dari negara yang kasusnya banyak untuk memperketat protokol kesehatannya. Maskernya jangan melorot, berjarak dengan mereka, kemudian rajin mencuci tangan, dan lain-lain," pungkas dokter Erlina.

Nah, itulah beberapa informasi terkait himbauan dari PB IDI tegaskan masyarakat untuk vaksin booster, meski PPKM dicabut. Jangan lupa untuk segera melakukan vaksin ya, Ma!

Baca juga:

The Latest