Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja
Dok. Sejauh Mata Memandang
Intinya sih...
  • Pameran dan pop-up “Republik Sebelah Mata” Edisi Jogja menghadirkan pertemuan antara fashion lokal dan seni kontemporer dalam ruang yang intim dan mudah diakses.
  • Koleksi dan instalasi ditampilkan sebagai bagian dari narasi visual, memperlihatkan fashion sebagai medium ekspresi dan dialog sosial.
  • Yogyakarta dipilih sebagai latar yang memperkuat makna karya, menghadirkan pengalaman menikmati fashion secara lebih personal dan reflektif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta kembali menjadi ruang bertemunya seni dan kreativitas lokal melalui pameran dan toko pop-up “Republik Sebelah Mata” yang menghadirkan kolaborasi Sejauh Mata Memandang bersama seniman Eko Nugroho. Acara ini menampilkan beragam karya yang merefleksikan sudut pandang kritis namun dekat dengan keseharian, dikemas dalam konsep pameran yang hangat dan mudah dinikmati oleh berbagai kalangan.

Nggak sekadar menjadi ajang apresiasi seni, pameran dan pop-up ini juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara brand lokal dan desainer dapat menghadirkan narasi yang kuat dalam setiap karya. Melalui visual, instalasi, hingga produk pilihan, “Republik Sebelah Mata” mengajak pengunjung melihat kreativitas lokal dari perspektif yang lebih personal dan bermakna.

Berikut Popmama.com sudah merangkum mengenai pameran dan pop up "Republik Sebelah Mata" yang hadirkan karya lokal di Jogja. Yuk simak bersama!

1. Ketika mode menjadi medium cerita

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja
Dok. Sejauh Mata Memandang

Yogyakarta kembali menjadi ruang yang hangat bagi pertemuan seni dan fesyen melalui pameran dan toko pop-up “Republik Sebelah Mata” Edisi Jogja. Kolaborasi antara jenama tekstil sirkular Sejauh Mata Memandang dan seniman rupa kontemporer Eko Nugroho ini menghadirkan fesyen sebagai medium bercerita, bukan sekadar soal tren atau tampilan visual.

Setelah sebelumnya diperkenalkan melalui peragaan busana di Jakarta Fashion Week 2025 dan pameran mode di Jakarta, kolaborasi ini kini dibawa lebih dekat ke publik Jogja.

Pameran ini menjadi ruang untuk melihat bagaimana tekstil, ilustrasi, dan pesan sosial saling berkaitan. Alih-alih menonjolkan tren semata, pengunjung diajak memahami proses kreatif di balik busana dan bagaimana mode dapat menjadi refleksi dari sudut pandang personal.

2. Ruang yang membuat fesyen lebih dekat dengan publik

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja
Dok. Sejauh Mata Memandang

Berlangsung di DGTMB Shop, Sleman, pameran ini dirancang dengan suasana yang intim dan mudah dinikmati. Di lantai pertama, koleksi kolaborasi Sejauh Mata Memandang × Eko Nugroho ditata berdampingan dengan koleksi reguler dan merchandise seni, menciptakan dialog visual yang terasa cair.

Penataan ini memberi gambaran bagaimana karya seni dapat diterjemahkan ke dalam busana yang tetap fungsional untuk dikenakan sehari-hari.

Tanpa kesan berjarak, pengunjung bisa melihat detail motif, tekstur kain, hingga karakter visual khas Eko Nugroho yang diaplikasikan ke dalam berbagai item fesyen. Pendekatan ini membuat koleksi terasa lebih personal dan relevan dengan gaya hidup urban.

Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, menekankan pentingnya menghadirkan edisi Jogja sebagai kelanjutan perjalanan kolaborasi ini.

“Melalui edisi ini, kami ingin menghadirkan ruang yang lebih dekat bagi masyarakat, pecinta seni, dan Sahabat Sejauh di Yogyakarta dan sekitarnya untuk melihat, merasakan, dan memahami karya kolaborasi ini," ujar Chitra.

3. Pengalaman visual yang lebih imersif

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja
Dok. Sejauh Mata Memandang

Beranjak ke lantai dua, pengalaman fesyen dikemas lebih imersif melalui instalasi dan proyeksi visual.

Karpet bermotif ikonik hasil kolaborasi yang dibuat khusus oleh Fio Carpet menjadi elemen pembuka, sekaligus penegas identitas visual koleksi. Tayangan dokumentasi perjalanan kolaborasi juga memperlihatkan bagaimana busana nggak lahir secara instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh eksplorasi.

Enam tampilan busana ikonik dipresentasikan dalam ruang dengan permainan cahaya dan bayangan yang dinamis. Elemen ini menghadirkan ritme visual yang membuat koleksi terlihat hidup, sekaligus mempertegas karakter mode sebagai bentuk ekspresi, bukan sekadar gaya.

4. Jogja jadi makna personal sebuah karya

Pameran dan Pop-Up “Republik Sebelah Mata” Hadirkan Karya Lokal di Jogja
Dok. Sejauh Mata Memandang

Yogyakarta dikenal sebagai kota yang memberi ruang luas bagi seni dan gagasan untuk bertemu. Dalam konteks inilah “Republik Sebelah Mata” Edisi Jogja hadir, memosisikan fesyen bukan sekadar sebagai tampilan visual, tetapi sebagai bagian dari percakapan yang lebih luas antara seniman, perancang, dan publik. Bagi Eko Nugroho, membawa “Republik Sebelah Mata” ke Yogyakarta memiliki makna tersendiri.

“Membawa pameran ini ke Yogyakarta terasa seperti membawa pulang energi koleksi ini ke tempat di mana karya-karya saya lahir,” kata Eko. Ia juga berharap karya-karya ini dapat memantik percakapan baru dengan publik.

Melalui pendekatan yang santai namun reflektif, pameran ini memperlihatkan bagaimana fesyen dapat menjadi ruang dialog antara karya, ruang, dan pengalaman personal setiap pengunjung. Pameran ini mengajak kita menikmati karya lokal dengan cara yang lebih santai, personal, dan penuh makna.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Life

See More

Benarkah Lanjutan Series Ipar Adalah Maut Bakal Tayang Tahun 2026?

22 Des 2025, 11:48 WIBLife