Kurang Aktivitas saat WFH, Hati-Hati Diabetes Mengincar Lebih Ketat!

Lebih baik mencegah, namun bila sudah kena lebih baik menjaga

10 November 2020

Kurang Aktivitas saat WFH, Hati-Hati Diabetes Mengincar Lebih Ketat
Pexels/cottonbro

Ketika mendengar bahwa virus corona dapat memperburuk orang dengan penyakit penyerta, mungkin semua orang akan sangat hati-hati terhadapnya. 

Salah satu yang meraskan kewaspadaan ekstra ini adalah orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes. Diabetes ialah penyakit berbahaya yang di banyak kasus akan menjadi - jadi di masa pandemi. 

Oleh karenanya Popmama.com akan ulas cara kita menanggulangi diabetes di masa virus corona, serta tak lupa bagaimana memperlakukan orang dengan penyakit diabetes di masa pandemi, simak ya Ma! 

1. WFH membuat kemungkinan orang terkena diabetes semakin besarĀ 

1. WFH membuat kemungkinan orang terkena diabetes semakin besarĀ 
Dok. Tropicana

Sejak Maret 2020 lalu, beberapa unit usaha atau kantor sudah menerapkan bekerja dari rumah atau workfromhome.

Praktis sejak itu pula aktivitas orang di negeri ini berkurang hampir setengahnya dikarenakan bekerja dilakukan dari rumah.

Belum lagi adanya pembatasan sosial yang berdampak bagi semua lini usaha dan bisnis.

Hal inipun berimbas pada makin sedikitnya aktivitas kita karena pbatasan tersebut.

Sudah bekerja dari rumah aktivitas otot berkurang ditambah masih riskannya berolahraga di fasilitas umum ataupun pada penyedia fasilitas olahraga seperti Gym atau gelanggang olahraga. 

Dari penurunan aktivitas itulah risiko  diabetes menyergap. Mengapa? Karena disertai pula dengan faktor konsumsi makanan yang cenderung meningkat. 

"Apalagi saat WFH, aktivitas orang berkurang juga olahraganya. Tapi konsumsi makanan nggak berkurang kan?" jelas Dr. dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD, KEMD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM FKUI) pada acara #Hands4Diabetes2020 Online Festival, 6-8 November 2020, yang diadakan oleh Tropicana Slim. 

2. Mendukung anggota keluarga yang diabetesi sama baiknya dengan menjaga diri sendiri dari kemungkinan terkena diabetes

2. Mendukung anggota keluarga diabetesi sama baik menjaga diri sendiri dari kemungkinan terkena diabetes
Unsplash/National Cancer Institute

Faktor internal yakni keluarga punya peran yang penting sebagai agen perubahan untuk mencegah dan melawan diabetes dari rumah.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, di mana masyarakat dihimbau untuk berada di rumah, tentunya perlu peran anggota keluarga sebagai support system pada anggota keluarga kita yang diabetesi (red: orang dengan diabetes) melalui dukungan emosional maupun juga sosial. 

Dukungan tersebut dapat berupa misalnya ikut menjalankan pola makan yang sehat, bersama-sama rutin beraktivitas fisik, mengingatkan diabetesi untuk rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter, serta memeriksakan kadar gula darahnya secara berkala.

Tidak lupa anggota keluarga bisa membantu menyediakan produk bebas gula yang sesuai dengan selera dan kebutuhan diabetesi. 

Melalui siaran pers dalam rangka cara yang sama dr. Dante Saksono, SpPD-KEMD, PhD, Kepala Divisi Metabolik-Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM mengatakan, “Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes adalah kondisi komplikasi diabetes, karena komplikasi pada penderita diabetes dapat menyebabkan pendeknya rentang hidup, keterbatasan diri, serta meningkatnya beban ekonomi bagi pasien dan keluarganya sehingga sangat memengaruhi terhadap penurunan kualitas hidup penderita bila tidak diatasi dengan baik," kata dr. Dante. 

dr. Dante mengatakan bahwa berdasarkan sebuah penelitian terhadap 907 orang pasien diabetes di Indonesia (dari rumah sakit di daerah Jawa dan Sulawesi), 70% pasien dilaporkan menderita komplikasi diabetes.

“Diabetes memang merupakan penyakit serius yang tidak dapat disembuhkan. Kabar baiknya, diabetes dapat dikendalikan agar tidak menyebabkan komplikasi. Inilah mengapa, penting agar anggota keluarga punya pemahaman yang tepat tentang diabetes dan cara mengontrol kadar gula darah, baik bagi diri mereka maupun anggota keluarga mereka yang menderita diabetes, " tambahnya. 

dr. Dante juga menyatakan bahwa kondisi kadar gula darah yang terkontrol bermanfaat bagi penderita diabetes agar dapat merasa lebih baik, misalnya membuat merasa lebih berenergi, serta lebih jarang mengalami kondisi infeksi.

"Selain itu, kontrol gula darah juga penting untuk mencegah berbagai macam komplikasi diabetes yang berbahaya (seperti penyakit jantung, gangguan penglihatan, kerusakan sistem syaraf, dan penyakit ginjal). Cara mengontrol diabetes adalah melalui pola makan sehat, menjaga berat badan, aktif bergerak, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, serta cek kadar gula darah secara rutin,” jelas dr. Dante.

3. Jangan hanya berpatokan pada satu risiko, periksakan ke ahlinya lebih baik

3. Jangan ha berpatokan satu risiko, periksakan ke ahli lebih baik
Freepik/xb100

Sering kali juga kita merasa kita mengalami pre diabetes atau kondisi dimana hampir terfonis mengalami penyakit diabetes melitus. Atau bahkan menyepelekan diabetes hanya karena percaya diri tidak memiliki banyak risiko diabetes. 

Hal menyepelekan dan terlalu khawatir ini sebetulnya tidak baik. Meskipun misalnya dari banyaknya risiko yang kamu miliki untuk terkena diabetes, kamu merasakannya salah satu alangkah baiknya untuk memeriksakan kesehatanmu kepada ahlinya. 

"Misalnya hanya karena sering buang air kecil di malam hari lalu kamu merasa terkena diabetes. Ada baiknya diperiksakan kesehatannya atau cek medis. Karena bisa jadi itu hal yang biasa karena mungkin sebelum tidur tubuh menyimpan bnayak air," ujar Dr. dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD, KEMD menjawab pertanyaan salah satu jurnalis di acara yang sama. 

Sudah dibaca kan Ma, meski WFH baiknya jagalah pola makan yang tetap sehat di rumah terutama bila ada naggota keluargamu yang diabetesi.

Jangan lupa untuk tetap berolahraga yang aman dan periksakan kondisi kesehatnmu bila menemukan beberapa gejala yang bisa jadi adalah alarm akan suatu kondisi negatif pada tubuh kita dan anggota keluarga. 

Baca juga: 

The Latest