Vaksin Bukan Obat Covid-19, Simak Penjelasannya!

Tetap harus menerapkan protokol kesehatan.

29 Juni 2021

Vaksin Bukan Obat Covid-19, Simak Penjelasannya
Pixabay/fernandozhiminaicela

Vaksinasi massal tengah digelar pemerintah. Rencananya, 40 juta-an target vaksin yang akan diterima masyarakat pada akhir 2021.

Untuk saat ini, vaksin telah dilakukan terhadap sekitar 14 juta orang. Vaksinasi massal Covid-19 dilakukan agar Indonesia bisa mencapai herd imunity atau kekebalan kelompok.

Namun masyarakat banyak yang salah kaprah, menyangka vaksin sebagi obat Covid-19. Setelah mendapatkan vaksin akan menjadi kebal terhadap Covid-19.

Lalu, apa fungsi vaksin Covid-19? Popmama.com merangkum penjelasannya untuk kamu dari berbagai sumber resmi terkait.

1. Bukan obat yang bisa sembuhkan Covid-19

1. Bukan obat bisa sembuhkan Covid-19
Pexels/Thirdman

Dalam situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksin Covid-19 bukan obat. Vaksin memiliki fungsi mendorong pembentukan kekebalan spesifik atau imunitas tubuh agar mampu melawan Covid-19.

Dengan adanya kekebalan tubuh ini, diharapkan tubuh kita dapat terhindar dari penularan. Atau kemungkinan mengalami sakit yang berat akibat infeksi Covid-19. Dengan kata lain, meredam risiko infeksi Covid-19.

Editors' Pick

2. Cara kerja vaksin

2. Cara kerja vaksin
Pexels/Gustavo Fring

Setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, seseorang bisa menekan risiko terinfeksi. Tubuh telah mengingat virus pembawa penyakit.

Setelah mengenalinya, tubuh yang telah divaksin akan membuat antiobodi sendiri untuk melawan virus. Untuk saat ini, vaksin Covid-19 dianggap sebagai solusi tepat untuk pencegahan. 

3. Obat Covid-19

3. Obat Covid-19
Unsplash/mufidpwt

Untuk saat ini, obat Covid-19 masih dalam pengembangan atau belum ditemukan. Pasien Covid-19 akan menerima obat yang ditujuan untuk meredakan atau mengobati gejala.

Beberapa juga mendapatkan obat antiviral. Selaon itu, sebagian besar pasien positif Covid-19 dilaporkan dapat sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami.

4. Melawan varian Delta

4. Melawan varian Delta
Unsplash/vikimo

Covid-19 terus bermutasi, termasuk varian Delta yang mengkhawatirkan. Setelah mendapatkan vaksin Covid-19, masyarakt diharapkan jangan lengah.

Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan, menekankan bahwa mereka yang divaksinasi tidak boleh merasa aman hanya karena mereka memiliki dua dosis.

5. Harus menambah kewaspadaan

5. Harus menambah kewaspadaan
Pexels.Anna Tarazevich

WHO dalam siaran persnya juga menegaskan masyarakat harus terus menerapkan protokol kesehatan. Tak hanya mencucui tangan atau menggunakan hand sanitizer, memakai masker dan menjaga jarak minimal 1 meter, tapi ada tambahan lain agar tetap aman.

"Vaksin saja tidak akan menghentikan transmisi komunitas. Orang-orang perlu terus menggunakan masker secara konsisten, berada di ruang berventilasi, kmenjaga ebersihan tangan, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan," tambahnya

Lawan virus corona bersama-sama. Jadi jangan kasih kendur Covid-19 dengan tetap menjaga kesehatan protokol kesehatan. 

Baca juga:

The Latest