website.com/hartadinataabadi
Latar Belakang dan Pendidikan
Mengenal latar belakang dan pendidikan dari seorang Snadra Sunanto. Berbeda dari Maya, Sandra Sunanto berasal dari jalur akademik dan bisnis manufaktur.
Ia meraih Sarjana Manajemen dari Universitas Katolik Parahyangan (1996), lalu Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan akhirnya menyelesaikan program doktoral di Erasmus University Rotterdam, Belanda, pada 2013.
Pendidikan tinggi lintas negara ini membentuk pemikiran analitis dan kemampuan manajerialnya yang kuat. Ia banyak mempelajari dan mendalami berbagai ilmu sehingga ia mampu berpikir secara luas.
Sandra dikenal sebagai sosok yang perfeksionis, teliti, dan sangat berorientasi pada data, karakter yang kemudian menjadi kunci suksesnya dalam mengelola perusahaan publik.
Karir dan Perjalanan Profesional
Sebelum masuk dunia bisnis, Sandra menghabiskan lebih dari 20 tahun di dunia akademik. Ia menjadi dosen dan konsultan manajemen ritel di kampusnya sendiri, bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Ekonomi (2003–2006).
Titik balik kariernya terjadi pada 2017, saat ia dipercaya menjadi Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), salah satu produsen dan peritel perhiasan emas terbesar di Indonesia.
Sejak memimpin, Sandra berhasil membawa HRTA dari sekadar pemain lokal menjadi perusahaan publik dengan ekspor ke berbagai negara Asia. Ia fokus pada tiga strategi utama:
Modernisasi produksi emas dan perhiasan, dengan teknologi manufaktur terkini.
Ekspansi jaringan ritel “The Palace Jeweler” dan “Hartadinata Jewelry” ke seluruh Indonesia.
Digitalisasi sistem penjualan emas, agar produk emas bisa diakses lebih mudah oleh konsumen muda.
Alasan Masuk Daftar Fortune 2025
Sandra Sunanto masuk dalam daftar Asia’s Most Powerful Women 2025 karena keberhasilannya memimpin industri konvensional menjadi perusahaan berdaya saing global.
Ia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas bisnis emas di tengah fluktuasi harga global, sekaligus memperluas akses investasi emas bagi masyarakat luas.
Selain itu, Sandra dikenal memiliki leadership style yang kuat namun empatik. Ia sering turun langsung ke pabrik dan toko ritel untuk memahami proses kerja karyawan di lapangan.
Konsistensi dan ketelitiannya membawa HRTA mencatatkan pertumbuhan penjualan stabil setiap tahun, bahkan di masa pandemi.
“Bagi saya, emas bukan hanya barang mewah, tapi bentuk keamanan ekonomi bagi keluarga Indonesia,” ujar Sandra dalam wawancara.
Dampak dan Inspirasi
Banyak dampak yang telah Sandra lakukan. Sandra mewakili figur perempuan yang sukses di sektor industri padat karya. Bidang yang selama ini jarang diisi perempuan di level top management.
Ia menjadi inspirasi bagi banyak perempuan yang ingin terjun ke sektor manufaktur, ritel, maupun investasi. Pencapaiannya membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan dapat menghadirkan keseimbangan antara strategi bisnis dan empati terhadap pekerja.
Kisah Maya Watono dan Sandra Sunanto menunjukkan bahwa kekuatan perempuan tidak ditentukan oleh usia, latar belakang, atau bidang kerja. Mereka membuktikan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang visi, dedikasi, dan dampak bagi banyak orang.
Dua nama ini mungkin baru awal, namun mereka membuka jalan bagi generasi perempuan Indonesia berikutnya untuk percaya: tidak ada industri yang terlalu besar, dan tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai.
Itulah informasi mengenai 2 perempuan Indonesia paling berpengaruh di Asia 2025. Semoga dapat menginspirasi Mama ya!