5 Hoax yang Sempat Bikin Heboh Selama Setahun Pandemi Covid-19

Dari teori konspirasi kaum elit hingga ditanami chip ketika melakukan vaksinasi

3 Maret 2021

5 Hoax Sempat Bikin Heboh Selama Setahun Pandemi Covid-19
Unsplash/artem_kniaz

Tepat 2 Maret 2021, Indonesia setahun pandemi Covid-19. Kasus Covid-19 01 di Depok pada tahun 2020 lalu sangat heboh dan menggemparkan. Banyak orang panik dan kalang kabut karena virus corona masuk ke Indonesia.

Ditambah saat itu belum ada penanganan secara pasti mengenai orang yang terinfeksi virus ini. Akibatnya, banyak informasi yang salah alias hoax yang beredar di masyarakat. Hingga kini, setelah setahun pandemi ribuan hoax menyebar dari satu orang ke orang lain.

Popmama.com merangkum beberapa hoax yang sempat menghebohkan selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia.

1. Virus Covid-19 adalah teori konspirasi

1. Virus Covid-19 adalah teori konspirasi
Pexels/Nataliya Vaitkevich

Awal-awal adanya Covid-19 yang menyebar di Wuhan banyak orang menganggap itu adalah virus yang sengaja dibocorkan dari lab percobaan. Namun, ahli saat itu menyebut jika virus corona terlalu kompleks jika memang rekaan manusia. 

Per Februari 2021 kemarin, WHO kembali mendatangi laboratorium du kota tersebut untuk menyelidiki asal-usul SARS-COV2 ini. Wakil direktur laboratorium, Shi Zhengli mengatakan ia sempat cemas karena ditakutkan virus corona telah bocor dari fasilitas tempatnya bekerja.

Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa tidak ada urutan gen yang cocok dengan virus yang dimiliki laboratorium. Karena pandemi Covid-19 ini, China telah menghadapi kritik besar dari seluruh negara di dunia. Sebab, pemerintahnya dinilai gagal karena dianggap menyepelekan virus ini di awal dan tidak segera mencegah penyebarannya.

Editors' Pick

2. Klaim deteksi virus corona dalam 10 detik

2. Klaim deteksi virus corona dalam 10 detik
Pexels/Andrea Piacquadio

Hoaks selanjutnya yang menyebar adalah cara untuk mendeteksi seseorang positif Covid-19 tanpa perlu uji lab atau pemeriksaan dokter. Kabar ini sempat menyebar di grup-grup Whatsapp saat itu. 

"Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik! Jika Anda berhasil mengeluarkan napas tanpa batuk, tidak nyaman, lelah, dan kaku di dada, ini membukti kan bahwa tidak ada Fibrosis di paru-paru dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa tidak ada virus!," potongan pesan singkat itu. 

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengatakan, informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Dikutip dari berbagai sumber, Faqih menyebut tes deteksi virus corona yang ada di Indonesia dan sudah diakreditasi oleh WHO adalah tes PCR.

3. Klaim bawang merah bisa menyerap Covid-19

3. Klaim bawang merah bisa menyerap Covid-19
Unsplash/Goh Rhy Yan

Karena virus corona ini belum ada obatnya, masyarakat berlomaba-lomba mencari alternatif untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya dengan cara tradisional. Beberapa menawarkan tips untuk mencegah atau melawan infeksi ini. 

Diunggah oleh akun Facebook Mbah Juminten Haha Hihi, pada 23 Maret 2020. Selain bawang putih yang sempat viral, kali ini ia mengklaim bawah merah bisa mencegah virus corona. Konon bahkan tak perlu dimakan. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kominfo.go.id, pada 15 Februari 2020 menyebut berita itu adalah hoaks belaka. Asal-usul soal bawang merah penangkal virus ini berasal dari situs luar negeri Very Well Health yang berjudul "Will an Onion in the Room Stop a Cold or the Flu?". 

Cara tradisional dengan cara menaruh bawang mentah di dalam ruangan saat seseorang sakit bermula pada tahun 1500-an. Selama wabah pes (bubonic plague), potongan bawang ditempatkan di sekitar rumah untuk mencegah orang tertular penyakit mematikan itu.

Saat pandemi flu pada 1918 lalu, juga muncul kebiasaan menaruh potongan bawang dalam ruangan. Namun, klaim yang menyebut bahwa meletakan bawang merah yang telah dikupas bisa menangkal Covid-19 tidak didasari bukti ilmiah. Bahkan Kominfo memasukkannya sebagai hoax. 

4. Thermo gun bisa merusak otak

4. Thermo gun bisa merusak otak
Unsplash/mufidpwt

Informasi selanjutnya yang beredar di masyarakat dan sempat heboh adalah hoax thermo gun yang merusak otak. Sebab, sinar laser yang ditembakkan thermo gun ke kening bisa merusak struktur otak karena ada radiasi. 

Hal itu pun dikonfirmasi oleh berbagai pakar yang menyebutkan tidak benar. Kabar soal berbahayanya thermo gun ini langsung dikonfirmasi oleh Hoax Buster Covid-19 milik pemerintah pada 7 September 2020. 

Postingan hoax thermo gun ini berawal dari akun Facebook Jan Roskott dengan narasi berbahasa dari Inggris yang berisikan klaim bahwa thermo gun dapat merusak kelenjar pineal.

Sinar laser oleh thermo gun sendiri bukanlah yang berfungsi untuk mengukur temperatur melainkan hanya sebagai alat bantu untuk membidik bagian yang akan diukur suhunya. Sinar laser menggunakan daya lebih rendah daripada 1 mW dan energinya sangat kecil sehingga tidak akan mampu untuk merusak jaringan retina apalagi sehingga menembus jaringan otak. 

"Cara thermo gun mengukur suhu suatu benda adalah dengan cara mengukur energi dan emisivitas infra merah yang diradiasikan oleh benda yang akan diukur suhunya," ujar artikel di laman Hoax Buster Covid-19 ini. 

5. Vaksinasi Covid-19 akan memasukkan chip ke tubuh

5. Vaksinasi Covid-19 akan memasukkan chip ke tubuh
Pexels/Gustavo Fring

Kabar terakhir yang cukup terupdate adalah pemberian vaksin kepada masyarakat Indonesia. Sebelum vaksin resmi diberikan pada Januari 2021, banyak informasi yang beredar bahwa akan ditanami chip yang bisa mengontrol manusia seumur hidup.

Akun Twitter sarang hamnida (@kharimakharima1) mengunggah cuitan pertama mengenai klaim ini. Satu video kompilasi seperti video wawancara Erick Thohir di Mata Najwa, presentasi Bill Gates, dan Jay Walker selaku CEO APIJECT di CBN News. Cuitan itu disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa Erick Thohir menjelaskan chip yang terdapat dalam vaksin Covid-19.

Hoax Buster Covid-19 menelusuri kabar ini dan rupanya cuitan itu tidak tepat. Pertama, pada video wawancara Erick Thohir di Mata Najwa episode pada 13 Januari 2021, Erick tidak menyebutkan adanya chip di dalam vaksin, melainkan barcode pada botol dan kemasan vaksin COVID-19 yang diperlukan dalam pelacakan vaksin, seperti mengetahui kepada siapa vaksin tersebut disuntikkan.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga menegaskan bahwa chip yang terdapat dalam vaksin Covid-19 itu tidak benar adanya.

Itulah tadi sejumlah hoax Covid-19 yang menghebohkan masyarakat Indonesia. Siapa nih di antara teman atau anggota keluarga Mama yang mendapatkan pesan di atas?

Baca juga:

The Latest