Sinovac hingga Zifivax Jadi Vaksin Booster, Apa KIPI yang Dirasakan?

Selain itu, masih ada jenis vaksin lain yang masih dalam tahap penelitian BPOM

10 Januari 2022

Sinovac hingga Zifivax Jadi Vaksin Booster, Apa KIPI Dirasakan
Freepik/rawpixel.com

Menurut data Kementerian Kesehatan, per hari ini 10 Januari 2022, total vaksinasi Covid-19 Nasional dosis ke dua sudah mencapai 116.999.284 dosis atau 56% dari 208 juta sasaran vaksinasi populasi Indonesia.  

Tentunya setelah pelaksanaan vaksin dosis kedua, pemerintah juga telah mempersiapkan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster untuk masyarakat Indonesia. Dimana ini juga merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai angka 70% populasi dunia yang sudah tervaksinasi di 2022.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, setidaknya dibutuhkan 230 juta dosis untuk pelaksanaan program vaksin booster ini Ma.

Kabar baiknya, saat ini sudah ada 5 jenis vaksin global yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk jadi vaksin booster nih Ma. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto dalam Evaluasi PPKM, pada Senin (10/1).

Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai jenis vaksin booster berserta Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)-nya. Simak!

1. 5 jenis vaksin yang sudah disetujui menjadi vaksin booster

1. 5 jenis vaksin sudah disetujui menjadi vaksin booster
Pexels/maksgelatin

Pemerintah hingga saat ini bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang mempersiapkan terkait program suntikan ketiga vaksin Covid-19 atau vaksin booster, yang akan mulai dilaksanakan pada 12 Januari 2022.

Kabar terbarunya menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto belum lama ini, bahwa ada 5 jenis vaksin yang sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat sebagai vaksin booster. Diantaranya yaitu Sinovac Coronavac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

“Pemerintah sudah mempersiapkan untuk vaksin booster, beberapa yang sudah mendapatkan EUA BPOM yaitu Sinovac Coronavac, Pfizer, Astrazeneca, Moderna dan Zifivax, terkait dengan kesiapan suntikan ketiga,” jelas Airlangga Hartanto dalam Keterangan Pers Menteri terkait ‘Evaluasi PPKM’, Senin (10/1).

2. Kelima jenis vaksin tersebut sudah melalui proses evaluasi dari BPOM

2. Kelima jenis vaksin tersebut sudah melalui proses evaluasi dari BPOM
Pexels/Thirdman

Menurut Kepala BPOM, Penny K Lukito, kelima jenis vaksin yang telah mendapatkan EUA tersebut telah melalui beberapa proses evaluasi dan juga telah memenuhi syarat-syarat yang berlaku untuk digunakan sebagai vaksin booster.

“Tentunya sebelum mendapatkan EUA dari BPOM, (vaksin) telah melalui proses evaluasi bersama para tim ahli komite nasional penilai obat serta vaksin, dan telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada, sehingga bisa dilanjutkan dengan proses pemberian EUA,” jelas Penny dalam pemaparannya terkait izin penggunaan darurat vaksin booster.

Dalam hal ini selain memberikan izin penggunaan terhadap beberapa jenis vaksin, BPOM juga telah mengawal berbagai penelitian di dalam negeri, yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin serta pembangunan fasilitas produksi dalam negeri. Sehingga diharapkan nantinya, Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin-vaksin, terutama vaksin Covid-19.

3. Beberapa kemungkinan efek samping dari kelima vaksin booster yang sudah disetujui

3. Beberapa kemungkinan efek samping dari kelima vaksin booster sudah disetujui
Freepik/prostooleh

Sama seperti pemberian vaksin dosis satu dan dua, tentunya dalam vaksin booster ini juga memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terhadap tubuh kita Ma. Berikut beberapa efek samping dari ke lima vaksin booster yang telah disetujui penggunaanya oleh BPOM:

  • Coronavac. Umumnya vaksin coronavac memberikan reaksi berupa rasa nyeri tepat pada bagian yang disuntikkan vaksin, serta kemerahan dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.
  • Pfizer. Penyuntikan vaksin Pfizer untuk booster, menimbulkan efek samping berupa rasa nyeri di bagian suntikan, nyerti otot, demam dan juga nyeri sendi.
  • AstraZeneca. Menurut hasil uji klinis, vaksin AstraZeneca memberikan efek samping yang kurang lebih sama dengan jenis vaksin lainnya, dimana 55% bersifat ringan dan 37% bersifat sedang.
  • Moderna. Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari vaksin booster Moderna yakni nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, serta demam.
  • Zifivax. Berdasarkan uji klinis, efek samping vaksin Zifivax masih bisa ditoleransi, yaitu seperti sakit kepala dan kelelahan, nyeri ditempat suntikan dan demam.

Nah demikianlah tadi Ma, informasi terbaru mengenai pemberian izin penggunaan darurat kelima vaksin global sebagai vaksin booster beserta dengan KIPI masing-masing dari jenis vaksin yang disetujui untuk menjadi booster. 

Semoga ke depannya semakin banyak vaksin jenis lainnya yang bisa digunakan untuk booster ya Ma, mengingat saat ini masih ada beberapa jenis vaksin yang sedang dalam tahap penelitian oleh BPOM. Update terus informasi seputar vaksin di Popmama.com ya Ma!

Baca juga:

The Latest