Perempuan Ini Lakukan Operasi Hidung agar Bisa Bernapas dengan Lega

Rhinitis membuatnya selama ini harus bernapas melalui mulut

13 Juli 2023

Perempuan Ini Lakukan Operasi Hidung agar Bisa Bernapas Lega
Freepik/Jcomp

Rhinitis merupakan sebuah kondisi peradangan di saluran hidup yang menyebabkan penderitanya mengalami sejumlah gejala, seperti hidung tersumbat, pilek, bersin-bersin, hingga gatal pada hidungnya.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, alergi, maupun paparan zat iritan seperti asap rokok. Rhinitis dapat bersifat akut atau kronis, tergantung pada durasi gejala penderitanya.

Belum lama ini, seorang pengguna TikTok dengan username @mandy.cj menceritakan pengalamannya menderita Rhinitis. Hal itu menyebabkan hidungnya selalu mengeluarkan lendir dan kesulit bernapas, sehingga harus bernapas melalui mulut.

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas ulasan terkait perempuan ini lakukan operasi hidung agar bisa bernapas dengan lega.

1. Cerita mandy.cj yang mengalami Rhinitis dan memutuskan untuk operasi

“Aku punya Rhinitis! Stuffy nose, ke mana-mana selalu meler banget. Nafas selalu pake mulut, sama nggak pernah bisa napas 100% karena dalamnya lendir,” curhat @mandy.cj dalam unggahan di akun TikTok miliknya.

Setelah 22 tahun lamanya, Mandy akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi demi membuat dirinya bisa bernapas normal layaknya kebanyakan orang. Bahkan, Rhinitis juga turut membuatnya kesulitan makan, mudah bersin, dan sakit-sakitan.

Operasi yang dilaluinya hanya memakan waktu selama 30 menit. Selepas operasi, Mandy hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan bertekstur lembut. Pasca operasi juga membuat Mandy untuk pertama kalinya dapat bernapas dengan lega melalui hidung.

“Setelah 22 tahun akhirnya bisa merasakan hirup 100% oksigen sedalem ini sampai bisa rasain itu angin masuk ke hidung terus ke tenggorokan sampai paru-paru dan keluar lagi menjadi karbondioksida tanpa adanya lendir,” tulis @mandy.cj.

Menurut Mandy, bebas menghirup oksigen diibaratkan sebagai berkah terbaik yang diberikan Tuhan. Operasi yang dijalaninya tersebut juga tak hanya berdampak pada kemudahannya dalam menghirup oksigen melalui hidung, tetapi juga rasa makanan yang masuk ke dalam mulutnya terasa lebih nikmat.

“Makanan juga jadi enak banget karena bisa nafas sambil makan. Dulu tuh susah napas karena selalu napas pake mulut,” kata @mandy.cj.

“Gue senang banget. So grateful sekarang bisa napas se-normal orang. Breathing is such a privilege. Indahnya itu bisa napas,” lanjutnya.

Editors' Pick

2. Mengenal apa itu Rhinitis

2. Mengenal apa itu Rhinitis
Freepik/wayhomestudio

Mengutip dari Siloam Hospital, Rhinitis merupakan sebuah kondisi di mana lapisan lendir hidung mengalami peradangan. Lapisan lendir hidung memiliki peran untuk menghasilkan cairan tipis dan transparan yang berfungsi mencegah benda asing masuk ke hidung serta saluran pernapasan.

Peradangan yang terjadi dapat memicu produksi lendir secara berlebihan. Sehingga, lendir yang normalnya bening dan tipis lama kelamaan menjadi tebal serta berwarna kekuningan. Apabila berlangsung dalam waktu lama, maka Rhinitis dapat berujung pada sinusitis hingga polip hidung.

3. Penyebab Rhinitis terbagi menjadi dua

3. Penyebab Rhinitis terbagi menjadi dua
Freepik/evening-tao

Jika dilihat dari penyebabnya, Rhinitis terbagi menjadi dua, yaitu Rhinitis alergi dan non alergi. Berikut penjelasan selengkapnya:  

  • Rhinitis alergi

Rhinitis alergi atau hay fever disebabkan karena paparan alergen, seperti debu, tungau, serbuk sari, bulu binatang, atau alergen lainnya. Dalam kondisi ini, sistem imun tubuh keliru mengenali zat tersebut sebagai zat asing yang perlu dikeluarkan,

Sehingga, tubuh menimbulkan reaksi alergi berlebih yang berujung pada peradangan lapisan hidung. Alhasil, sensitivitas pada slauran pernapasan pun meningkat.

  • Rhinitis non alergi

Rhinitis nonalergi disebabkan karena perubahan cuaca, obat-obatan, kondisi medis, perubahan hormon, makanan, dan aroma tertentu. Kondisi ini kerap dialami oleh anak-anak dan orang dewasa di atas 20 tahun.

Pada dasarnya, rhinitis alergi dan non alergi memiliki gejala yang serupa, sehingga hanya bisa didiagnosis melalui pemeriksaan oleh tenaga ahli.

4. Faktor risiko dan gejala Rhinitis

4. Faktor risiko gejala Rhinitis
Freepik/Lifestylememory

Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko Rhinitis, sebagai berikut:  

  • Alergi
  • Infeksi virus
  • Paparan asap rokok atau polutan lain
  • Riwayat keluarga dengan alergi atau rhinitis
  • Perubahan cuaca
  • Pekerjaan di industri kayu atau yang berisiko terpapar zat tertentu
  • Perubahan hormon pada saat kehamilan
  • Penggunaan obat-obatan tertentu.

Kemudian, ada pula sejumlah gejala yang sejatinya dialami oleh penderita Rhinitis, berikut di antaranya: 

  • Pembengkakan pada kulit di bawah mata
  • Batuk
  • Bersin-bersin
  • Pilek
  • Gatal pada hidung, tenggorokan, dan rongga mulut
  • Hidung tersumbat
  • Kelelahan
  • Konjungtivitis alergi (mata berair, gatal dan merah).

5. Kapan seharusnya berkonsultasi ke dokter?

5. Kapan seharus berkonsultasi ke dokter
freepik/tirachardz

Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap gejala Rhinitis sebagai hal yang sepele, bahkan sering kali diabaikan karena menganggapnya sebagai kondisi normal. Hal ini pun menyebabkan Rhinitis semakin parah.

Untuk hal yang tidak diinginkan, pastikan segera mengunjungi dokter apabila mengalami kondisi di bawah ini: 

  • Muncul efek samping dari obat alergi
  • Obat alergi tidak memberikan perubahan yang signifikan
  • Mengalami kondisi yang berpotensi memperburuk gejala rhinitis, seperti asma, infeksi sinus, atau polip hidung.

Nah, jadi itu dia penjelasan terkait Rhinitis dan cerita dari salah seorang warganet yang mengalami langsung gangguan peradangan tersebut. Semoga bisa menjadi ilmu baru bagi kita, ya!

Baca juga:

The Latest