Sempat Jenuh Akting, Sheila Dara dan Ringgo Agus: Ketemu Yandy Laurens Jadi Titik Balik

Merasa jenuh dengan rutinitas tentu pernah dialami oleh banyak orang, tak terkecuali para aktor yang harus berakting dan mendalami peran. Sheila Dara juga sempat merasa jenuh dengan rutinitasnya karena mengerjakan proyek yang serupa. 

“Aku pernah ada di titik di mana aku kerja tuh bisa, kebetulan satu projectnya itu misalnya syutingnya 5 hari, terus selama sebulan itu aku mengerjakan 4 project, ceritanya mirip-mirip, apa ya namanya, mungkin ganti nama ganti profesi, ceritanya mirip gitu, dan lama-lama ya jenuh juga, butuh stimulan lain supaya aku bisa tetap tertarik sama kerjaan ini. Sebenarnya titik baliknya tuh ketemu sama Yandy sih,” tutur Sheila Dara dalam wawancara eksklusif di kantor IDN Jakarta, Rabu (22/10/25).

Aktris kelahiran Bandung, 24 September 1992 tersebut mengatakan bahwa ia merasakan titik balik saat bertemu dengan sutradara Yandy Laurens. Meski proyek pertama bersama sutradara tersebut hanya sebuah iklan, ia merasakan pengalaman yang menarik.

“Kalau aku sih ngerasa waktu itu aku, proyek pertama aku sama Yandy tuh film pendek buat sebuah brand. Ceritanya tuh simpel banget, cuma tentang drama keluarga, simpel banget. Tapi entah kenapa, rasanya jauh lebih tulus daripada yang selama ini aku kerjakan. Tanpa ada intensi untuk mengecilkan yang sebelumnya aku kerjakan karena aku merasa itu butuh skillset yang berbeda, ungkap Sheila.

Sama seperti Sheila Dara, sebagai aktor Ringgo Agus juga pernah mengalami jenuh dengan dunia peran. Dirinya bahkan sempat berniat ingin berhenti menjadi aktor sebelum akhirnya menjalani proyek film dengan Yandy Laurens.

“Stimulannya ya sama sih, gara-gara ketemu Yandy Laurens, karena dia tidak hanya teman bekerja, tapi di luar itu juga dia menjadi teman yang sangat-sangat baik sekali. Cara pandang, cara pikir, banyak kesamaan dari ya kami lah gitu ya. Mungkin orang-orang yang pernah kerja sama Yandy paham artinya apa gitu,  kenapa dia seperti itu, berangkatnya dari mana, ya titik baliknya sama sih. Dulu juga saya beberapa kali bilang kalau nggak ketemu Yandy mungkin saya sudah berhenti main film,” ungkap Ringgo kepada Popmama.com, Rabu (22/10/25).

Ia mengungkapkan setelah bekerja sama di film Keluarga Cemara, lingkungan yang diciptakan Yandy mendukung aktor untuk ikut berdiskusi dan menuangkan pikiran secara bebas. Hal ini yang membuat dirinya kembali bersemangat untuk kembali berakting, terbukti dengan beberapa filmografi terbaru Ringgo banyak film garapan Yandy Laurens. 

Beberapa karya Yandy Laurens beberapa tahun belakangan ini memang menarik perhatian penonton tanah air karena dianggap memberikan warna baru meski isu atau konflik yang diangkat sederhana. Sebut saja Keluarga Cemara, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, 1 Kakak 7 Ponakan, dan terbaru Sore: Istri dari Masa Depan memberi kesan yang kuat kepada penonton dengan pengemasan cerita yang unik dan sudut pandang yang berbeda dari biasanya. 

“Kita bisa punya banyak sudut pandang dari satu isu yang sama, dan itu sebenarnya yang kita harapkan, bisa lebih di eksplor lagi dari film-film yang ada di Indonesia. Isunya tetap relatable sama apa yang kita jalani sehari-hari, tapi penyampaiannya tuh punya identitas diri masing-masing,” kata Sheila.

Berkaca dari pengalamannya berakting di proyek Yandy Laurens, Sheila punya pandangan bahwa untuk eksplor isu yang lebih dalam juga harus punya identitas yang kuat. Ia dan Ringgo juga berharap agar para film maker juga membuat karya yang jujur, jika ingin memberikan unsur fantasi juga harus memiliki alasan yang jelas, bukan sekadar gaya.

“Jujur tuh maksudnya adalah membuat film karena memang ada yang perlu dan penting untuk disampaikan. Misalnya, dia bikin film tentang alam, tentang menyampaikan kepada penontonnya dengan cara yang mengemas yang sangat bagus sehingga membentuk kesadaran penontonnya,” kata Ringgo menambahkan penjelasan Sheila. 

Kemampuan akting yang mumpuni hingga meraih kesuksesan film Sheila dan Ringgo, salah satunya Jatuh Cinta Seperti di Film-Film karya yang jadi proyek keduanya bersama Yandy Laurens yang meraih Piala Citra untuk Film Panjang Terbaik FFI 2024 membuat keduanya akhirnya dipilih jadi Duta FFI 2025. Meski sempat terkejut, keduanya ingin memanfaatkan tanggung jawab ini untuk membuat FFI terus berlanjut agar industri perfilman tanah air semakin hidup.

“Ini bukan sekedar gaya-gayaan atau apa karena memang pengen mendukung industrinya. Ini adalah industri yang kami selami, industri tempat dimana kami juga bekerja dan berkarya. Kami ingin industri ini semakin ke depan, semakin tetap sehat, dengan ada FFI ada satu bentuk apresiasi terhadap teman-teman yang kerja di industri film,” tutur Ringgo. 

Keduanya menjadikan titel Duta FFI sebagai ajang belajar mengenai industri film lebih dalam sekaligus mengenalkan apa yang mereka dapat kepada masyarakat, termasuk pentingnya FFI terus eksis sebagai wadah apresiasi. Sheila juga mengatakan bahwa ternyata banyak hal yang harus ia dan Ringgo beritahu kepada masyarakat luas agar industri ini semakin luas. 

“Aku melihat ini jadi kesempatan belajar aja jadi cari tahu tentang industri perfilman kita seperti apa sih keadaannya lebih tahu juga soal FFI dan akhirnya berusaha menjembatani FFI dan teman-teman, masyarakat luas juga karena ternyata memang banyak info-info yang orang tuh gak tau,” pungkas Sheila 

Sheila menjelaskan bahwa saat keliling ke beberapa kota di Indonesia, banyak masyarakat yang belum tahu bahwa semua orang bisa submit karya ke FFI, baik film pendek, panjang, dokumenter, atau bahkan kritik film. Banyak juga yang belum tahu bahwa tahun lalu pemenang kritik film bahkan memberikan review hanya lewat media sosial.

Sempat ingin menyerah dan berhenti main film hingga akhirnya bertemu sutradara yang cocok, Sheila Dara dan Ringgo Agus kini diberi tanggung jawab untuk mengedukasi dan memberi tahu bahwa masyarakat harus dan bisa berpartisipasi membangun industri film lokal semakin maju.

Itu dia penjelasan soal keduanya sempat jenuh akting hingga Sheila Dara dan Ringgo Agus ungkap bertemu Yandy Laurens jadi titik balik. Apakah kamu jadi salah satu penikmat karya mereka?