Siapa Pemilik SPBU VIVO? Lagi Ramai Dibicarakan Publik

SPBU Vivo yang beroperasi di Indonesia sejak 2017, merupakan anak perusahaan dari PT Vivo Energy Indonesia. Sebelumnya, dikenal dengan nama PT Nusantara Plant Indonesia (NEPI), dan baru berganti nama menjadi Vivo Energy Indonesia pada 2017.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Vivo Energy Indonesia memiliki dua pemegang saham utama, yaitu Mansel Oil Asia Pte Ltd dan Nusantara Energy Resources Pte Ltd. Namun, siapa sebenarnya yang berada di balik kedua pemegang saham ini? 

Ternyata, PT Vivo Energy Indonesia, meskipun memiliki nama yang hampir mirip dengan merek ponsel asal China, tidak ada kaitannya dengan perusahaan-perusahaan besar asal Tiongkok. Perusahaan ini masih terafiliasi dengan Vitol Group, sebuah raksasa energi yang berbasis di Swiss. Vitol Group adalah perusahaan penyalur BBM terbesar di dunia, dengan pendapatan global yang mencapai ratusan miliar dolar AS.

Salah satu pertanyaan muncul belakangan ini adalah apakah Prabowo Subianto, terlibat dalam kepemilikan PT Nusantara Energy Resources, yang tercatat sebagai salah satu pemegang saham Vivo Energy Indonesia? Sejumlah spekulasi beredar di berbagai media, tetapi, petinggi partai Gerindra dengan tegas membantah hal tersebut.

Mengutip dari dokumen dalam publikasi resmi ICIJ soal Paradise Papers, lewat Fadli Zon yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan, meski memiliki kemiripan dengan nama perusahaan Prabowo, yakni 'Nusantara Energy', namun ada perbedaan jelas. Perusahaan milik Prabowo terdiri dari dua kata, sementara yang terkait dengan SPBU Vivo menggunakan tiga kata.

Bahkan, mereka menegaskan bahwa nama perusahaan yang terdaftar sebagai pemegang saham PT Vivo Energy Indonesia, yakni Nusantara Energy Resources, bukanlah milik Prabowo atau kelompok usahanya. Jadi, meskipun ada kesamaan nama, tidak ada bukti kuat yang mengaitkan Prabowo dengan PT Nusantara Energy Resources.

Di Indonesia, SPBU Vivo mulai dikenal luas setelah memulai operasionalnya pada tahun 2017. Dengan menawarkan berbagai jenis bahan bakar non-subsidi, Vivo menjadi salah satu pesaing baru yang cukup menarik perhatian. 

Untuk menandingi pemain lama seperti Pertamina, Vivo memasarkan BBM dengan harga lebih kompetitif, seperti Revvo 89 yang memiliki oktan lebih rendah dibandingkan dengan Pertalite milik Pertamina. Vivo juga berhasil memperluas jaringannya dengan membuka berbagai SPBU baru di beberapa kota besar di Indonesia. 

Tidak sedikit pula SPBU Vivo yang sebelumnya merupakan bekas SPBU Total keluar dari pasar Indonesia karena menilai sektor hilir BBM di Indonesia tidak menguntungkan. Seiring dengan bertambahnya jumlah SPBU Vivo, perusahaan ini terus berusaha memperkenalkan berbagai produk bahan bakar berkualitas tinggi kepada konsumen Indonesia. 

Harga BBM Vivo yang berlaku mulai Februari 2025 adalah sebagai berikut:

• Revvo 89: Rp 13.260 per liter
• Revvo 92: Rp 13.350 per liter
• Revvo 95: Rp 13.940 per liter
• Diesel Primus Plus: Rp 15.030 per liter

Itu dia jawaban dari pertanyaan tentang siapa pemilik SPBU VIVO? Dengan berbagai informasi ini, kini kamu sudah tahu siapa sebenarnya yang berada di balik SPBU Vivo dan mengapa perusahaan ini begitu menarik perhatian publik.