“Kadang baru main seperempat adegan udah di-cut karena harus ganti shot. Itu bikin butuh fokus tinggi buat jaga emosinya,” kata Rio saat wawancara eksklusif Popmama.com pada Selasa (11/11/2025).
5 Tantangan Rio Dewanto saat Main Film Keadilan (The Verdict)

- Menjaga intensitas di ruang sidang
- Berhadapan dengan culture shock metode syuting Korea
- Menguliti emosi dan menghadapi dilema moral
Kolaborasi Indonesia-Korea dalam film Keadilan (The Verdict) memberikan pengalaman baru bagi banyak pihak, termasuk Rio Dewanto yang memerankan karakter utama sebagai Raka.
Meski dikenal sebagai aktor berpengalaman, Rio mengakui bahwa proses penggarapan film ini memberi tantangan berbeda dari proyek-proyek sebelumnya.
Berikut Popmama.com rangkum tantangan terbesar Rio Dewanto selama membintangi film Keadilan (The Verdict).
1. Menjaga intensitas di ruang sidang

Tantangan terbesar yang dihadapi Rio Dewanto adalah menjaga intensitas dramatik di ruang sidang. Rio menjelaskan bahwa hampir 75% kejadian di film ini terjadi di dalam courtroom (ruang pengadilan).
Maka dari itu, tantangannya adalah bagaimana membuat eskalasi dramanya terus naik agar tensi penonton tidak turun. Jika tensi tidak terjaga, dikhawatirkan penonton akan merasa adegannya itu-itu aja dan perasaan penonton tidak tergiring untuk semakin naik tensinya.
2. Berhadapan dengan culture shock metode syuting Korea

Salah satu hal yang paling berkesan bagi Rio adalah proses produksi secara keseluruhan, terutama karena keterlibatan tim dari Korea, termasuk sutradara Lee Chang-hee.
Sutradara Korea, Lee Chang-hee, menerapkan sistem kerja yang sangat detail dan disiplin. Semua adegan sudah digambarkan dalam storyboard, dan proses syuting harus benar-benar mengikuti panduan itu.
Ia bahkan sempat mengalami culture shock karena belum terbiasa dengan pola kerja seperti itu. Meskipun secara teknis syuting menjadi lebih cepat dan efisien, metode ini menuntut penyesuaian besar bagi dirinya.
3. Menguliti emosi dan menghadapi dilema moral

Karakter yang diperankan Rio menghadapi dilema moral yang kompleks. Untuk menyiapkan diri secara emosional, Rio menggunakan metode dengan mencoba mencari perasaan yang dirasakan oleh karakter ini yang pernah ia rasakan di dalam hidupnya.
“Setiap dialognya kita kulitin aja gitu satu persatu dan ketika proses persiapan pun juga cukup banyak waktu kita untuk menelaah setiap perkataan yang keluar dari dialog si karakter tersebut gitu,” ujarnya.
4. Menyederhanakan dialog agar lebih natural

Tantangan lain datang dari naskah itu sendiri. Karena penulis naskah berasal dari Korea, terkadang terjemahan bahasa mereka ke Indonesia kurang pas.
Untungnya, Rio berkolaborasi erat dengan Reza Rahadian, yang ia sebut sudah seperti mentor dan budayawan tingkat dewa di keaktoran.
“Reza cepat banget bikin kalimat yang enak diucapin. Kadang aku bilang, ‘Rez, tolong dong buatin dialog ini biar enak',” ujar Rio sambil tertawa.
5. Penyesuaian koreografi dan adegan action

Rio juga menghadapi tantangan saat menjalani adegan action. Meski tidak terlalu banyak, proses latihan tetap dilakukan sebelum syuting. Namun, saat masuk ke lokasi syuting sebenarnya, banyak koreografi yang harus diubah.
Menurut Rio, saat persiapan mereka hanya bisa menebak-nebak bentuk set, jadi beberapa gerakan dibuat berdasarkan perkiraan. Ketika akhirnya masuk ke real set, selalu ada penyesuaian, baik itu ditambah maupun dikurangi.
Meskipun banyak koreografi yang dikurangi, Rio menyatakan tidak ada rasa kecewa karena hal tersebut hal biasa. Ia menyadari bahwa film ini dilabeli sebagai drama courtroom thriller, bukan film yang berat pada genre action.
Nah, itu dia tantangan yang dihadapi Rio Dewanto selama membintangi Keadilan (The Verdict).



















