Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi melakukan diet
Pixabay/DesignedbyDean

Intinya sih...

  • Kisah seorang perempuan berhasil turunkan berat badan hampir 20 kg dalam 4 bulan dengan bantuan ChatGPT, chatbot AI buatan OpenAI

  • ChatGPT membantu atur pola makan dan olahraga harian yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya, serta memberikan ide olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah.

  • Konsistensi dan kesadaran diri tetap diperlukan meski menggunakan ChatGPT, konsultasi ke ahli gizi tetap diperlukan untuk diet sehat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kisah seorang perempuan berhasil menurunkan berat badan hampir 20 kilogram hanya dalam empat bulan viral. Uniknya, diet yang perempuan tersebut jalani berhasil tanpa bantuan ahli gizi atau pelatih pribadi, melainkan berkat ChatGPT, chatbot AI buatan OpenAI. 

Cerita ini pertama kali dimuat oleh The Economic Times dan langsung menjadi perbincangan! Pasalnya ini menunjukkan bagaimana teknologi AI mulai berperan dalam dunia kesehatan dan gaya hidup. 

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya mengenai perjalanan diet turun 20 Kg dalam 4 bulan dengan ChatGPT, kok bisa?

1. Pakai ChatGPT untuk atur pola makan dan olahraga

Unsplash/Levart_Photographer

The Economic Times tidak menyebutkan nama dari perempuan tersebut. Artikel itu diunggah pada 17 Oktober 2025 lalu, di mana ia memanfaatkan ChatGPT untuk membuat rencana diet dan olahraga harian yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya. 

Perempuan tersebut memasukkan data berat badan, tinggi badan, aktivitas harian, dan target penurunan berat badan. ChatGPT lalu membantu merancang menu makan rendah kalori namun tetap bergizi seimbang.

ChatGPT juga memberikan ide olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah, seperti yoga, jalan cepat, dan latihan kekuatan sederhana. Dengan bantuan AI ini, ia bisa lebih disiplin karena setiap hari punya jadwal dan daftar menu yang terstruktur. 

"ChatGPT seperti teman virtual yang selalu mengingatkan dan memberi motivasi," tulisnya dari kanal berita internasional tersebut.

2. Sukses diet dengan ChatGPT: konsistensi dan kesadaran diri

Pexels/Travis Yewell

Meski ChatGPT memberikan panduan, keberhasilan diet ini tidak datang secara instan. Ia tetap menerapkan pola makan teratur, menjaga porsi, dan konsisten berolahraga. 

Selain itu, ia menggunakan ChatGPT bukan sekadar untuk mencari “cara cepat kurus”, tetapi untuk memahami pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Menurut laporan Hindustan Times, banyak pengguna AI lain juga melaporkan hasil positif ketika menjadikan ChatGPT sebagai “teman akuntabilitas” dalam proses diet mereka. Artinya, AI membantu mereka tetap fokus dan sadar terhadap tujuan, tanpa tekanan ekstrim seperti pada metode diet ketat atau crash diet.

3. Waspadai risiko, konsultasi ke ahli gizi tetap diperlukan

Pexels/Andres Ayrton

Meski kisah ini bisa menjadi inspirasi, sayangnya tidak semua orang bisa meniru cara ini secara aman. Sehingga belum tentu cara yang sama akan berhasil di semua orang atau bahkan justru bisa berbahaya.

Dikutip dari Health, para ahli menekankan bahwa ChatGPT bukan alat medis sehingga bisa saja memberikan saran yang tidak cocok untuk kondisi tertentu. Misalnya, pasien dengan kondisi seperti diabetes, gangguan hormonal, atau defisiensi nutrisi tertentu.

Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan pemantauan dengan dokter gizi atau ahli nutrisi sebelum menjalani program diet, terutama jika ingin menurunkan berat badan dalam jumlah besar secara sehat dan terkontrol. 

Teknologi seperti ChatGPT bisa menjadi alat bantu yang cerdas, tetapi bukan pengganti konsultasi profesional. Gunakan AI sebagai pendamping, bukan penentu utama keputusan kesehatan kita.

Itulah tadi kisah mengenai perjalanan diet turun 20 Kg dalam 4 bulan dengan ChatGPT. Meski teknologi sudah canggih, berkonsultasi ke ahlinya tetap cara yang bijak untuk diet sehat.

Editorial Team