Popmama.com/Kevin Daniel Karalo/AI
Pada makanan berkuah, susu, atau olahan fermentasi, munculnya gelembung atau gas yang tidak biasa merupakan tanda pembusukan. Gas ini terbentuk akibat bakteri anaerob yang memfermentasi kandungan makanan secara tidak aman. Perubahan ini biasanya juga disertai aroma asam yang kuat.
Jika Mama membuka wadah dan melihat ada gelembung naik atau tekstur cairan yang aneh, itu menandakan makanan sudah tidak layak. Munculnya gas juga dapat membuat wadah menggembung, yang menjadi tanda penting untuk segera membuang makanan tersebut demi keamanan.
Itulah rangkuman dari beberapa ciri makanan yang sudah basi.
Mengenali ciri makanan yang sudah basi akan membantu mama menjaga kesehatan keluarga setiap hari. Dengan memahami tanda-tandanya, mama bisa mencegah risiko keracunan dan menjaga kualitas setiap hidangan.
Berapa lama reaksi setelah makan makanan basi? | Efek setelah makan makanan basi bervariasi, tetapi gejala keracunan makanan umumnya muncul dalam 4 hingga 24 jam setelah makan, dengan kasus yang lebih cepat (30 menit hingga 8 jam) akibat toksin bakteri tertentu, seperti Staphylococcus aureus, dan yang lebih lambat (6 jam hingga 6 hari) akibat bakteri lain, seperti Salmonella. |
Apa yang harus dilakukan jika terlanjur makan makanan basi? | Jika tidak sengaja memakan makanan basi, segera minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan bantu mengeluarkan racun dari tubuh. Setelah beberapa jam, segera konsumsi makanan ringan yang mudah dicerna seperti bubur, pisang, atau biskuit gandum, serta istirahat yang cukup. Hindari minuman berkafein, bersoda, atau alkohol, dan jangan mengonsumsi obat antidiare tanpa resep dokter karena bisa memperburuk gejala. |
Apa efek samping makan makanan basi? | Efek samping makan makanan basi adalah keracunan makanan yang gejalanya meliputi mual, muntah, diare, kram perut, sakit kepala, dan demam. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit yang tumbuh pada makanan basi. |