"Persis kayak opening filmnya, saya selalu lihat ruko rumah masa kecil saya itu yang dulu ngontrak sekarang sudah ditempati orang lain," tuturnya.
Kita Usahakan Rumah Itu oleh Sal Priadi: Hunian Bukan Lagi Mimpi

- Arti "rumah" bukan sekedar bangunan fisik, tetapi juga kenangan dan orang di dalamnya.
- Pendekatan personal Yandy Laurens dalam film pendek "Kita Usahakan Rumah Itu" mencakup cerita masa kecilnya.
- Punya rumah fisik bukan lagi mimpi berkat program KPR Easy Start dari OCBC untuk generasi muda.
Penyanyi Sal Priadi meluncurkan short movie salah satu lagu andalannya yakni "Kita Usahakan Rumah Itu" pada Seni (9/6/2025). Film pendek itu disutradarai oleh Yandy Laurens. Ia juga merupakan sutradara film 1 Kakak 7 Ponakan yang sempat viral.
Short movie ini didukung oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC). Kolaborasi antara OCBC Indonesia, Sal Priadi dan Yandy Laurens menghasilkan sebuah karya yang menyentuh serta mengangkat makna rumah sebagai tempat di mana cerita dan kenangan dimulai. Belum lagi akting Amanda Rawless dan Chico Kurniawan yang begitu menggetarkan.
Peluncuran ini menjadi bagian dari visi besar OCBC dalam rangka mengajak generasi muda, pasangan suami-istri baru atau untuk mulai berani membangun masa depan-termasuk memiliki rumah impian. Tentunya tanpa harus mengorbankan gaya hidup dan kestabilan finansial, tetap #FUNanciallyFIT.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!
1. Arti "rumah" bukan sekedar bangunan fisik

Salah satu makna dari short movie "Kita Usahakan Rumah Itu" adalah makna soal rumah. Bagi Yandy Laurens, selaku sutradara dan Sal Priadi, sang pencipta lagu, rumah bukan hanya sekadar bangunan tetapi juga orang yang ada di dalamnya termasuk kenangan yang disimpan.
"Rumah itu bukan hanya bangunan, letaknya di mana, tapi juga kenangan dan akumulasi memori di dalamnya," jelas Sal Priadi dalam press conference peluncuran short movie "Kita Usahakan Rumah Itu" di Ballroom Djakarta Theatre, Senin (9/6/2025).
2. Pendekatan personal Yandy Laurens di film pendek ini

Menurut sang sutradara, film pendek "Kita Usahakan Rumah Itu" memiliki nilai personal yang kuat untuknya. Yandy Laurens mengambil potongan cerita dirinya sendiri dalam karyanya ini.
Ia mengambil kenangan dari masa kecilnya mengenai lokasi syuting, sebuah ruko yang sangat mirip dengan rumah masa kecilnya di Makassar. Yandy menceritakan setiap kali pulang ke sana selalu melihat bangunan tersebut dan flashback soal kenangan dengan orangtuanya di rumah tersebut.
Oleh karenanya saat melakukan syuting, yang tidak jauh dari rumah aslinya, Yandy merasa terharu. Amanda Rawless dan Chico Kurniawan dipilih, mereka memberikan daya magis dengan waktu syuting yang singkat.
3. Punya rumah fisik bukan lagi mimpi

Marcomm and Loyalty Business Head OCBC, Nanda Nandiana, mengatakan soal isu anak muda sulit punya rumah memang tak bisa ditampik. Seolah punya rumah hanya mimpi bagi banyak orang.
Oleh karena itu, sebagai bagian dari OCBC ia anak muda tahu bahwa ada banyak cara untuk bisa memiliki rumah. Bahkan hal itu bisa didapatkan dengan tetap menjalani gaya hidup yang seimbang sambil tetap merencanakan masa depan dengan bijak.
“Kami hadir sebagai solusi finansial agar mereka bisa mulai mencicil mimpi, termasuk rumah impian mereka. Diharapkan dengan pendekatan yang lebih fun dan emosional dari musik video ini kamipun bisa menggaungkan bahwa kami hadir dengan solusi lengkap,” jelasnya.
Nanda menyebut, film dan lagu ini menggambarkan dinamika kehidupan anak muda urban yang tengah mengusahakan rumah dalam berbagai makna rumah sebagai tempat tinggal, tempat pulang, hingga tempat berbagi cerita.
Sebagai informasi, OCBC memiliki program KPR Easy Start yang merupakan produk KPR pertama dari OCBC NISP. Program KPR ini dirancang khusus untuk milenial (21-45 tahun) dengan angsuran rendah, tenor hingga 25 tahun, dan fleksibilitas cicilan.
4. Sulit punya rumah, finansial juga perlu 'check up' lho

Masih pada kesempatan yang sama, Nanda Nandiana tidak menepis situasi sulitnya memiliki rumah di Indonesia. Banyak faktor yang memengaruhi, tetapi harga rumah yang semakin lama tak terkendali sehingga membuat anak muda khawatir.
"Rasanya untuk memulai untuk punya rumah dengan berbagai macam alasan 'duh' gitu kan, rumah kan harganya mahal apa kebeli, terus kalau udah bela-belain beli, nyicilnya sampai belasan tahun apa sanggup gitu kan, terus belum lagi kalau udah tahu cicilannya besar," katanya.
Ia menyampaikan bahwa sebelum memutuskan untuk memiliki rumah, hal utama yang perlu dilakukan adalah menilai kondisi manajemen keuangan pribadi. Berdasarkan data Financial Fitness Index dari OCBC, langkah awal untuk memiliki rumah dengan sistem cicilan perlu disesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing.
Jika kemampuan mencicil sudah masuk dalam kategori kebutuhan dasar atau fundamental manajemen keuangan, artinya seseorang sudah memiliki fondasi finansial yang cukup kuat untuk mulai mengambil komitmen tersebut.
Itulah tadi informasi selengkapnya soal film pendek "Kita Usahakan Rumah Itu" dan mimpi anak muda punya rumah. Siapa yang relate?



















