Rumah Orangtua Wardatina Mawa Terkena Banjir, Kondisinya Bikin Haru

Banjir yang datang tanpa diduga membuat keluarga Wardatina Mawa harus bergegas menyelamatkan diri dan barang-barang penting. Air yang masuk ke dalam rumah terus meningkat hingga memaksa mereka berkumpul di lantai dua.

Wardatina menggambarkan situasinya sebagai momen penuh rasa campur aduk. Ruangan yang biasanya dipenuhi canda tawa kini berubah menjadi area pengungsian.

Kasur-kasur digelar rapat untuk menampung seluruh anggota keluarga yang beristirahat di ruangan gelap dan lembap. Kondisi ini membuat suasana semakin menyayat hati, terutama ketika lantai bawah rumah sepenuhnya sudah tidak bisa dihuni.

Di tengah rumah yang sudah porak-poranda akibat banjir, Wardatina Mawa menemukan momen yang paling menampar perasaannya. Saat berada di lantai atas, ia melihat foto pernikahannya dengan sang suami masih terpajang rapi di dinding.

Pemandangan tersebut membuat hatinya langsung jatuh. Ruangan itu menjadi saksi banyak kenangan. Mulai dari masa kecil hingga hari bahagia saat ia menikah.

Semua kenangan yang dulu terasa hangat kini terasa sangat kontras dengan ujian yang sedang ia hadapi. Baik dari sisi rumah tangga maupun bencana alam yang datang bersamaan.

Rumah orangtuanya bukan hanya tempat tinggal bagi Wardatina Mawa, tetapi juga tempat yang menyimpan rekaman hidupnya sejak kecil hingga dewasa. Kini, banjir besar memaksa mereka bertahan dengan cara yang tidak pernah dibayangkan.

Meski demikian, Wardatina memperlihatkan ketegaran yang luar biasa. Ia meminta doa agar hatinya tetap kuat dan langkahnya tetap lurus. Ia percaya bahwa masa depan yang lebih indah telah disiapkan, meski harus melalui berbagai ujian yang berat seperti hari ini.

Itulah rangkuman cerita rumah orangtua Wardatina Mawa terkena banjir. Musibah banjir yang menimpa rumah orangtua Wardatina Mawa menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja.

Di tengah situasi sulit, Wardatina tetap menunjukkan ketegaran dan harapan yang besar untuk masa depan keluarganya.