Jangan Salah Pilih, Kenali Ciri Teman Sejati menurut Agama Islam

Kita memang tidak perlu menutup diri dan memilih-milih pertemanan. Hanya saja yang jelas kita harus tetap berteman dengan siapa saja, namun berusaha tidak mengikuti sifat buruk dari teman kita.

Sebagai seorang muslim, kita bisa melihat teman kita bisa jadi panutan yang baik atau tidak. Hal tersebut bisa kita contoh dari tindakan dan perilakunya.

Misalnya saja teman kita rajin menunaikan salat lima waktu, berakhlak, bertutur kata baik dan tidak menyia-nyiakan diri dengan hal yang tidak penting. Dengan menunjukkan sifat baik tadi, maka teman kita tersebut bisa mencerminkan cinta terhadap Allah SWT.

Bayangkan saja jika Mama bertemu teman yang selalu pahit muka, atau tidak menunjukkan senyum ramahnya, pasti kita akan enggan dan tidak senang melihatnya.

Jika bertemu sosok teman yang ceria, murah senyum, dapat mencairkan suasana, maka jelas akan berdampak positif pada pertemanan, bukan?

Apalagi, sifat murah senyum dan cerita pun selalu ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Perlu diingatah juga bahwa senyum juga bisa dikategorikan sedekah, lho.

Jangan salah, sedekah bukan hanya berbentuk harta saja, melainkan berbentuk senyuman juga. Apalagi sebuah senyuman bisa membahagiakan orang lain.

Sulit rasanya jika kita tidak menyampingkan ego prasangka buruk. Namun, dengan berprasangka baik pun hal yang sangat penting diperlihatkan kepada teman.

Kita tidak boleh selalu suudzon, dan diharuskan husnudzon atau berbaik sangka. Ini termasuk salah satu akhlak baik yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat berbaik sangka kepada teman atau tetangga sekitar jelas berdampak besar di dalam kehidupan, terutama dalam hubungan manusia.

Sikap yang ditunjukkan bisa dengan rasa tenang, berpikiran positif terus kepada orang lain dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada sesama. Tanpa perasaan iri, dengki, curiga atau rasa cemburu.

Nah, sikap ini yang bisa jadi panutan kita. Soal tolong-menolong ini termasuk modal utama untuk mempermudah urusan orang lain.

Allah SWT selalu mencintai orang yang meringankan beban orang lain dengan membantu sesama. Hal ini tentu bermanfaat, berguna dan dapat selalu memberikan kegembiraan pada orang lain.

Membantu pun tidak selalu dengan harta, melainkan bisa menolong dengan tenaga kita sendiri. Jika dirasa tidak mampu, maka bisa membantu dengan doa kepada saudara kita yang sedang mengalami kesusahan.

Memang ya, pola perilaku kita dalam bermedia sosial terkadang sudah kelewat batas wajar. Apalagi jika sudah sampai saling singgung dan membuka aib satu sama lain.

Padahal saat kita menutup aib teman atau kerabat kita, semoga di akhirat kelak Allah SWT senantiasa menutup aib kita juga.

Contoh lainnya perlu sekali menjaga rahasia ketika ada teman yang sudah mempercayakan keluh kesahnya kepada kita. Usahakan, kita jangan langsung memberitahukan kepada teman-teman yang lain dan malah asyik bergunjing.

Perlu diingat bahwa perilaku amanah dan menjaga rahasia orang lain menjadi ciri dari seseorang orang yang tanggung jawab, bahkan dapat diandalkan dan menjadi pendengar yang baik.

Semoga beberapa sifat serta ciri-ciri teman sejati tadi bisa kita tiru, bahkan diterapkan di kehidupan sehari-hari.