“Kadang-kadang kalau kita people pleaser itu selalu berusaha menyenangkan orang lain, tetapi kita nggak bisa jujur sama diri kita,” ungkap Enzy.
Main Film Yakin Nikah, Enzy Storia Curhat Jadi People Pleaser
Intinya sih...
- Dalam film Yakin Nikah, Enzy Storia berperan sebagai Niken, sosok perempuan yang sering kali lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Dari karakter inilah Enzy mendapatkan pelajaran berharga tentang hubungan.
- Enzy Storia menekankan bahwa pernikahan bukan sekadar menyatukan dua orang, melainkan sebuah kerja sama tim.
- Enzy Storia mengaku karakter Niken begitu dekat dengan realitas anak muda zaman sekarang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Mengangkat kisah dilema seorang perempuan dalam menentukan pilihan hati, film Yakin Nikah tak hanya memantik rasa penasaran penonton, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi para pemainnya.
Momen perenungan ini terungkap dalam konferensi pers perilisan trailer dan posternya yang berlangsung di Cinema XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
Enzy Storia, pemeran karakter Niken yang kerap berusaha menyenangkan orang lain atau disebut sebagai people pleaser, Enzy justru menemukan cermin baru tentang dirinya. Ia menyadari bahwa sebelum berkomitmen dalam sebuah hubungan, seseorang perlu lebih dulu mengenal diri sendiri dan tahu apa yang sebenarnya diinginkan.
Nah, berikut Popmama.com akan menguraikan bagaimana Enzy Storia curhat soal jadi people pleaser dan belajar kenali diri sebelum nikah.
Yuk, disimak lebih lanjut!
1. Belajar untuk tidak sekadar menyenangkan orang lain
Dalam film Yakin Nikah, Enzy Storia berperan sebagai Niken. Niken adalah sosok perempuan yang sering kali lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Dari karakter inilah Enzy mendapatkan pelajaran berharga tentang hubungan.
Enzy menambahkan kalau menikah bukan hanya tentang memenuhi harapan sekitar dan tradisi semata, melainkan tentang kesiapan pribadi. Menurutnya, penting untuk terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum melangkah lebih jauh dalam hubungan.
2. Pentingnya mengenal diri sebelum menikah
Enzy Storia juga menekankan bahwa pernikahan bukan sekadar menyatukan dua orang, melainkan sebuah kerja sama tim. Ia merasa film ini mengajarkannya untuk melihat hubungan secara lebih dalam, bukan hanya dari sisi cinta atau materi semata.
“Kalau mau menikah itu memang kita harus kenal sama diri kita dulu, jangan bawa trauma ke pasangan kita. Karena nikah itu kan teamwork ya,” kata Enzy.
Baginya, kesiapan menikah justru datang dari kesadaran tentang kebutuhan diri sendiri, bukan karena desakan orang lain atau sekadar rasa takut sendiri.
3. Merasa relate dengan keresahan banyak anak muda
Enzy Storia mengaku karakter Niken begitu dekat dengan realitas anak muda zaman sekarang. Banyak orang di usia 25 hingga 35 tahun sering kali dihantui pertanyaan yang sama, sudah yakin untuk menikah, atau justru masih nyaman sendiri?
“Film ini akan relate sama banyak orang, apalagi yang umur 25, 30 atau bahkan 35 yang belum nikah. Pertanyaannya kan sering muncul 'yakin nggak sih gue mau nikah? Apa gue hidup sendiri juga nggak apa-apa?',” tuturnya.
Nah, itu dia bagaimana Enzy Storia curhat soal jadi people pleaser dan belajar kenali diri sebelum yakin nikah.
Enzy berharap penonton bisa melihat bahwa keraguan bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari proses menemukan jawaban yang paling jujur untuk diri sendiri.
