5 Fakta Keluarga Pangeran Hisahito, Harapan Baru Monarki Jepang

Pangeran Hisahito lahir pada 6 September 2006 sebagai anak bungsu sekaligus satu-satunya putra dari pasangan Putra Mahkota Fumihito (Pangeran Akishino) dan Putri Kiko.

Kehadirannya begitu istimewa, karena menjadikannya sebagai pewaris sah takhta setelah papanya. Dengan posisinya itu, Hisahito kini berada di urutan kedua garis suksesi, tepat di belakang sang papa, dan menjadi satu-satunya penerus muda laki-laki di dalam keluarga inti Kekaisaran Jepang.

Kelahiran Hisahito juga menjadi momen bersejarah. Ia hadir setelah empat dekade lamanya tidak ada bayi laki-laki yang lahir di keluarga kekaisaran. Sebelum dirinya, anggota laki-laki terakhir yang lahir adalah papanya sendiri, Pangeran Fumihito, pada 1965.

Selama masa itu, keluarga kekaisaran hanya dianugerahi putri, termasuk Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Naruhito. Kehadiran Hisahito seolah menjawab kerinduan sekaligus kekhawatiran akan hilangnya penerus laki-laki dalam garis keturunan kaisar.

Meski kehadiran Hisahito membawa harapan baru, keluarga kekaisaran Jepang tetap menghadapi ancaman serius berupa krisis suksesi. Hal ini disebabkan aturan hukum yang ketat yakni hanya laki-laki keturunan kaisar dari garis laki-laki yang dapat mewarisi takhta.

Sementara jumlah pangeran dalam keluarga kini semakin sedikit. Banyak putri kerajaan yang kehilangan statusnya setelah menikah dengan rakyat biasa, membuat lingkaran keluarga semakin mengecil. Oleh karena itu, Hisahito sering disebut sebagai “harapan terakhir” monarki Jepang.

Pada usia 18 tahun, seorang anggota keluarga kerajaan biasanya menjalani upacara kedewasaan resmi atau Seijin-shiki. Namun, bagi Pangeran Hisahito, acara penting tersebut sempat ditunda. Alasannya, ia masih fokus mempersiapkan pendidikan tinggi dan ujian masuk universitas.

Baru pada September 2025, bertepatan dengan ulang tahunnya ke-19, Hisahito menjalani upacara Kakan-no-Gi. Upacara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol bahwa dirinya kini siap memikul tanggung jawab lebih besar sebagai anggota dewasa keluarga kekaisaran.

Di balik sorotan publik dan ekspektasi besar yang melekat padanya, Hisahito tumbuh dalam suasana keluarga yang hangat. Ia memiliki dua kakak perempuan, yaitu Putri Mako dan Putri Kako, yang sejak kecil dikenal dekat dengannya.

Sang mama, Putri Kiko, juga dikenal sangat perhatian pada pendidikan dan perkembangan anak-anaknya. Bagi Hisahito, keluarga bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga fondasi yang menguatkan dirinya dalam menghadapi tekanan sebagai calon pewaris tahta tertinggi di Jepang.

Itulah deretan fakta Pangeran Hisahito bukan hanya simbol harapan monarki Jepang, tetapi juga remaja yang tumbuh dalam lingkaran keluarga kecil nan hangat. Di tengah krisis suksesi dan sorotan publik, kehadiran keluarga menjadi penopang utama dalam kehidupannya.

Dengan dukungan orangtua dan kedua kakaknya, ia diharapkan mampu melanjutkan tradisi panjang kekaisaran sekaligus membawa warna baru bagi masa depan monarki Jepang.