Melakukan seks dengan pasangan yang sama-sama mau dan setuju jauh lebih baik, ketimbang seks yang memaksa atau bahkan membuat salah satu pihak merasa terancam.
Perlu diingat bahwa berhubungan seks bagi pasangan suami istri merupakan ekspresi cinta, apalagi jika ditunjukkan untuk membina hubungan yang lebih intim.
Belum lagi dengan komunikasi yang intens keduanya akan mengarahkan ke jalan yang lembut dan penuh persetujuan.
Perlu diketahui, berikut merupakan bentuk-bentuk dari marital rape dan harus dihindari oleh pasangan suami istri antara lain:
- Berhubungan seks secara paksa
Jika seorang suami atau istri melakukan penahanan, mendorongnya secara paksa, memaksa berhubungan seks dengan menyakitinya, maka itu merupakan tindak pemerkosaan.
- Berhubungan seks saat merasa terancam
Jika mengalami pemaksaan seks melalui ancaman verbal yang melukai bahkan meluapkan emosi berlebih jika menolak, maka perlu hati-hati ya. Biasanya kasus seperti ini berimbas pada mengikuti keinginan daripada mengambil risiko karena merasa terancam, baik disakiti fisik atau emosional.
- Berhubungan seks dengan manipulasi
Jika seorang suami atau istri menuduh pasangannya bukan seseorang yang baik, memerasnya atau mengatakan bahwa dia sangat buruk di ranjang sehingga ia akan pergi ke tempat lain, maka itu jelas-jelas memanipulasi.
Mungkin beberapa akan melakukan pengancaman, pergi membawa anak-anak jika tidak menuruti permintaan berhubungan seksnya. Itu jelas-jelas termasuk perkosaan.
- Berhubungan seks ketika tidak memberikan persetujuan bersama pasangan
Melakukan seks jelas harus berlandaskan suka sama suka. Jika seorang istri misalnya dibius, tertidur, mabuk atau tidak sadarkan diri, jelas tidak dapat memberikan persetujuan.
- Berhubungan seks dengan cara menyandera
Mungkin beberapa pasangan ada yang memposisikan menjadi superior dengan mengendalikan semua uang, membatasi berteman, bertemu keluarga atau keluar rumah.
Tak ayal akan menjadi sandera di rumahnya sendiri. Hal terburuk yang akan terjadi, dia akan menyerah dengan apa yang diinginkan si superior tersebut. Termasuk berhubungan seks secara paksa.
- Berhubungan seks saat tidak punya pilihan lain
Menyerah tidak sama dengan memberikan persetujuan, jadi ketika seseorang merasa bahwa lebih mudah menyerah pada aktivitas seks yang dia tidak suka. Itu berarti bukan menghormati kebutuhannya, itu pemerkosaan.
Nah, sekarang Mama mungkin sudah mengetahui lebih banyak terkait marital rape. Usahakan menjadi pasangan yang suportif, tidak memaksa dan menghormati apa keputusan pasangan termasuk perihal kehidupan seks di atas ranjang.
Munculnya pemerkosaan dalam pernikahan karena salah satunya tidak menjalankan komunikasi dengan baik, sehingga memaksa dan melakukan segala cara agar nafsu seksualnya terpuaskan.
Semoga ini bisa jadi renungan tersendiri dalam membina sebuah rumah tangga.