Ini Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Film Seni Memahami Kekasih

Dalam wawancara eksklusif, Agus Mulyadi menjelaskan bahwa dari film Seni Memahami Kekasih yang ingin ditunjukkan kepada penonton adalah kisah asmara tidak hanya milik mereka yang berasal dari kalangan kaya raya saja, tapi merupakan hak bagi semua orang.

"Asmara itu bukan cuma monopoli yang kaya-kaya, asmara itu adalah hak semua orang dan orang-orang yang merasa tidak punya kekuatan atau backup sosial atau backup ekonomi itu juga punya cara untuk memperjuangkan cintanya," katanya di IDN HQ, Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Sambungnya, film ini pun ingin menyampaikan kepada orang-orang untuk tidak takut jatuh cinta. Pasalnya, Agus berpendapat bahwa jatuh cinta itu gratis.

"Jadi, sebenarnya kami ingin menyampaikan pada orang-orang untuk lebih berani jatuh cinta, bagaimanapun kondisi ekonomi mereka, kondisi pendidikan mereka. Jangan takut jatuh cinta karena jatuh cinta itu gratis," tambahnya.

Senada dengan apa yang disampaikan Agus, Febby berpendapat bahwa dari film Seni Memahami Kekasih yang ingin disampaikan adalah semua orang berhak untuk jatuh cinta terlepas dari apa pun background-nya.

"Menurut aku, sama kayak dibilang sama Mas Agus, maksudnya terlepas dari semua background-nya baik biasa-biasa saja, menengah ke bawah, ataupun kalangan atas, menurut aku, ya semua berhak jatuh cinta dengan caranya masing-masing gitu," kata Febby.

Dia pun menilai bahwa kisah cinta antara Agus dan Kalis yang ditampilkan dalam film sangat relate dengan kehidupan banyak orang dan tidak terlalu rumit. Alhasil, dia memandang bahwa film ini bisa ditonton oleh semua kalangan.

"Kisah percintaan Agus dan Kalis di film ini, kisah percintaan yang dialami orang-orang gitu, lho. Masalahnya ya natural. Itu yang menurut aku banyak terjadi di kebanyakan orang. Bukan kisah percintaan yang rumit, perselingkuhan, toxic, atau kasar. Pokoknya yang heboh gitu tidak," katanya.

"Ini tuh permasalahan yang ya sehari-hari, kadang kayak gengsi saling ngomong duluan atau kayak miss komunikasi. Terus, misalnya saling ngasih surprise buat satu sama lain, kayak gitu-gitu. Menurut aku sangat relate dan terjadi nyata gitu, lho, di kebanyakan orang di Indonesia," sambungnya.

Berbeda dengan Agus dan Febby, Kalis justru berpendapat bahwa film Seni Memahami Kekasih ingin menyampaikan kepada penonton tentang pentingnya untuk memahami ketakutan yang dirasakan oleh pasangan.

Menurut Kalis, ada banyak ketakutan-ketakutan yang bisa dirasakan oleh perempuan maupun laki-laki. Sayangnya, rasa ketakutan itu terkadang tak disampaikan dan hanya disimpan saja di dalam kepala masing-masing.

"Kadang-kadang ada banyak banget ketakutan-ketakutan yang ada di kepala seorang perempuan. Demikian pula ternyata ada ketakutan-ketakutan yang ada di kepala seorang laki-laki yang kalau itu nggak ketemu, kadang-kadang itu mereka cuma nggak diomongin, dan nggak dialami gitu 'kan jadi cuma ketakutan itu disimpan aja dalam kepala masing-masing," katanya.

Diadaptasi dari buku berjudul Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi, film Seni Memahami Kekasih mengisahkan perjalanan cinta antara Agus Mulyadi dengan istrinya, Kalis Mardiasih.

Agus Mulyadi adalah seorang blogger asli Magelang yang sering membahas mengenai kesehariannya, sosial-politik, sepak bola, hingga isu-isu populer di media sosial. Sementara Kalis adalah seorang penulis sekaligus aktivis muda Nahdlatul Ulama yang peduli terhadap isu-isu sosial, khususnya perempuan.

Saat keduanya hampir jadian, ketakutan akan masa depan dan ekonomi yang pas-pasan datang menghantui mereka. Dapatkan mereka melalui ini semua? Apakah jatuh cinta ada seninya? Akankah mereka mendapatkan happy ending?

Film Seni Memahami Kekasih masih bisa banget Mama dan Papa saksikan secara langsung di bioskop. Apalagi, film ini memiliki berbagai pelajaran bermakna yang bisa dipetik seperti yang dikatakan Agus Mulyadi, Kalis Mardiasih, dan Febby Rastanty.

Jadi, jangan sampai ketinggalan ya, Ma!