Ringgo Agus dan Sabai Dieter Saling Berbagi Peran dalam Mengasuh Anak

Dalam kesempatan tersebut, Sabai mengaku sudah beragam pengalaman yang ia dan Ringgo rasakan saat membesarkan kedua anaknya, mulai dari menyusui anak pertama, tantrum, menyapih, dan masih banyak lagi.

"Bahkan sampai punya anak kedua juga tetap saja sama-sama belajar," tutur Sabai.

Meski begitu, Ringgo mengaku merawat dan membesarkan anak kedua jauh lebih santai. Akan tetapi, mereka masih saja menemui beragam kesulitan dan merasa punya pengalaman baru sama seperti pasangan muda yang pertama kali memiliki anak.

"Kita merasa seperti pasangan muda, mengurus bayi, malam-malam anak menangis, ah biasalah itu suami-istri, ya," ujar Ringgo.

Tak lupa, Ringgo dan Sabai juga menceritakan kala mereka berbagi peran saat masa toilet training untuk anak pertamanya. Ringgo dan Sabai mengaku bahwa hal ini menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan oleh mereka.

Sabai mengaku saat hendak jalan-jalan ke Jepang beberapa waktu yang lalu, ia sudah melakukan toilet training pada Bjorka terlebih dahulu. Namun menurut Ringgo, yang terjadi di Jepang sang anak sudah tidak tahan, tetapi tidak ada toilet yang tersedia.

Lanjutnya, ketika keadaan sudah sangat genting, dirinya yang bertugas mencarikan toilet untuk anaknya. Sampai pada akhirnya Ringgo pun menyerah untuk melakukan itu. Saat itu, Ringgo meminta kepada Sabai agar anaknya lebih baik menggunakan popok saja.

"Jawaban yang dia berikan (dari permintaan Ringgo) adalah, nggak anak aku bisa kok. Nggak apa-apa aku repot begini," ucap Ringgo sembari memperagakan kata-kata Sabai.

Sabai pun menjelaskan, jika ia memberikan popok kepada anaknya, maka ia harus mengajarkan toilet training dari awal kembali pada saat pulang ke rumah. Dirinya pun secara terang-terangan tidak mau hal itu terjadi.

Menurut Ringgo, menjadi suami yang supportif harus didasarkan pada kesadaran pribadi dan bukanlah suatu hal yang dapat direncanakan.

Ia menceritakan bahwa dari awal kehamilan, dirinya menjadi saksi bagaimana sang istri mengalami kesulitan saat hamil besar, proses melahirkan, hingga kurangnya waktu tidur. Atas saksi yang ia lihat, rasa suportif dalam diri Ringgo pun muncul dengan sendirinya.

"Setelah melihat semua proses tersebut, saya merasa pernanan saya lebih terasa kecil sekali dibanding dia (sang istri). Atas dasar itu yang menjadi saksi jerih payah istri, sampai akhirnya rasa suportif yang terbentuk itu muncul dengan sendirinya," kata Ringgo.

Ia juga tidak menyangka melihat rasa lelah yang luar biasa dirasakan sang Istri. Dirinya mengaku pernah memergoki sang istri menangis karena rasa kelelahan tersebut.

"Saya jadi nggak tega melihatnya. Masa sudah nggak tega melihat seperti itu, terus saya tidak mau jadi suami yang supportif," pungkas Ringgo.

Di mata Sabai, meskipun Ringgo tidak banyak membantu, ia mau berusaha semaksimal mungkin ketika dimintai bantuan.

Nah Ma, itulah rangkuman kisah yang diceritakan oleh Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter Morscheck yang berbagi peran dalam mengasuh kedua anaknya. Sama seperti orangtua pada umumnya, cerita yang dialami mereka memang tidak mudah ya, Ma.

Bagaimana dengan ceritamu?