Mama bisa mengandalkan panca indera untuk memastikan apakah ASI masih layak diberikan kepada si Kecil.
ASI yang sudah nggak aman biasanya memiliki bau tengik, aroma asam, tekstur menggumpal, atau perubahan warna yang nggak normal.
Meski pemisahan lemak saat disimpan adalah hal yang wajar, gumpalan besar atau lapisan yang sulit menyatu kembali setelah dihangatkan bisa menjadi tanda ASI sudah nggak baik untuk dikonsumsi, Ma.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mama harus membuang ASI jika tampilannya mencurigakan atau baunya berubah secara signifikan.
Penting bagi Mama untuk selalu memperhatikan aroma dan konsistensi ASI sebelum diberikan pada si Kecil.
Dilansir dari Mayo Clinic, bakteri juga dapat berkembang jika ASI terpapar suhu yang nggak stabil atau disimpan terlalu lama di luar batas rekomendasi. Karena itu, jika Mama merasa ragu, lebih baik memilih ASI yang lebih baru demi keamanan si Kecil.
Sementara itu, beberapa Mama memiliki ASI dengan kadar lipase tinggi, salah satu enzim yang membuat ASI tercium seperti sabun.
Menurut dokter laktasi dari Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP), kondisi ini nggak berbahaya dan ASI tetap aman dikonsumsi selama bayi menerimanya dengan baik. Jadi, aroma sabun tidak selalu menandakan ASI nggak baik, kecuali ketika si Kecil menolaknya.