Munculnya penelitian bahwa menunda pemotongan tali pusat selama tiga menit bisa memberikan bayi lebih banyak nutrisi, khususnya zat besi. Hal ini memang benar secara ilmiah.
Namun, Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) di Inggris memberikan peringatan bagi mereka yang memutuskan untuk menempuh lotus birth sebagai metode persalinan. Ya, risiko infeksi ternyata cukup tinggi jika melakukan metode ini.
Risiko terjadinya infeksi pada plasenta terbuka lebar. Bahkan, jika tidak segera tertangani, infeksi bisa menyebar ke bayi melalui tali pusat tersebut.
Artinya, membiarkan tali pusat lebih lama menempel pada pusar bayi ternyata tidak memberikan banyak keuntungan.
Apalagi, setelah keluar dari tubuh ibu, otomatis plasenta tidak berfungsi lagi alias berubah menjadi jaringan yang sudah mati.
Transfer darah yang lambat dari plasenta ke bayi pun meningkatkan risiko terjadinya jaundice atau kuning pada bayi. Maka, Mama perlu menimbang masak-masak apakah risiko lotus birth ini benar-benar sepadan dengan manfaat yang dirasakan ibu dan bayi.
Akhir kata, meski lotus birth diyakini sebagai salah satu metode persalinan alami, belum ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan manfaatnya pada ibu dan bayi.
Jadi, pastikan Mama sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang tepat mengenai keamanan melakukan lotus birth sebagai metode persalinan ya.
Baca juga: