Pengalaman Melahirkan Fanny Kondoh, Bukti Bayi Tabung Bisa Lahir Normal

- Fanny Kondoh jalani program bayi tabung anak pertama
- Jalani kehamilan dengan baik meski tanpa suami
- Sempat alami keguguran spontan
Mama mungkin sering mendengar bahwa bayi tabung lebih berisiko dan umumnya dilahirkan melalui operasi caesar. Namun, pengalaman Fanny Kondoh bisa jadi bukti bahwa anggapan tersebut tak sepenuhnya benar.
Melalui perjuangan panjang, konten kreator ini membagikan kisah inspiratifnya melahirkan anak pertamanya secara normal setelah menjalani program bayi tabung.
Bukan hanya berhasil menjalani proses kehamilan yang penuh tantangan, Fanny juga melewati berbagai ujian, dari kegagalan embrio transfer hingga kehilangan suami di awal kehamilan.
Namun dengan tekad, dukungan keluarga, serta bimbingan dokter yang tepat, ia berhasil membuktikan bahwa bayi tabung pun bisa dilahirkan secara alami.
Yuk simak informasi selengkapnya dari Popmama.com mengenai pengalaman melahirkan Fanny Kondoh, bukti bayi tabung bisa lahir normal.
1. Fanny Kondoh jalani program bayi tabung anak pertama

Setelah menikah dengan Hajime Kondoh pada 2017, Fanny dan suami menjalani program bayi tabung dua tahun kemudian.
Namun prosesnya tak selalu mulus. Ia mengalami dua kali kegagalan transfer embrio, salah satunya sempat membuatnya keguguran.
"Nikah 2017 habis nikah kok belum punya anak, akhirnya aku bayi tabung itu tahun 2019. Dua kali embrio transfer, sempat hamil terus keguguran," ungkapnya dalam tayangan YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
2. Jalani kehamilan dengan baik meski tanpa suami

Tantangan besar datang ketika sang Suami wafat di awal kehamilan. Fanny harus menjalani masa kehamilan tanpa pendamping hidupnya.
Meski begitu, ia tetap tegar berjuang demi calon bayinya yang kini dikenal publik sebagai "Baby Udon".
Beruntungnya, Fanny mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tetap produktif berkarya melalui konten digital.
Ia membuktikan bahwa perempuan bisa kuat, bahkan di tengah kehilangan dan kehamilan sekaligus.
3. Sempat alami keguguran spontan

Di usia kandungan 2 bulan, Fanny mengalami pendarahan yang diduga sebagai keguguran spontan. Namun, ia memutuskan mencari opini kedua dari rumah sakit berbeda, dan hasilnya mengejutkan.
“Jadi di usia kandungan hampir 2 bulan aku hampir kehilangan baby udon karena salah diagnosa... ternyata baby udon masih hidup sampai sekarang,” kata Fanny.
Pendarahan yang terjadi ternyata disebabkan oleh polip, bukan karena keguguran. Ini menjadi pengingat bahwa mencari second opinion sangat penting untuk keselamatan ibu dan janin.
4. Dukungan dokter untuk persalinan normal

Keinginan Fanny untuk melahirkan secara normal sempat diragukan karena kondisi polip. Namun, dokter Ridwan yang menanganinya justru memberikan harapan.
“Gimana dok apakah saya bisa lahiran normal? @ridwansude bilang, bisa lah fan... dan dengar itu aku langsung sujud syukur dalam hati,” ungkapnya.
Dukungan dari tenaga medis sangat penting dalam membangun kepercayaan diri Ibu hamil, terutama jika kehamilan berasal dari program bayi tabung yang kerap dianggap berisiko.
5. Bayi tabung bisa lahir secara normal

Akhirnya, pada awal Juli 2025, Fanny melahirkan Baby Udon melalui persalinan normal di Klinik Tembuni. Hal ini menjadi bukti bahwa, tidak semua bayi tabung harus lahir dengan prosedur caesar.
“Melahirkan nyaman, lancar, tenang bukan karena keberuntungan saja, tapi karena pemberdayaan diri (ikhtiar) secara maksimal atas izin Allah,” ujar Fanny.
Fanny pun menjadi contoh nyata bahwa dengan kesiapan fisik, mental, serta dukungan lingkungan dan dokter, Ibu dengan bayi tabung bisa menjalani persalinan normal secara aman.
Itulah cerita pengalaman melahirkan Fanny Kondoh, bukti bayi tabung bisa lahir normal.
Kisah Fanny Kondoh bukan hanya inspiratif tapi juga membuka mata banyak orang bahwa program bayi tabung tak melulu harus berakhir di meja operasi.



















