Seorang Ibu asal Mamuju Melahirkan di TPS saat Antre Mencoblos
Kok bisa ya? Yuk, simak cerita selengkapnya
10 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang ibu asal Mamuju, Sulawesi Barat, melahirkan di tempat pemungutan suara (TPS) pada Rabu (9/12/2020), tepat hari pencoblosan Pilkada serentak tahun 2020.
Bagaimana kronologi ibu bernama Nani (27) itu bisa melahirkan di TPS? Berikut rangkuman ceritanya yang berhasil Popmama.com rangkum.
Editors' Pick
Perut Mulas sebelum Pencoblosan
Nani bercerita awalnya dirinya datang untuk mencoblos di TPS nomor 26 Anjoro Pitu, Kelurahan Rimuku, Mamuju, Sulawesi Barat. Nani mengatakan, dirinya sudah mulai merasa sakit perut pada malam hari sebelum pencoblosan.
“Malam hari sebelum pencoblosan memang mulai merasa sakit perut,” kata Nani.
Meskipun begitu, dia tetap datang ke TPS bersama sang Suami. Nani pun harus antre untuk mencoblos karena ramainya para pemilih. Di tengah panjangnya antrean warga untuk mencoblos, Nani tiba-tiba merasa perutnya mulai sakit lagi.
Proses Persalinan Dibantu Petugas TPS
Petugas TPS pun sigap membantu Nani. Mereka langsung mengevakuasi Nani ke dalam TPS dan memintanya untuk berbaring. Tujuannya adalah mempermudah proses persalinan.
“Saya antre di TPS, kembali sakit perut hingga diangkat warga masuk ke TPS. Saya akhirnya melahirkan di situ,” ujar Nani.
Proses persalinan pun berjalan lancar setelah dibantu sejumlah warga. Sang bayi akhirnya lahir dengan selamat dan Nani memutuskan kembali ke rumah terlebih dahulu.
Dua jam setelah melahirkan, Nani kembali mendatangi TPS untuk menyalurkan hak pilihnya. Hingga kini, Nani belum memberi nama bayinya karena dia rencananya memberi nama si Kecil ketika mengadakan aqiqah.
Tanda-Tanda Mau Melahirkan
Tanda mau melahirkan memang mudah dirasakan yakni perut terasa mulas atau sering disebut kontraksi. Mama terkadang masih bingung membedakan konstraksi palsu dan kontraksi nyata sehingga kerap melakukan aktivitas seperti biasa dibanding langsung mendatangi dokter.
Kontraksi menjelang persalinan umumnya memberikan tekanan yang sangat kuat sehingga seringkali terasa menyakitkan. Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi nyata datang dengan intensitas tinggi. Kontraksi nyata bisa terjadi setiap lima sampai tujuh menit, kekuatannya pun sama menyakitkan.
Tanda lainnya adalah ketuban pecah yang ditandai keluarnya cairan berwarna putih bening seperti air kelapa. Cairan ketuban terus keluar dan tidak bisa ditahan alirannya.
Umumnya, Mama masih bisa beraktivitas saat kontraksi muncul dan ketuban mulai pecah. Ada pula ibu hamil yang mengalami diare jelang persalinan. Yang terpenting adalah Mama harus segera ke dokter apabila merasakan kontraksi dengan intensitas tinggi agar proses persalinan berjalan lancar.
Nah, itulah cerita seorang ibu di Mamuju yang melahirkan saat antre di TPS. Semoga tidak ada lagi peristiwa melahirkan di tempat umum ya, Ma.
Baca juga :
- Punya Mata Minus, Bisakah Melahirkan Secara Normal?
- Punya Cerita Tersendiri, 9 Seleb Ini Melahirkan di Bulan November 2020
- 7 Pertanyaan Soal Melahirkan yang Biasa Ditanyakan oleh Ibu Hamil