Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Risiko Menyusui saat Didiagnosis Kanker Payudara, Apakah Aman?

Ilustrasi intensitas menyusui (freepik.com/freepik)
freepik/freepik
Intinya sih...
  • Obat kanker dapat membahayakan bayi melalui ASI, terutama saat menjalani kemoterapi
  • Pemeriksaan radiologi dan operasi payudara dapat berdampak pada produksi ASI
  • Meskipun ada risiko, menyusui dari payudara yang sehat tetap bisa dilakukan setelah pengobatan selesai
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menyusui sering dianggap sebagai salah satu cara terbaik memberikan nutrisi dan perlindungan alami untuk bayi. Namun, kondisi bisa menjadi lebih kompleks ketika Mama didiagnosis kanker payudara.

Pada dasarnya, diagnosis kanker payudara tidak hanya berdampak pada kesehatan mama, tetapi juga memengaruhi keputusan penting terkait pemberian ASI pada si Kecil.

Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com siap membahas risiko menyusui saat didiagnosis kanker payudara.

1. Obat kanker tertentu bisa membahayakan bayi melalui ASI

pexels/MART PRODUCTION
pexels/MART PRODUCTION

Melansir dari laman Cancer Therapy Advisor, Mama tidak disarankan untuk menyusui setelah didiagnosis kanker payudara.

Saat Mama menjalani kemoterapi, obat yang digunakan bisa ikut keluar melalui ASI. Zat ini sangat kuat dan dapat membahayakan kesehatan bayi, misalnya merusak sel darah atau mengganggu pertumbuhan.

Karena itu, menyusui tidak diperbolehkan selama kemoterapi berlangsung. Hal yang sama juga berlaku untuk beberapa obat lain yang dipakai dalam pengobatan kanker, seperti obat hormonal atau obat target tertentu.

Jadi, penting sekali bagi ibu menyusui untuk selalu memastikan kepada dokter apakah obat yang sedang dikonsumsi aman atau tidak jika tetap ingin menyusui.

2. Pemeriksaan radiologi dan tindakan operasi, apa risikonya bagi laktasi?

Pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. (freepik.com/freepik)
freepik/freepik

Tidak semua pemeriksaan medis berbahaya untuk ibu menyusui. Misalnya, rontgen atau CT scan dengan cairan kontras biasanya aman, sehingga Mama tetap bisa menyusui tanpa harus membuang ASI.

Namun, ada beberapa pengecualian tertentu yang tetap harus dikonsultasikan dengan dokter. Jika Mama harus operasi payudara untuk mengangkat kanker, risikonya akan berdampak ke produksi ASI.

Efek samping payudara yang dioperasi antara lain terasa nyeri, bengkak, atau bahkan mengurangi jumlah ASI. Karena itu, dokter biasanya menyarankan untuk 'mengosongkan' payudara lebih dulu sebelum operasi dimulai agar tidak menimbulkan masalah.

3. Menyusui dari payudara yang sehat tetap bisa dilakukan

freepik/pikisuperstar
freepik/pikisuperstar

Jika Mama menjalani proses radiasi atau operasi pada satu payudara, biasanya ASI dari sisi itu akan berkurang dan bahkan berhenti.

Namun, kabar baiknya adalah Mama tetap bisa menyusui dari payudara yang sehat dan tidak terkena kanker.

Setelah pengobatan selesai dan dokter menyatakan aman, menyusui umumnya tidak meningkatkan risiko kanker kambuh. Jadi, apabila tubuh memungkinkan, Mama tetap bisa menyusui tanpa merasa cemas.

Hanya saja, perlu disadari bahwa produksi ASI kemungkinan tidak seimbang antara payudara yang pernah diobati dengan payudara sehat.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga pelekatan bayi dengan baik, memantau pertumbuhan, dan berkonsultasi dengan konsultan laktasi agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi.

4. Apakah sebaiknya menunda pengobatan demi menyusui?

pexels/JESHOOTS.com
pexels/JESHOOTS.com

Ada kalanya terdapat Mama yang ingin tetap menyusui bayinya lebih dulu sebelum memulai pengobatan kanker. Hal ini bisa saja dilakukan, namun harus dengan persetujuan dokter yang menilai kanker tersebut aman.

Sebab, untuk kanker yang sifatnya agresif, menunda pengobatan bisa sangat berisiko bagi kesehatan. Perlu diingat bahwa keselamatan Mama harus jadi prioritas utama.

Jika pengobatan harus segera dimulai, menyusui biasanya harus dihentikan agar bayi tidak terpapar obat berbahaya dari ASI. Setelah pengobatan selesai dan dokter menyatakan aman, barulah menyusui bisa dilanjutkan kembali.

5. Risiko kesehatan Mama saat menyusui harus dihentikan sementara

pexels/Blond Fox
pexels/Blond Fox

Menurut American Society of Breast Surgeons, Mama perlu berhenti menyusui sementara waktu agar obat kanker yang terkandung dalam ASI tidak membahayakan bayi.

Ketika terpaksa harus berhenti menyusui, kemungkinan besar Mama akan mengalami masalah seperti payudara bengkak, nyeri, atau suplai ASI menurun.

Untuk menjaga produksi ASI, Mama tetap bisa melakukan pompa. Memompa tetap penting supaya produksi ASI tidak berhenti, tapi karena ASI bisa mengandung obat berbahaya, maka tidak boleh diberikan ke bayi dan harus dibuang.

Sementara itu, untuk menggantikan ASI, bayi bisa diberi susu formula atau ASI donor dari bank ASI resmi sesuai anjuran dokter anak. Pilihan ini memastikan bayi tetap mendapat nutrisi aman selama ibu menjalani pengobatan.

Nah, itu dia penjelasan mengenai risiko menyusui saat didiagnosis kanker payudara. Semoga bisa menjadi ilmu baru bagi Mama, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Berencana Memiliki Anak Kedua, Asmirandah Akui Siap Jalani Promil

05 Des 2025, 14:55 WIBPregnancy