Lewat Proses Bayi Tabung, Istri Ajun Perwira Hamil di Usia 48 Tahun?

Begini tips sehat ketika menjalani kehamilan di usia-usia tua nih, Ma!

16 Agustus 2019

Lewat Proses Bayi Tabung, Istri Ajun Perwira Hamil Usia 48 Tahun
Instagram.com/ajunperwira

Ajun Perwira sedang berbahagia karena Jennifer Supit atau Jennifer Jill sedang menjalani masa-masa trimester pertama kehamilan. Pernikahan keduanya sempat menghebohkan masyarakat termasuk warganet karena perbedaan usia Ajun dan Jennifer yang cukup jauh pada 22 April 2019 lalu. 

Kini Jennifer yang berusia 48 tahun telah positif hamil usai menjalani proses bayi tabung di salah satu rumah sakit. 

Ketika sedang memerhatikan beberapa unggahan media sosial dari Jennifer, Mama pasti telah melihat beberapa video saat dirinya sedang mengalami masa-masa ngidam. 

"Inikah yang namanya ngidam? Duh lupa," tulis Jennifer di Instastory pribadinya pada Senin (12/8). 

Meski mengaku sudah lupa rasanya ngidam atau menginginkan sesuatu saat kehamilan trimester pertama, Jennifer membeli cukup banyak makanan yang diinginkan dengan pendampingan anak bungsu dari pernikahan sebelumnya. 

"Nih kan ngidamnya ngaco. Beli nasi bebek, beli pisang ijo. Ngidamnya aneh ya yang boten-boten. Anak gue cemberut karena disuruh nunggu," ujarnya dalam sebuah video saat menikmati malam di sekitar Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Perlu diketahui bahwa hamil di usia 38 tahun ke atas atau saat usia sudah tidak lagi muda, maka dapat meningkatkan potensi terjadinya komplikasi kehamilan. Ada beberapa risiko yang bisa terjadi selama menjalani kehamilan di usia-usia tua, seperti: 

  • Sulit melahirkan melalui proses secara normal. 
  • Mengalami kelahiran bayi secara prematur dengan berat bayi terlahir rendah. 
  • Adanya risiko mengalami diabetes gestasional yang lebih tinggi karena dipengaruhi meningkatnya hormon-hormon kehamilan.  

Jika Mama sedang hamil seperti Jennifer yang berusia 48 tahun dan ingin mengetahui beberapa tips sehat ketika menjalani kehamilan di usia tua, tak perlu khawatir karena Popmama.com telah merangkumnya. 

Semoga ini bisa membantu kehamilan sehat hingga persalinan tiba ya, Ma! 

1. Perlu rutin ke dokter untuk mengetahui perkembangan janin

1. Perlu rutin ke dokter mengetahui perkembangan janin
Freepik/Snowing

Menurut BMC Pregnancy and Childbirth dan the American College of Obstetricians and Gynecologists ada beberapa risiko yang dapat terjadi pada usia ibu hamil yang sudah lanjut seperti kelainan kromosom pada bayi. Demi mengetahui kesehatan serta perkembangan dan pertumbuhan janin selama 9 di kandungan, maka perlu sekali rutin untuk berkonsultasi ke dokter. 

Saat memiliki keluhan tertentu selama hamil, ada baiknya untuk terbuka dan mendiskusikan permasalahan yang ada ke dokter secara langsung. Dengan aktif bertanya akan membantu kehamilan menjadi lebih sehat karena dokter dapat mengetahui seluruh perkembangan janin di dalam kandungan. 

Perlu diingat bahwa pemeriksaan secara rutin ini dapat dimulai sejak masa-masa awal kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mendeteksi adanya kemungkinan kelainan pada bayi. Selain itu, pemeriksaan secara rutin di trimester pertama kehamilan dapat mendeteksi penyakit diabetes gestasional dan praeklampsia sehingga dapat segera ditangani.

Editors' Pick

2. Menjalani pola hidup sehat dan teratur selama kehamilan

2. Menjalani pola hidup sehat teratur selama kehamilan
Pixabay/Couleur

Trimester pertama kehamilan dapat menjadi awal dari segalanya karena ini membantu kehamilan lebih optimal. Untuk itu, ketika menjalani kehamilan di usia yang sudah tua perlu sekali tetap menjalani pola hidup sehat.

Pola hidup sehat dan teratur yang bisa dijalani selama menjalani kehamilan yaitu selalu teratur berolahraga hingga mengonsumsi makanan bergizi. Bila diberikan beberapa vitamin kehamilan atas anjuran dokter, usahakan untuk tidak lupa mengonsumsinya terlebih kalau itu berupa asam folat. 

Perlu diketahui bahwa asam folat sebelum pembuahan juga diperlukan karena membantu berat badan bayi lebih ideal. Saat hamil di usia yang sudah cukup tua, maka perlu mengetahui bahwa ada risiko buruk seperti kelahiran secara prematur.

Pada umumnya, bayi yang dilahirkan prematur atau kurang dari 37 minggu usia kandungan memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi normal. Apalagi bila ada riwayat kesehatan saat menjalani kehamilan maupun sebelumnya, sehingga berkontribusi menyebabkan berat badan bayi terlahir rendah. 

Tidak hanya masalah kesehatan fisik, namun juga kesehatan psikologis ibu hamil dapat memicu bayi berat lahir rendah. Sebelum ini terjadi semua harus dipastikan kesehatannya ya, Ma. 

Baca juga: Demi Nutrisi Ibu Hamil, 5 Makanan Ini Dapat Meningkatkan Imun Tubuh

3. Menghentikan kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatan janin

3. Menghentikan kebiasaan buruk membahayakan kesehatan janin
Unsplash/Mathew MacQuarrie

Kebiasaan buruk sebelum hamil perlu dikurangi atau dihentikan nih, Ma. Demi kesehatan diri sendiri selama hamil dan janin di dalam kandungan, maka kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatan seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan terlalu banyak minum berkafein sebisa mungkin dihentikan. 

Perlu Mama sadari bahwa beberapa kebiasaan buruk tadi jika dilakukan secara berulang selama hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir secara prematur, preeklampsia hingga meningkatkan bayi terlahir dengan mengalami kelainan mental atau fisik.

Sebisa mungkin ini segera dihentikan setelah mengetahui bahwa sedang hamil agar tidak membahayakan kesehatan janin. Jika sebelum hamil pernah menjalani kebiasaan buruk ini, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter untuk menyakinkan bahwa kandungan tetap dalam kondisi sehat. 

Itulah beberapa informasi untuk menciptakan kondisi kehamilan yang sehat walau usia sudah tak lagi muda. Semoga bisa berguna ya, Ma! 

Baca juga: 

Sempat Gagal, Tapi Tidak Patah Semangat Saat Program Bayi Tabung

Sempat Gagal, Tapi Tidak Patah Semangat Saat Program Bayi Tabung
Youtube.com/JENJUN FAMILY

Dalam video vlog berjudul "#JENJUNVLOG02 di usia 48, istri Ajun Perwira Hamil?" yang tayang pada 2 September 2019, Ajun dan Sang Istri pergi ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi embrio melalui program bayi tabung karena hasilnya antara antara positif atau negatif. 

Usai membicarakan mengenai proses selama program bayi tabung beserta obat-obatan dan makanan yang harus begitu diperhatikan. Video tersebut pun akhirnya memperlihatkan kalau  tes dari Jennifer ternyata menujukkan hasil yang negatif. Hal ini dikarenakan sel telur (ovum) gugur di tengah jalan selama program hamil. 

Sebagai seorang istri, Jennifer pun memberikan pengertian pada Ajun jika tesnya menunjukkan hasil negatif, maka keduanya pun harus mengulang perjuangan dari awal lagi. 

Tetap semangat untuk Ajun dan Jennifer!

Baca juga:

The Latest