Salah satu ketakutan terbesar tentang kehamilan adalah ketakutan akan keguguran. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), hingga 10% dari kehamilan yang diakui secara klinis (dikonfirmasi melalui USG) berakhir dengan keguguran.
Mengutip dari laman Parents, sebagian besar kehamilan menghasilkan bayi yang sehat. Namun perlu diingat bila sebagian besar keguguran terjadi dalam beberapa minggu pertama kehamilan ketika banyak calon mama menyadari bahwa mereka hamil.
Mereka yang tidak menyadari hamil juga tidak tahu apakah mereka benar-benar mengalami keguguran. Bila ini terjadi, Mama mungkin mengira bila keguguran tersebut adalah menstruasi biasa.
Penelitian lain menunjukkan bahwa setelah dokter dapat mendeteksi aktivitas jantung janin (biasanya sekitar 6 hingga 8 minggu), risiko keguguran turun secara signifikan hingga sekitar 4%. Peluangnya terus menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Peluang mengalami keguguran kedua sangat kecil, kurang dari 3%.
Jadi, apa yang menyebabkan keguguran?
Sering kali, keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom yang mencegah janin berkembang secara normal. Dan keguguran tidak dapat dihindari, bukan karena apa pun yang Mama lakukan atau tidak lakukan. Menurut penelitian tahun 2014, faktor risiko keguguran meliputi:
- usia ibu yang semakin bertambah,
- konsumsi alkohol,
- merokok,
- berat badan kurang atau obesitas,
- mengangkat beban berat,
- kerja malam,
- kafein.
Mama dapat menurunkan risiko dengan tidak merokok atau minum alkohol dan mengurangi asupan kafein (usahakan 200 miligram atau kurang, atau satu cangkir besar kopi, sehari).