Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Studi: Pola Tidur saat Hamil Bisa Memengaruhi Risiko Kelahiran Prematur

Pexels/Ketut Subiyanto
Pexels/Ketut Subiyanto
Intinya sih...
  • Studi menemukan pola tidur selama kehamilan dapat memengaruhi risiko kelahiran prematur
  • Ibu hamil membutuhkan tidur yang cukup dan berkualitas untuk kesehatan dirinya dan janinnya
  • Tidur miring disarankan dokter untuk mengurangi risiko lahir mati dan kelahiran prematur
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat hamil, Mama mungkin mengalami beberapa ketidaknyamanan. Misalnya heartburn atau bahkan kesulitan tidur.

Mengalami kesulitan tidur mungkin umum dialami oleh para ibu hamil. Tapi ibu hamil membutuhkan tidur yang cukup untuk kesehatan dirinya dan kesehatan janin.

Tidak mengherankan bahwa menjadi orang tua sering kali disertai dengan kurang tidur, tetapi bahkan sebelum bayi lahir, mendapatkan tidur malam yang nyenyak bisa jadi sulit. Di antara perubahan hormon dan perut yang semakin membesar, mendapatkan istirahat yang konsisten tidak selalu berada dalam kendali ibu hamil.

Kekurangan tidur dan pola tidur ternyata bisa berdampak buruk pada ibu hamil, lho. Bahkan ada penelitian terkait pola tidur saat hamil bisa memengaruhi risiko kelahiran prematur. Bila Mama termasuk ibu hamil yang kerap mengalami masalah tidur, yuk, simak dulu penjelasan Popmama.com berikut ini.

Pexels/Niels from Slaapwijsheid.nl
Pexels/Niels from Slaapwijsheid.nl

Penelitian tentang Pola Tidur selama Kehamilan dan Peningkatan Risiko Kelahiran Prematur

Tidur yang cukup dan berkualitas dibutuhkan oleh ibu hamil. Tubuh bekerja keras saat hamil, karena itu Mama membutuhkan tidur yang cukup. Tapi, kesulitan tidur merupakan salah satu masalah yang kerap dialami oleh ibu hamil.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa memantau pola tidur kehamilan dapat memberikan wawasan berharga tentang risiko kelahiran prematur, memberi dokter cara lain untuk mendukung pasien di setiap langkahnya.

Kelahiran prematur, yang didefinisikan sebagai persalinan sebelum 37 minggu, merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Meskipun penyebabnya sering kali tidak jelas, para peneliti di Washington University di St. Louis menemukan bahwa tidur yang tidak teratur pada awal kehamilan mungkin merupakan satu sinyal tambahan untuk membantu dokter mengidentifikasi dan memantau potensi risiko.

Tim tersebut menganalisis data dari 665 peserta hamil, yang masing-masing mengenakan perangkat pergelangan tangan yang tervalidasi secara klinis yang melacak gerakan dan pola tidur selama dua minggu. Mereka juga mengisi survei tentang tidur mereka. Dengan menggunakan pembelajaran mesin untuk menganalisis kedua set data, para peneliti menemukan hubungan antara variabilitas tidur, seringnya perubahan waktu tidur dan bangun, dan kelahiran prematur.

Peneliti menemukan bahwa pengukuran tidur cukup prediktif terhadap kelahiran prematur. Variabilitas pola tidur cenderung menjadi prediktor kelahiran prematur yang lebih kuat daripada metrik tidur rata-rata, dan mendapatkan tidur yang konsisten lebih penting daripada mendapatkan tidur yang baik secara rata-rata.

Secara keseluruhan, sekitar 14 persen partisipan dalam studi ini mengalami kelahiran prematur. Temuan ini menunjukkan bahwa tidur yang terganggu atau tidak konsisten mungkin merupakan tanda awal, tetapi yang terpenting bukan penyebab, risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi.

Karena data dikumpulkan jauh sebelum periode tidur trimester ketiga, para peneliti berharap hubungan ini dapat mengisyaratkan jalur baru untuk skrining dini yang non-invasif.

Jadi, pastikan Mama mendapatkan tidur yang konsisten dan tidak terganggu apa pun.

Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush
Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush

Berapa Banyak Tidur yang Dibutuhkan oleh Ibu Hamil?

Saat hamil, Mama membutuhkan lebih banyak tidur daripada biasanya. Namun, selama kehamilan, tidur mama mungkin kurang nyenyak atau menyegarkan daripada biasanya. Mama juga mungkin terbangun lebih sering di malam hari. Mama mungkin merasa sangat lelah di awal dan menjelang akhir kehamilan.

Mendapatkan lebih banyak tidur tidak selalu mudah. ​​Bahkan bisa lebih sulit jika Mama memiliki pekerjaan, anak-anak lain, atau tanggung jawab lainnya. Untuk mendapatkan istirahat yang cukup, berikut ini dapat membantu:

  • tidur siang
  • istirahat sebanyak mungkin di siang hari
  • jalan-jalan di sore atau malam hari
  • hindari teh dan kopi sebelum tidur
  • bersantailah sebelum tidur dengan mandi, membaca, mendengarkan musik, menonton TV, atau memijat punggung
  • tidur lebih awal dari biasanya
Freepik
Freepik

Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Tidur Mama?

Mama mungkin mengalami banyak gejala terkait kehamilan yang memengaruhi tidur, terutama selama trimester pertama dan ketiga. Contohnya meliputi:

  • perubahan suhu
  • mual di pagi hari
  • keinginan untuk buang air kecil lebih sering
  • kram kaki dan nyeri punggung bawah
  • mimpi buruk dan mimpi lainnya
  • hidung tersumbat, mendengkur
  • gangguan pencernaan
Freepik
Freepik

Tips Tidur yang Aman selama Kehamilan

Dari minggu ke-28 hingga bayi lahir, dokter menyarankan Mama untuk tidur miring. Ini termasuk tidur miring di malam hari dan saat tidur siang. Mama dapat tidur miring ke salah satu sisi atau kedua sisi.

Biasanya, posisi saat tertidur adalah posisi yang paling lama Mama tiduri. Mengubah posisi saat tidur juga normal. Jangan khawatir jika Mama terbangun telentang. Jika Mama terbangun di tengah waktu tidur, cukup berguling ke samping dan lanjutkan tidur.

Alasan dokter menyarankan Mama tidur miring adalah karena berbaring telentang selama tahap akhir kehamilan memberi tekanan pada pembuluh darah utama Mama. Hal ini dapat mengurangi aliran darah ke rahim dan membatasi suplai oksigen janin. Hal ini juga dapat memengaruhi detak jantungnya. Penelitian menunjukkan bahwa hal ini menyebabkan risiko lahir mati yang lebih tinggi.

Ingat, lahir mati dapat terjadi karena berbagai alasan. Sebagian besar penyebabnya tidak dapat Mama kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa tidur miring dapat mengurangi risiko lahir mati.

Agar tidur miring lebih mudah dan nyaman, tekuk lutut saat berbaring. Kemudian, letakkan bantal di antara kedua lutut. Mama juga bisa meletakkan bantal di bawah perut untuk menopang.

Freepik
Freepik

Masalah Tidur yang Kerap Dialami oleh Ibu Hamil

Selama kehamilan, Mama mungkin mengalami beberapa masalah tidur berikut:

  • mendengkur, terkadang untuk pertama kalinya dalam hidup
  • jeda pernapasan
  • insomnia
  • tidur ringan dan/atau sering terbangun di malam hari
  • kesulitan untuk kembali tidur setelah terbangun di malam hari
  • gerakan anggota tubuh yang berkala—Mama mungkin sering menggerakkan, menyentakkan, atau menendang kaki saat hendak tidur atau sepanjang malam

Ibu hamil harus ke dokter jika mengalami kesulitan tidur dan khawatir hal itu memengaruhi kesehatan ibu hamil atau janin.

Mama juga harus berkonsultasi dengan dokter jika Mama mulai mendengkur selama kehamilan. Hal ini bisa jadi merupakan tanda masalah medis lain yang dapat memengaruhi kesehatan kehamilan dan janin.

Itu penjelasan tentang pola tidur saat hamil bisa memengaruhi risiko kelahiran prematur. Yang terpenting, ibu hamil membutuhkan tidur yang cukup dan berkualitas. Bila Mama mengalami masalah tidur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.

Apakah Mama bisa tidur dengan nyenyak saat hamil?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

13 Selebriti Hollywood yang Melahirkan Bayi Prematur

13 Des 2025, 16:47 WIBPregnancy