7 Penyakit Pemicu Keguguran saat Hamil, Waspada Infeksi TORCH

- Ibu hamil bisa keguguran karena infeksi TORCH (Toxoplasma, Others infections, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes), kekurangan gizi, dan Antiphospholipid Syndrome (APS).
- Infeksi Menular Seksual (IMS) dan infeksi listeriosis juga bisa mengakibatkan keguguran pada janin.
- Keguguran juga bisa terjadi diakibatkan oleh penyakit lupus dan hipotiroidisme.
Kelahiran si Kecil tentunya merupakan momen yang sangat dinantikan oleh semua orangtua. Namun, apa jadinya penantian selama 9 bulan itu ternyata sia-sia karena bayi dalam kandungan telah gugur. Hal ini pasti sangat menyesakkan dan menyakitkan bagi Mama.
Walau sudah menjalani hidup sehat secara teratur, mungkin Mama bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab bayinya bisa keguguran. Karena tak sedikit pula bagi ibu hamil yang baru saja beberapa bulan hamil tiba-tiba keguguran. Keguguran ini pun bisa dirasakan oleh ibu hamil yang sudah mau mendekati kelahiran bayinya.
Seperti halnya cedera pada ibu hamil. Meski terdengar sepele, cedera pada ibu hamil bisa meningkatkan potensi keguguran. Apalagi kalau sampai terserang penyakit yang dapat berisiko pada kesehatan janin.
Lantas, apa saja penyakit pemicu keguguran saat hamil? Berikut Popmama.com telah merangkumnya lewat artikel ini secara lebih detail.
Simak ya, Ma!
Deretan Penyakit Pemicu Keguguran saat Hamil
1. Infeksi TORCH

Infeksi TORCH (Toxoplasma, Others infections, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes) menjadi salah satu penyebab utama keguguran pada ibu hamil. Virus dan parasit dalam kelompok ini dapat menyerang janin melalui plasenta dan menyebabkan gangguan perkembangan, cacat lahir, hingga keguguran.
Tak hanya membuat gugur janin, Mama juga akan sulit hamil jika mengidap infeksi ini. Untuk itu, Mama perlu pencegahan dini dengan menjaga kebersihan makanan, menghindari konsumsi daging mentah, serta melakukan pemeriksaan TORCH sejak awal kehamilan.
Apabila sudah terinfeksi TORCH, dokter dapat memberikan pengobatan untuk menekan risiko infeksi lebih lanjut.
2. Kekurangan gizi

Kekurangan gizi merupakan penyebab keguguran yang umum. Hal ini terjadi karena asupan nutrisi yang tidak memadai pada ibu hamil mengakibatkan janin tidak memperoleh zat gizi yang dibutuhkan, yang pada akhirnya melemahkan kondisi janin dan mempersulitnya untuk tetap bertahan hidup.
Untuk mengenali kekurangan gizi, salah satu indikatornya adalah berat badan yang sulit naik atau bahkan menurun. Selain itu, gizi buruk juga berpotensi menyebabkan anemia pada ibu hamil, sehingga meningkatkan risiko terjadinya keguguran.
3. Antifosfolipid Syndrome (APS)

Antiphospholipid Syndrome (APS) adalah penyakit autoimun yang meningkatkan darah untuk membeku.
Pembekuan darah yang berlebihan ini dapat terjadi pada plasenta, menghasilkan gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan ini kemudian menghalangi pasokan nutrisi dan oksigen ke janin, yang sering kali menyebabkan keguguran berulang.
Untuk mengelola APS, penanganan umumnya melibatkan penggunaan obat pengencer darah, seperti heparin atau aspirin dosis rendah. Dengan adanya pemantauan dan intervensi medis yang tepat, banyak para ibu hamil yang menderita APS tetap bisa menjalani kehamilannya secara sehat.
4. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, dan sifilis berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ reproduksi, yang kemudian dapat mengganggu proses implantasi janin.
Jika infeksi ini dibiarkan tanpa adanya penanganan medis, ada risiko penularan kepada janin, sehingga bisa mengakibatkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur atau bahkan keguguran.
Oleh karena itu, pemeriksaan infeksi ini wajib dilakukan bagi Mama, baik sebelum dan sepanjang masa kehamilan. Apabila teridentifikasi adanya infeksi, dokter akan merekomendasikan pengobatan antibiotik yang tepat untuk menghindari penularan serta memastikan kehamilan dapat berjalan dengan baik dan sehat.
5. Infeksi Listeriosis

Infeksi listeriosis bisa terjadi ke ibu hamil karena memakan makanan mentah atau yang belum mengalami proses pasteurisasi, misalnya keju lunak dan produk daging olahan. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan keguguran.
Oleh karena itu, Mama disarankan untuk menghindari makanan berisiko tinggi, memastikan makanan dimasak dengan matang sempurna, dan selalu menjaga kebersihan dapur. Menerapkan langkah-langkah ini bisa menurunkan risiko terinfeksi listeriosis.
6. Penyakit lupus

Penyakit lupus merupakan kondisi autoimun yang menyerang sistem kekebalan tubuh sendiri, bahkan dapat memengaruhi plasenta. Serangan ini berpotensi menyebabkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi, hingga akhirnya meningkatkan risiko keguguran.
Oleh karena itu, penting bagi Mama yang mengidap lupus untuk menjalani masa kehamilan di bawah pengawasan ketat dokter spesialis. Dengan pengobatan yang teratur dan kontrol medis rutin, kondisi kesehatan dapat terjaga dan sekaligus mengurangi potensi komplikasi yang mungkin terjadi pada janin.
7. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan suatu keadaan ketika kelenjar tiroid gagal menghasilkan hormon yang memadai untuk mengendalikan proses metabolisme tubuh.
Hormon tiroid memiliki fungsi penting bagi perkembangan organ dan otak janin. Kekurangan hormon ini dapat berakibat serius, mulai dari terhambatnya pertumbuhan hingga risiko keguguran.
Penting bagi Mama untuk melakukan pemeriksaan fungsi tiroid, baik sebelum maupun saat masa kehamilan. Apabila terdeteksi adanya kelainan, dokter akan memberikan pengobatan berupa terapi hormon. Tujuannya untuk menjaga kadar hormon tetap stabil demi menjamin janin dapat berkembang secara sempurna.
Itulah rangkuman terkait penyakit pemicu keguguran saat hamil. Semoga selama masa kehamilan, Mama terhindar dari penyakit-penyakit yang membahayakan bagi diri sendiri maupun janin, ya.
FAQ Seputar Penyakit Pemicu Keguguran saat Hamil
| Apakah diabetes dan hipertensi dapat memicu keguguran? | Diabetes yang tidak terkontrol dan hipertensi adalah kondisi yang berpotensi menyebabkan keguguran. Diabetes dapat merusak pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke janin, sementara hipertensi dapat memicu komplikasi pada plasenta dan menghambat aliran darah ke janin. |
| Apa tanda-tanda keguguran yang perlu diwaspadai? | Waspadai tanda-tanda keguguran seperti perdarahan vagina, kram perut yang parah, dan keluarnya jaringan plasenta. Apabila Mama mengalami tanda-tanda tersebut, segera cari pertolongan medis dengan berkonsultasi ke dokter. |
| Bagaimana ibu hamil mencegah keguguran yang disebabkan oleh penyakit? | Untuk mencegah risiko keguguran dan menjaga kesehatan kehamilan, penting untuk mengontrol penyakit yang diderita, menerapkan gaya hidup bersih guna menghindari infeksi, melakukan vaksinasi rubella sebelum pembuahan, dan rutin berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilan agar risiko dapat terdeteksi sejak awal. |


















