Kesehatan Calon Papa juga Bisa Memengaruhi Kondisi Bayi
Ma, coba sampaikan ke Papa. Ini penting untuk diperhatikan
30 Juni 2020
![Kesehatan Calon Papa juga Bisa Memengaruhi Kondisi Bayi](https://image.popmama.com/content-images/post/20180419/4-1-65a865c0e43449141d1668dfb0f97762.jpg)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua orang tau bahwa kondisi kesehatan seorang mama, bahkan sebelum hamil akan sangat memengaruhi kesehatan bayi nantinya. Karena itu, menjelang kehamilan biasanya kesehatan calon Mama-lah yang paling diperhatikan.
Namun, sejumlah penelitian terus menunjukkan bahwa kondisi kesehatan Papa, bahkan sebelum konsepsi juga dapat memengaruhi kehamilan mama dan kondisi bayi.
Tiga studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menjelaskan secara detail bagaimana kesehatan kedua pasangan baik dari pihak perempuan dan laki-laki dapat memengaruhi peluang hamil. Bahkan sebelum kehamilan terjadi, dapat memiliki dampak besar pada kesehatan anak-anak mereka nanti, seperti berat lahir dan perkembangan otaknya.
"Ini adalah penemuan yang sangat penting, karena kembali mengingatkan kita akan pentingnya perawatan pra-konsepsi untuk meningkatkan kondisi kelahiran dan kesehatan pada anak-anak,"ungkap Milton Kotelchuck, profesor pediatri di Harvard Medical School dan ilmuwan senior di Massachusetts General Hospital, seperti dikutip dari laman CNN.
Iya meyakini bahwa hampir semua epigenetik dan semua perkembangan embriologis yang penting, terjadi dalam beberapa minggu pertama kehamilan.
Saat itu banyak hal penting terjadi, bahkan sebelum menyadari tentang kehamilan mereka. Perkembangan otak, seluruh tulang belakang, dan semua saraf mulai berkembang dalam beberapa minggu pertama.
Berikut Popmama.com merangkum lebih detail mengenai pengaruh kondisi kesehatan calon papa terhadap kondisi kehamilan dan janin:
Kapan Terjadinya Pra-konsepsi?
Prakonsepsi adalah waktu sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Masa prakonsepsi ini penting untuk mempersiapkan diri menjalani kehamilan kelak.
Pembahasan yang utama dan menjadi sorotan dari tiga makalah ini adalah ketika periode pra-konsepsi dimulai dan berakhir, serta bagaimana saat ketika banyak orangtua mungkin tidak menyadari bahwa kesehatan mereka dapat memengaruhi bayi mereka.
"Tiga hingga enam bulan terakhir sebelum mencoba untuk hamil, calon orangtua benar-benar perlu lebih fokus pada peningkatan kondisi kesehatan yang berkualitas," ungkap Dr. Hayw ood Brown, profesor kebidanan dan ginekologi di Duke University School of Medicine dan presiden dari American College of Obstetricians and Gynecologists.
Dalam makalah pertama ini, dibahas tentang periode pra-konsepsi untuk diredefinisi menurut tiga perspektif, yaitu kesehatan biologis, individu dan publik.
Berdasarkan perspektif biologis, periode pra-konsepsi didefinisikan sebagai hari ke minggu sebelum embrio berkembang. Dari perspektif individu, periode pra-konsepsi dimulai segera setelah pasangan memiliki niat kesadaran untuk hamil, biasanya berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum kehamilan terjadi. Sedangkan dari perspektif publik, periode pra-konsepsi melibatkan bulan atau tahun yang diperlukan calon orangtua untuk mengatasi faktor risiko pra-konsepsi yang terkait dengan diet, gaya hidup dan penyakit kronis yang dimiliki, seperti obesitas atau diabetes.
Editors' Pick
Pengaruh Kondisi Kesehatan Calon Orangtua terhadap Bayi yang Dilahirkan
Dalam makalah yang juga mengulas studi sebelumnya ini, mencatat bahwa risiko kesehatan mama dan anak dikaitkan dengan masalah kekurangan berat badan dan kelebihan berat badan.
Perlu diketahui bahwa seorang laki-laki yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami penurunan jumlah sperma. Sedangkan pada perempuan, obesitas adalah faktor risiko cacat lahir bawaan. Hal ini juga terkait dengan cacat jantung bawaan.
Obesitas juga meningkatkan risiko pre-eklampsia yang bisa mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan mama yang kekurangan berat badan bisa berdampak pada kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.
Sedangkan, di dalam makalah kedua menunjukkan bahwa diet dan berat badan seorang calon papa juga dapat berdampak pada keturunannya, tetapi masih butuh lebih banyak penelitian untuk mengetahui secara pasti penyebabnya.