Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Berapa Kadar pH Vagina yang Normal? Ketahui Cara Menjaganya!

freepik/freepik
freepik/freepik
Intinya sih...
  • Kadar pH vagina normal berada pada rentang 3,8 hingga 4,5, menjaga keseimbangan bakteri baik dan melindungi dari infeksi.
  • pH yang terlalu tinggi atau rendah dapat mengganggu keseimbangan flora vagina dan mempengaruhi kesuburan perempuan.
  • Penyebab ketidakseimbangan pH vagina antara lain infeksi bakteri/jamur, produk pembersih tidak sesuai, perubahan hormonal, aktivitas seksual, antibiotik, kebersihan kurang tepat, stres, dan pola makan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadar pH vagina yang normal memegang peranan penting bukan hanya untuk kesehatan area kewanitaan, tetapi juga untuk mendukung kesuburan perempuan. 

pH yang seimbang membantu menjaga dominasi bakteri baik, melindungi dari infeksi, dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi sperma untuk bertahan hidup lebih lama. 

Jika pH terlalu asam atau terlalu basa, sperma bisa sulit bergerak atau bahkan tidak mampu bertahan, sehingga peluang kehamilan ikut menurun. Karena itu, memahami kadar pH vagina yang ideal menjadi langkah penting bagi perempuan.

“Selama menstruasi, pH area kewanitaan bisa meningkat hingga dua kali lipat dari normal. Kondisi ini membuat area tersebut lebih rentan terhadap iritasi dan ketidakseimbangan flora baik,” jelas dr. Novi Gracia, Sp.OG., MARS melansir dari Siaran Pers Yoona yang diterima oleh Popmama.com.

Lantas, berapa kadar pH vagina yang normal? Simak pembahasannya lebih lanjut. 

Berapa Kadar pH Vagina yang Normal?

freepik/pikisuperstar
freepik/pikisuperstar

Kadar pH vagina yang normal umumnya berada pada rentang 3,8 hingga 4,5, yang berarti kondisinya cenderung asam.

Tingkat keasaman ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan bakteri baik, terutama Lactobacillus yang membantu melindungi vagina dari infeksi dan pertumbuhan bakteri atau jamur berbahaya. Pada perempuan usia reproduktif, pH biasanya stabil dalam rentang tersebut.

Namun, nilainya dapat berubah dalam kondisi tertentu seperti setelah berhubungan seksual, saat menstruasi, menggunakan produk pembersih kewanitaan yang tidak sesuai, atau ketika terjadi infeksi.

pH yang terlalu tinggi (lebih basa) dapat mengganggu keseimbangan flora vagina, memicu keputihan tidak normal, bau, atau iritasi.

pH yang terjaga dapat dengan baik membantu dan mendukung kesehatan vagina sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi sperma, sehingga turut berpengaruh pada kesuburan.

Apakah Kadar pH Vagina Berpengaruh pada Kesuburan?

freepik/freepik
freepik/freepik

Perlu Mama ketahui bahwa kadar pH vagina sangat berpengaruh pada kesuburan. Pasalnya, jika pH vagina terlalu asam, sperma dapat sulit bergerak dan cepat mati sebelum mencapai sel telur.

Sebaliknya, pH yang menjadi terlalu basa juga bisa mengganggu keseimbangan flora vagina dan menurunkan peluang pembuahan. 

Saat masa subur, tubuh perempuan biasanya membuat lendir serviks yang lebih ramah bagi sperma, sehingga membantu menyeimbangkan pH secara alami agar sperma dapat bertahan lebih lama. 

Karena itu, menjaga pH vagina tetap seimbang adalah bagian penting dari upaya meningkatkan peluang kehamilan.

Penyebab Ketidakseimbangan pH Vagina

ilustrasi dokter dokter memegang replika vagina (freepik.com/freepik)
freepik/freepik

Ketidakseimbangan pH vagina terjadi ketika tingkat keasaman alami berubah menjadi terlalu asam atau terlalu basa. Kondisi ini bisa membuat flora vagina terganggu dan memicu berbagai masalah, termasuk penurunan kesuburan. Berikut penjelasan penyebab utamanya:

1. Infeksi bakteri atau jamur
Bacterial vaginosis dan infeksi jamur adalah penyebab paling umum pH vagina menjadi tidak seimbang. BV biasanya membuat pH menjadi lebih basa, sedangkan infeksi jamur dapat mengubah keasaman dan memicu gejala seperti gatal atau keputihan abnormal.

2. Penggunaan produk pembersih kewanitaan yang tidak sesuai
Sabun dengan pH tinggi, parfum, pewangi, atau produk douching dapat merusak keseimbangan bakteri baik dan membuat pH meningkat. Vagina sebenarnya mampu membersihkan diri, sehingga pemakaian produk yang keras justru mengganggu sistem alaminya.

3. Perubahan hormonal
Fluktuasi hormon, seperti ketika menstruasi, kehamilan, menyusui, atau menjelang menopause, dapat memengaruhi kadar pH. Misalnya, darah menstruasi bersifat lebih basa sehingga dapat membuat pH vagina meningkat sementara waktu.

4. Aktivitas seksual
Sperma memiliki pH lebih basa dari vagina. Setelah berhubungan seksual tanpa kondom, pH vagina bisa berubah menjadi lebih tinggi untuk sementara. Ini bisa memengaruhi keseimbangan flora vagina pada beberapa perempuan.

5. Penggunaan antibiotik
Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi juga dapat mengurangi jumlah bakteri baik Lactobacillus yang menjaga pH tetap stabil. Akibatnya, pH lebih mudah naik dan menimbulkan masalah seperti BV atau infeksi jamur.

6. Kebersihan yang kurang tepat
Kebiasaan seperti membersihkan vagina terlalu dalam, sering berganti-ganti celana dalam yang tidak menyerap keringat, atau area genital yang lembap dapat mendorong pertumbuhan bakteri yang mengganggu keseimbangan pH.

7. Stres dan pola makan
Stres berkepanjangan serta konsumsi makanan tinggi gula dapat memengaruhi mikrobioma tubuh, termasuk flora vagina. Ini membuat pH lebih mudah berubah dan meningkatkan risiko infeksi.

Pentingnya Memilih Produk Pembersih Kewanitaan yang Tepat

YOONA-21.jpg
Dok. Yoona

Menjaga kadar pH vagina tetap seimbang merupakan langkah penting untuk kesehatan area kewanitaan sekaligus mendukung kesuburan. 

Ketika pH berada dalam rentang ideal, bakteri baik dapat bekerja optimal untuk melindungi vagina dari infeksi dan menjaga kenyamanan sehari-hari. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan perempuan untuk membantu menyeimbangkan pH adalah menghindari penggunaan sabun atau produk pembersih terlalu keras, terutama yang mengandung parfum atau bahan kimia kuat. 

Vagina memiliki sistem pembersihan alami, sehingga penggunaan produk yang tidak sesuai justru dapat mengganggu flora baik dan merusak keseimbangan pH. Pada momen sensitif seperti masa menstruasi, pH vagina cenderung berubah menjadi lebih basa karena pengaruh darah menstruasi. 

Kondisi ini membuat area kewanitaan lebih rentan iritasi dan infeksi sehingga membutuhkan perawatan yang lebih lembut. Di sinilah inovasi seperti Yoona Gentle Feminine Foam Wash menjadi solusi yang relevan. 

Yoona menghadirkan perawatan yang aman dan lembut, diformulasikan dengan bahan alami dan pH seimbang untuk menjaga perlindungan optimal tanpa mengganggu keseimbangan alami tubuh. 

“Bagi kami di Yoona, kesehatan area kewanitaan adalah bagian penting dari kesejahteraan perempuan secara menyeluruh. Setiap perempuan berhak mendapatkan perawatan yang tidak hanya membuat mereka merasa bersih, tetapi juga seimbang, baik secara fisik maupun emosional,” ujar Susanna Anggraini, Founder Yoona.

Demikian pembahasan mengenai berapa kadar pH vagina yang normal beserta penjelasannya. Semoga bisa menjadi ilmu baru ya, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

13 Selebriti Hollywood yang Melahirkan Bayi Prematur

13 Des 2025, 16:47 WIBPregnancy