- IUD Tembaga, Dilansir dari World Health Organization (WHO), IUD tembaga merupakan metode kontrasepsi darurat paling efektif. Alat ini bisa dipasang hingga 5 hari setelah berhubungan tanpa perlindungan. IUD bekerja dengan menciptakan lingkungan yang nggak memungkinkan sperma membuahi sel telur, sekaligus memberikan perlindungan jangka panjang jika Mama memutuskan tetap menggunakannya.
- Pil kontrasepsi darurat bisa menjadi pilihan cepat ketika Mama membutuhkan perlindungan tambahan setelah berhubungan tanpa pengaman. Ada dua jenis yang umum digunakan. Pertama, ulipristal acetate, yang menghambat fungsi progesteron sehingga pelepasan sel telur tertunda. Dilansir dari CDC, pil ini efektif hingga 120 jam atau lima hari setelah berhubungan, meski akan bekerja lebih baik jika diminum lebih cepat.Jenis kedua adalah levonorgestrel, yang juga menunda pelepasan sel telur agar pembuahan nggak terjadi. Hormon sintetis ini bekerja mirip dengan progesteron alami. Pil ini paling efektif bila diminum dalam 72 jam setelah berhubungan dan nggak mengganggu metode kontrasepsi harian Mama.
Cara Cegah Kehamilan jika Sperma Terlanjur Masuk, Wajib Tahu!

- Sperma hanya bisa membuahi sel telur saat ovulasi, risiko kehamilan tergantung waktu hubungan dan siklus menstruasi.
- IUD Tembaga dan Pil Kontrasepsi darurat efektif mencegah kehamilan jika sperma sudah masuk.
- Mitos seperti buang air kecil, douching, mandi, atau gerakan aktif tidak efektif mencegah kehamilan setelah sperma masuk.
Ketika hubungan intim terjadi tanpa perlindungan, banyak pasangan langsung merasa cemas jika sperma terlanjur masuk. Kekhawatiran tentang kemungkinan kehamilan bisa muncul seketika, terutama jika kondisi ini terjadi di luar rencana atau persiapan sebelumnya.
Dalam situasi seperti ini, penting untuk tetap tenang dan mengetahui tindakan apa saja yang bisa dilakukan segera. Bareng Popmama.com, yuk simak cara mencegah kehamilan jika sperma terlanjur masuk!
1. Kenali cara kerja kehamilan agar tahu risiko sebenarnya

Sebelum memilih tindakan darurat, penting memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi. Kehamilan umumnya baru dimulai ketika sperma berhasil membuahi sel telur dan kemudian menempel pada dinding rahim.
Proses ini nggak terjadi seketika, melainkan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Dilansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Mayo Clinic, pembuahan hanya mungkin terjadi jika perempuan sedang berada dalam masa ovulasi atau mendekati masa tersebut.
Karena itu, risiko kehamilan bisa berbeda-beda tergantung waktu hubungan, siklus menstruasi, hingga kondisi tubuh masing-masing.
2. Metode darurat yang dapat Mama coba untuk mencegah kehamilan

Jika sperma sudah telanjur masuk, ada dua metode yang dinilai dapat mencegah kehamilan:
Ingat ya, Ma, kedua pil ini bukan obat aborsi. Pil kontrasepsi darurat hanya bekerja sebelum ovulasi dengan menunda pelepasan sel telur sehingga pembuahan nggak dapat terjadi.
3. Teknik yang dipercaya efektif, tapi sebenarnya nggak mencegah kehamilan

Masih banyak mitos yang dipercaya dapat mencegah kehamilan setelah sperma masuk, padahal nggak ada dasar ilmiah yang mendukungnya. Dilansir dari Medical News Today, beberapa cara yang sering dicoba justru tidak efektif sama sekali.
Misalnya, buang air kecil nggak akan mengeluarkan sperma karena urin berasal dari uretra, bukan vagina. Douching atau membilas bagian dalam vagina juga ternyata nggak membantu dan malah berisiko mendorong sperma lebih dalam serta mengganggu keseimbangan bakteri baik. Begitu pula dengan mandi atau membilas area kewanitaan, air nggak mungkin mencapai sperma yang sudah berada jauh di dalam serviks.
Bahkan gerakan seperti melompat-lompat atau bergerak aktif juga nggak memiliki pengaruh pada sperma yang sudah masuk. Berbagai mitos ini hanya menimbulkan rasa aman palsu dan berpotensi membuat Mama terlambat mengambil langkah medis yang benar.
Memahami langkah yang tepat setelah sperma telanjur masuk bisa membantu Mama membuat keputusan yang lebih tenang dan terarah. Jika situasinya membuat cemas, ingatlah bahwa ada pilihan medis yang aman dan sudah terbukti efektif.
Jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran yang paling sesuai dengan kondisi Mama. Yang terpenting, tetap jaga diri dan pastikan setiap keputusan dilakukan dengan informasi yang benar ya, Ma.
Semoga informasi ini bermanfaat!


















