5 Ciri-Ciri Sperma Tidak Masuk Rahim

- Sperma keluar lagi setelah berhubungan, bisa jadi tidak masuk ke rahim
- Tidak sedang masa subur membuat sperma sulit masuk ke rahim
- Lendir serviks yang tidak mendukung membuat sperma kesulitan menuju rahim
Mama dan Papa sedang merencanakan kehamilan? Di fase ini, wajar banget kalau muncul rasa penasaran soal apakah sperma benar-benar masuk ke rahim atau tidak setelah berhubungan.
Apalagi buat Mama yang baru mulai belajar tentang masa subur, lendir serviks, dan proses pembuahan, rasanya banyak banget hal baru yang perlu dipahami.
Topik ini memang sering membuat bingung, karena tidak ada indikator pasti yang bisa dilihat seperti tes garis dua. Tapi sebenarnya, tubuh Mama bisa memberikan beberapa sinyal yang membantu menebak apakah sperma sempat masuk atau tidak.
Yuk, catat informasi dari Popmama.com mengenai ciri-ciri sperma tidak masuk rahim berikut ini.
1. Sperma keluar lagi setelah berhubungan

Jika Mama melihat cairan keluar dari vagina setelah berhubungan, itu hal yang sangat umum. Tubuh memang mendorong keluar sebagian cairan semen.
Tetapi kalau keluarnya cukup banyak dan hampir langsung setelah selesai, ada kemungkinan sperma tidak sempat bergerak jauh menuju rahim.
Meskipun begitu, ini tidak sepenuhnya memastikan ya, karena sperma yang kuat bisa bergerak lebih cepat lebih dulu.
2. Tidak sedang berada di masa subur

Kalau hubungan seksual dilakukan di luar masa ovulasi, kemungkinan sperma masuk ke rahim cenderung lebih kecil. Pada fase tidak subur, lendir serviks lebih kental dan membuat sperma sulit menembus serviks.
Jadi kalau Mama merasa tidak ada tanda tubuh memasuki masa subur, seperti lendir licin dan bening, peluang sperma masuk memang lebih kecil.
3. Lendir serviks tidak mendukung

Lendir serviks yang ideal saat masa subur bertekstur licin dan bening seperti putih telur, membantu sperma bergerak menuju rahim.
Kalau setelah berhubungan lendir tetap tebal, kering, atau menggumpal, bisa jadi lingkungan belum mendukung sperma untuk masuk dan bertahan, sehingga memperkecil peluang sperma melewati serviks.
4. Kualitas sperma tidak optimal

Kadang bukan tubuh Mama, tapi kualitas sperma pasangan juga sedikit banyak memengaruhi terjadinya kehamilan.
Contohnya sperma yang encer, jumlahnya yang sedikit, atau kemampuan untuk bergerak (motilitas) yang kurang baik. Dalam kondisi ini, meski ejakulasi dilakukan di dalam, sperma mungkin tidak bisa bergerak cukup cepat atau kuat untuk masuk ke rahim.
5. Ejakulasi tidak terjadi di dalam

Jika ejakulasi tidak terjadi di dalam vagina, misalnya karena ditarik keluar terlalu cepat atau ada gangguan saat proses ereksi, maka sperma jelas tidak masuk ke rahim.
Ini juga berlaku bila hubungan dilakukan tanpa penetrasi penuh atau timing-nya tidak tepat.
Mengetahui ciri sperma tidak masuk rahim bisa membantu Mama lebih memahami tubuh dan proses pembuahan. Tapi ingat, proses kehamilan itu unik, bahkan satu sel sperma saja sudah cukup untuk terjadinya pembuahan. Jadi, tanda-tanda ini tidak bisa dijadikan patokan mutlak, ya.
Kalau Mama sedang program hamil, pastikan untuk memantau masa subur, menjaga kesehatan tubuh, dan jangan ragu berkonsultasi bila butuh panduan lebih lanjut!



















