Menunda Kehamilan dengan Birth Control Apakah Bikin Susah Hamil?

Apakah memakai kontrasepsi nantinya jadi bikin susah hamil?

24 Desember 2019

Menunda Kehamilan Birth Control Apakah Bikin Susah Hamil
medicalxpress.com

Banyak pasangan khawatir jika ia pernah menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi, maka nantinya akan sulit untuk bisa hamil dan mendapatkan keturunan. 

Ini hanya mitos. Namun ada beberapa penjelasan terkait hal tersebut.

Sebuah studi  menunjukkan bahwa perempuan yang telah menggunakan pil KB selama setidaknya lima tahun dapat hamil semudah yang tidak menggunakan pil KB.

Terlebih lagi, para peneliti menemukan bahwa semakin lama perempuan menggunakan pil KB, semakin besar peluang mereka untuk hamil dalam waktu enam bulan hingga satu tahun setelah mereka meminumnya. Salah satu alasannya adalah pil KB melindungi terhadap komplikasi seperti endometriosis, yang dapat membuat perempuan lebih sulit untuk hamil.

Para calon orangtua dapat bernapas lega, karena temuan ini membantah penelitian yang lebih lama yang menyatakan bahwa pil KB menunda kehamilan atau konsepsi setelah mereka menghentikannya.

Setelah pil terakhir diminum, dan pil tidak diminum kembali mengakibatkan kadar hormon segera turun, yang memungkinkan perempuan tersebut segera kembali ke tingkat kesuburan normal.

Situasi ini tidak memberikan efek samping terhadap kesuburan di masa depan.

Temuan ini mendukung banyak manfaat lain yang diberikan pil KB, seperti:

1. Melancarkan menstruasi

1. Melancarkan menstruasi
Freepik

Pil KB dapat membantu mengatur dan melancarkan menstruasi sehingga perempuan tahu persis kapan menstruasinya akan datang. Perencanaan kehamilan dapat lebih mudah dilakukan dengan siklus menstruasi yang teratur.

2. Meredakan sindrom PMS dan PMDD

2. Meredakan sindrom PMS PMDD
freepik.com

Jika Anda menderita PMS (sindrom pramenstruasi) atau PMDD (gangguan pramenstruasi), pil KB  dapat meredakan gejala seperti perubahan suasana hati, nyeri payudara, kenaikan berat badan, kembung, dan jerawat karena kadar hormon yang berubah.

Menggunakan pil untuk menyeimbangkan kadar hormon juga dapat mengurangi migrain yang berhubungan dengan menstruasi.

Editors' Pick

3. Meringankan gejala endometriosis dan mencegah kista ovarium

3. Meringankan gejala endometriosis mencegah kista ovarium
pkwomensclinic.com

Endometriosis adalah suatu kondisi di mana lapisan rahim tumbuh di luarnya. Ini dapat menyebabkan sakit saat menstruasi disertai dengan kram.

Pil KB tidak menyembuhkan endometriosis, tetapi dapat membantu mengontrol rasa sakit dengan menghentikan menstruasi. Pil KB juga dapat mencegah kista ovarium tidak tumbuh kembali.

Baca juga:

4. 4. Meringankan Sindrom ovarium polikistik atau Polycystic ovary syndrome (PCOS)

4. 4. Meringankan Sindrom ovarium polikistik atau Polycystic ovary syndrome (PCOS)
joansorganic.com

Sindrom ovarium polikistik adalah gangguan keseimbangan kadar hormonal. Saat sindrom ini terjadi, tubuh wanita memroduksi hormon laki-laki (androgen) secara berlebihan. PCOS dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, dan jerawat. Mengkonsumsi pil KB dapat memperbaiki gejala-gejala ini dengan menyeimbangkan hormon, menurunkan tingkat testosteron, dan mengatur menstruasi.

5. Menurunkan risiko kanker

5. Menurunkan risiko kanker
clearityfoundation.org

Perempuan yang mengkonsumsi  pil KB memiliki risiko kanker ovarium 30%-50% lebih rendah daripada perempuan yang tidak pernah minum pil. Mereka yang menggunakan pil KB juga memiliki risiko kanker endometrium yang lebih rendah daripada yang tidak.

Pil kontrasepsi mengurangi kemungkinan perempuan terkena kanker jenis ini setidaknya 30 persen.

Di atas adalah 5 manfaat dari pil KB yang berguna untuk menunjang kehamilan. Untuk perempuan yang berusaha untuk hamil setelah stop mengkonsumsi pil KB namun belum kunjung hamil maka segera kunjungi dokter kandungan dan berkonsultasi. Dokter perlu memeriksa penyebabnya, seperti jumlah sperma rendah, kerusakan tuba, atau infertilitas yang sudah ada sebelum mengkonsumsi pil tersebut.

Baca juga:

The Latest