Apakah Masih Bisa Hamil Setelah Operasi Endometriosis?

Meski sudah dioperasi, ternyata Endometriosis masih tetap mengancam!

22 Januari 2022

Apakah Masih Bisa Hamil Setelah Operasi Endometriosis
Pixabay/skeeze

Pernahkah Mama mendengar endometriosis? 

Jika belum pernah, endometriosis sendiri ialah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.

Dalam keadaan normal, jaringan dinding rahim akan menebal ketika Mama akan mengalami ovulasi.

Hal ini terjadi sebagai upaya persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan.

Bila tak ada pembuahan, endometrium yang telah menebal akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah.

Nah, saat itulah Mama mengalami haid. Sementara jika Mama mengalami penyakit ini, jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar rahim juga akan ikut meluruh saat mengalami haid.

Namun, jaringan yang meluruh itu tidak keluar melalui vagina seperti pada jaringan normal yang terdapat di dalam rahim, sehingga sisa-sisa endometrium tersebut akan mengendap di sekitar organ reproduksi.

Lama-lama, endapan ini akan menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan akhirnya menimbulkan berbagai gangguan lain.

Nah, endapan itulah yang perlu ditangani agar tidak menyebabkan penyakit. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui operasi.

Namun, apakah ada efek samping setelah melakukan operasi endometriosis? 

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya.

1. Mengapa endometriosis dapat mempengaruhi kesuburan?

1. Mengapa endometriosis dapat mempengaruhi kesuburan
medimetry.com

Jika endometriosis terjadi pada satu atau kedua ovarium perempuan, maka kualitas sel telur dapat terpengaruh dan mempersulit terjadinya kehamilan.

Pasalnya, ketika berada di saluran tuba falopi, endometriosis dapat menghentikan sel telur berjalan menuju rahim tempat dimana sperma akan dibuahi.

Para ahli medis juga mengatakan bahwa endometriosis dapat merusak sperma laki-laki yang masuk ke dalam tubuh perempuan.

Walaupun alasan pastinya tidak diketahui, teorinya adalah bahwa endometriosis menyebabkan peradangan dalam tubuh, dan hal tersebut dapat mempengaruhi sperma bahkan sel telur.

Editors' Pick

2. Perawatan endometriosis

2. Perawatan endometriosis
Freepik/Dragana_Gordic

Meski bisa diatasi melalui proses operasi, namun sayangnya endometriosis tidak dapat disembuhkan.

Namun, penderitanya masih bisa mencegahnya. Biasanya, dokter akan mencoba prosedur non-invasif sebelum mereka melakukan operasi.

Berikut dua jenis pengobatannya:

  • Obat penghilang rasa sakit

Seperti yang kita ketahui, salah satu tanda endometriosis yang paling jelas adalah rasa sakit sebelum dan selama haid.

Dengan begitu dokter akan merekomendasikan penghilang rasa sakit yang biasa dijual bebas untuk mengatasi hal tersebut.

Beberapa obat penghilang rasa sakit yang direkomendasikan antara lain parasetamol atau ibuprofen.

  • Terapi hormon

Selama siklus menstruasi, Mama mengalami lonjakan dan pasang surut hormon. Hal ini menyebabkan jaringan endometrium yang berada di luar rahim menjadi lebih tebal, rusak dan berdarah.

Obat hormon dapat membantu memperlambat proses penebalan atau penguraian ini, sehingga dapat mengurangi rasa sakit yang Mama rasakan.

Obat hormon yang umum digunakan antara lain ialah kontrasepsi, agonis dan antagonis hormon pelepas gonadotropin (Gn-RH), terapi progestin, dan inhibitor aromatase.

Baca juga: Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?

3. Pembedahan untuk endometriosis

3. Pembedahan endometriosis
maxpixel.freegreatpicture.com

Pembedahan endometriosis melibatkan pengangkatan endometrium yang terus tumbuh, sekaligus melindungi ovarium dan rahim.

Hal ini biasanya dilakukan melalui laparoskopi, atau operasi lubang kunci. Laparoskopi dilakukan dengan 1-3 sayatan kecil di dekat dan di sekitar pusar.

Melalui salah satu dari luka kecil ini, dokter bedah menyisipkan laparoskop, yang dapat membantunya melihat ke dalam. Instrumen lainnya juga akan dimasukkan ke dalam untuk mengikis pertumbuhan endometrium.

4. Bisakah seseorang hamil setelah operasi endometriosis?

4. Bisakah seseorang hamil setelah operasi endometriosis
Pixabay/Contato1034

Tidak ada jawaban yang jelas untuk ini, tetapi biasanya jawabannya adalah 'ya'.

Beberapa orang yang tidak berhasil hamil, disebabkan oleh pertumbuhan endometrium yang berada di indung telur, sehingga mempengaruhi kualitas telurnya.

Namun, pada saat pertumbuhan dihilangkan, kualitas telur seseorang dapat membaik dan dapat hamil di bulan berikutnya setelah operasi laparoskopi.


Penelitian juga menunjukkan bahwa setelah operasi endometriosis, peluang seorang perempuan untuk hamil dapat lebih tinggi.

Pada umumnya, Mama dapat mulai mencoba untuk program kehamilan sekitar dua minggu setelah operasi dilakukan.

5. Bagaimana jika operasi tidak berhasil?

5. Bagaimana jika operasi tidak berhasil
Freepik/Dragana_Gordic

Jika setelah melalui proses operasi endometriosis namun Mama masih saja belum dikaruniai momongan, maka ada beberapa cara yang dapat ditempuh.

Berikut diantaranya:

  • Pembekuan telur

Jika pembedahan bukanlah pilihan terbaik atau justru tidak berhasil, maka dokter mungkin menyarankan Mama untuk membekukan sel telur.

  • Inseminasi Intrauterine (IUI)

Metode ini dapat berhasil jika endometriosis tidak memengaruhi tuba falopi Mama. Selain itu, pasangan Mama juga harus memiliki sperma yang berkualitas.

  • In vitro fertilization (IVF)

Program kehamilan yang satu ini melibatkan pembuahan sel telur di luar tubuh, dan kemudian menempatkannya kembali di dalam rahim.

  • Obat kesuburan

Obat-obatan seperti Clomiphene membantu seorang perempuan menghasilkan dua hingga tiga sel telur yang matang.

Hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan pembuahan pada Mama.

Nah, itulah beberapa fakta mengenai operasi endometriosis yang perlu Mama ketahui.

Tenang saja, meski memiliki peluang kecil, namun Mama tetap bisa hamil setelah dilakukannya operasi endometriosis.

Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah yakin dan terus berusaha. Semangat, Ma!

Baca juga: 

Topic:

The Latest