Sebelum Mulai, Ketahui Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan IVF

- Usia memengaruhi tingkat keberhasilan IVF
- Perbedaan teknik IVF dan pengaruhnya terhadap hasil
- Gaya hidup dan peran klinik dalam keberhasilan IVF
Program bayi tabung atau IVF (in vitro fertilization) sering menjadi pilihan bagi pasangan yang menghadapi kesulitan dalam memiliki keturunan.
Namun, sebelum Mama memutuskan untuk memulai, penting untuk memahami bagaimana peluang keberhasilan dan faktor yang bisa membuat IVF gagal.
Prosedur ini memang menawarkan harapan besar, namun bukan berarti selalu berhasil di setiap percobaannya. Usia, kualitas sel telur, kondisi sperma, hingga gaya hidup dapat memengaruhi hasilnya.
Dengan memahami faktor-faktor ini sejak awal, Mama dapat lebih realistis dan siap secara fisik maupun emosional.
Dilansir dari Pacific Fertility Center Los Angeles, berikut Popmama.com rangkumkan hal penting yang perlu dipahami untuk ketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan IVF sebelum memulai prosedurnya. Yuk, simak penjelasannya!
1. Tingkat keberhasilan IVF berdasarkan usia

Usia menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan peluang sukses IVF. Semakin muda, peluang untuk berhasil biasanya lebih tinggi karena kualitas sel telur masih baik.
Dilansir dari Pacific Fertility Center Los Angeles, data menunjukkan bahwa perempuan di bawah 35 tahun dapat mencapai tingkat keberhasilan IVF hingga sekitar 55%.
Namun, setelah usia 40, kualitas sel telur menurun dan risiko kelainan kromosom meningkat, sehingga peluang hamil menurun. Sehingga akan lebih sulit dibuahi atau menempel di rahim.
Data ini membantu Mama menyesuaikan harapan dan mempersiapkan mental selama proses IVF. Dengan memahami faktor usia, Mama bisa dapat lebih realistis dan siap menghadapi proses IVF.
2. Perbedaan teknik IVF memengaruhi hasil

IVF bukan hanya terdiri dari satu teknik, melainkan ada beberapa teknik yang bisa disesuaikan dengan kondisi pasien. Dua teknik diantaranya yaitu fresh embryo transfer (ET) atau frozen embryo transfer (FET).
Prosedur ET berarti embrio langsung ditanamkan setelah dibuahi, sementara FET dilakukan setelah embrio dibekukan dan dicairkan kembali. Studi menunjukkan, tingkat keberhasilan dari keduanya hampir mirip, namun ada sedikit perbedaan di hasil akhir.
Misalnya, FET bisa menurunkan risiko kelahiran prematur dan menghasilkan berat bayi yang lebih baik.
Selain itu, ada juga teknik single embryo transfer (SET )yang kini banyak dianjurkan untuk mengurangi risiko kehamilan ganda. Dibalik itu, sebelumnya banyak klinik menyarankan teknik multiple embryo transfer (MET).
Namun, teknik ini justru meningkatkan peluang implantasi, risikonya terhadap kesehatan ibu dan bayi juga lebih tinggi. Sebaiknya, Mama berkinsultasi dengan dokter untuk memilih metode yang paling tepat.
4. Faktor gaya hidup memengaruhi tingkat keberhasilan

Selain faktor medis, gaya hidup juga memengaruhi peluang berhasilnya IVF. Perempuan yang menjaga berat badan sehat, tidak merokok, dan membatasi konsumsi alkohol punya peluang lebih baik.
Nutrisi juga penting dengan diet seimbang dengan sayuran, buah, dan protein berkualitas bisa membantu kualitas sel telur dan sperma. Stres berlebihan juga sering menjadi penghambat, sehingga teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi bisa membantu.
Mama juga disarankan cukup tidur dan menghindari paparan zat beracun, seperti polusi dan bahan kimia berbahaya. Dengan pola hidup sehat, peluang keberhasilan IVF bisa meningkat secara signifikan.
5. Peran klinik dan teknologi IVF

Selain faktor-faktor sebelumnya, klinik yang Mama pilih juga memengaruhi hasil IVF. Setiap klinik mempunyai tingkat keberhasilan yang berbeda, tergantung pengalaman tim medis, teknologi yang dipakai, dan fasilitas laboratorium yang dipunya.
Misalnya, terdapat klinik yang sudah menggunakan teknik canggih seperti Preimplantation Genetic Testing (PGT) untuk memastikan embrio yang ditanam bebas kelainan genetik.
Penting bagi mama untuk memilih klinik yang terpercaya, punya reputasi baik, dan terbuka dalam menyampaikan data keberhasilan mereka. Dengan begitu, Mama dapat lebih yakin dalam menjalani proses IVF ini.
6. Tips sederhana meningkatkan peluang keberhasilan IVF

Selain faktor medis, Mama juga bisa melakukan beberapa hal untuk mendukung keberhasilan IVF. Mengelola stres, menjaga pola makan sehat, membatasi kafein, dan menghindari paparan zat beracun bisa sangat membantu.
Penting juga untuk mengikuti semua instruksi dokter dengan teliti, termasuk soal jadwal obat dan pemeriksaan rutin. IVF memang bisa menjadi perjalanan panjang yang melelahkan, namun dengan persiapan yang baik, peluang berhasilnya bisa lebih besar, Ma.
Tingkat keberhasilan dan kegagalan IVF dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari usia, pilihan metode transfer embrio, kondisi kesehatan mama, sampai kualitas klinik yang dipilih.
Meskipun peluang bisa berbeda untuk setiap orang, langkah-langkah seperti menjaga gaya hidup sehat, memilih klinik yang tepat, dan mengikuti arahan dokter dengan baik bisa membantu meningkatkan keberhasilan.
Sebelum memulai program IVF, penting untuk memahami semua aspek ini agar perjalanan menuju kehamilan lebih terarah dan penuh harapan baik. Semoga IVF yang Mama dan Papa jalani, dapat berjalan sesuai harapan.



















