freepik./aleksandarlittlewolf
Kesehatan sperma sangat berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang mungkin kerap dianggap sepele. Paparan polusi, kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol, pola makan tinggi gula dan makanan ultra processed, kurang tidur, hingga stres yang berlebih dapat perlahan memengaruhi kesuburan Papa.
Padahal, testis merupakan satu-satunya organ yang berperan dalam menghasilkan sperma, sehingga ketika fungsinya terganggu, proses pemulihannya nggak mudah.
“Testis adalah organ penghasil sperma, dan kalau sudah rusak, sangat sulit dikembalikan seperti semula,” tegas dr. Sunnu.
Menariknya, kondisi seperti azoospermia sering kali nggak disertai keluhan yang jelas. Namun, pada kasus yang berkaitan dengan gangguan hormon, tubuh biasanya memberi tanda-tanda tertentu, mulai dari ereksi pagi hari yang jarang muncul, gairah seksual yang menurun, ereksi yang kurang optimal, hingga perkembangan ciri seksual sekunder yang nggak maksimal dan tubuh yang mudah lelah.
Jika Papa mulai merasakan perubahan tersebut, berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi menjadi langkah penting agar kondisi dapat dikenali dan ditangani sedini mungkin.
Perjalanan memiliki momongan memang nggak selalu berjalan mulus bagi setiap pasangan, dan perlu diingat kesuburan bukan soal menyalahkan satu pihak, melainkan tentang berjalan bersama, saling mendukung, dan menjaga harapan tetap hidup dengan cara yang realistis dan penuh empati.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!