Pinterest.com/techexplorist
Sejak trimester ketiga, janin ternyata sudah bisa merespons cahaya dari luar perut lho, Ma. Beberapa penelitian menemukan bahwa ketika cahaya diarahkan ke perut ibu hamil, janin bisa menoleh atau menggerakkan matanya seolah menyapa cahaya tersebut.
Bahkan, studi yang dipublikasikan di Current Biology oleh Reid dan tim pada 2017 menunjukkan janin lebih tertarik pada pola cahaya berbentuk wajah dibanding pola acak biasa. Fenomena ini terlihat jelas lewat pemantauan USG 4D dan menjadi bukti bahwa organ penglihatan janin mulai aktif sebelum lahir.
Secara biologis, hal ini terjadi karena sel-sel retina janin yang peka cahaya, yang dikenal sebagai ipRGC (intrinsically photosensitive retinal ganglion cells), sudah mulai berfungsi sejak sebelum lahir. Sel-sel ini berperan dalam mengirimkan sinyal cahaya ke otak dan membantu pembentukan ritme sirkadian alami janin. Jadi, meskipun matanya belum terbuka sempurna, si Kecil sudah bisa merasakan cahaya yang menembus perut mama.
Selain itu, penelitian pada hewan yang diterbitkan di jurnal Nature tahun 2013 menunjukkan paparan cahaya selama kehamilan juga berpengaruh pada perkembangan pembuluh darah retina. Pada tikus, cahaya membantu mengatur pertumbuhan pembuluh retina agar tidak berlebihan.
Jika retina terlalu gelap dalam jangka panjang, pertumbuhan pembuluh bisa tak terkendali dan meningkatkan risiko gangguan penglihatan di kemudian hari. Namun, penelitian terbaru bahkan menghitung intensitas cahaya yang mampu menembus jaringan ibu ke janin, dan hasilnya menunjukkan bahwa cahaya alami dengan intensitas rendah saja sudah cukup untuk memberikan stimulasi pada retina janin.