"Kami melihat, kurangnya asupan zat besi harian pada pola makan ibu hamil, ibu menyusui dan anak menjadi salah satu faktor utama masih tingginya kasus anemia di Indonesia. Untuk itu, pentingnya memastikan kecukupan zat besi pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak anak untuk cegah anemia," ujar Ade Jubaedah, dalam acara "Aksi Bidan Cegah Anemia" Gerakan Skrining dan Edukasi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi di Kantor Kelurahan Nanggewer Mekar, Kamis (13/2/2025).
Pentingnya Skrining Anemia pada Ibu dan Anak

Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki dampak serius. Data menunjukkan bahwa 3 dari 10 (28%) ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan ibu tetapi juga perkembangan janin.
Salah satu dampak jangka panjang yang perlu diwaspadai adalah stunting yang dapat menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang optimal anak.
Salah satu langkah untuk mencegah anemia adalah melakukan skrining sejak dini. Dengan deteksi dini, ibu hamil bisa segera mengetahui risiko anemia dan mendapatkan intervensi yang tepat, seperti peningkatan asupan zat besi dalam makanan atau suplemen.
Lalu, bagaimana skrining anemia dapat membantu mencegah stunting? Apa saja manfaatnya bagi ibu dan anak? simak rangkuman Popmama.com terkait pentingnya skrining anemia pada ibu dan anak berikut ini.
1. Fakta tentang anemia pada ibu hamil dan anak

Ibu hamil dan anak balita adalah kelompok usia yang paling tinggi mengalami anemia defisiensi besi. Sebanyak 3 dari 10 ibu hamil dan 1 dari 4 anak di bawah 5 tahun mengalami kondisi ini.
Dr. Ade Jubaedah, S.Keb, Bdn, MM, MKM, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI) mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian. 1 dari 3 anak Indonesia bahkan tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi.
Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil hanya memenuhi 44% dari kebutuhan zat besi, sedangkan ibu menyusui baru mencapai 63% dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG).
Jika tidak ditangani, anemia bisa meningkatkan risiko stunting, yang berdampak pada perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
2. Pentingnya skrining anemia untuk cegah stunting

Ade Jubaedah menegaskan bahwa gerakan skrining dan edukasi pencegahan anemia defisiensi besi sangat penting untuk pencegahan dini anemia sebelum gejala serius muncul.
Mengingat bahwa zat besi berperan krusial dalam kesehatan ibu hamil untuk pembentukan plasenta, ibu menyusui untuk cadangan zat besi dalam ASI, serta bagi anak-anak untuk mendukung kecerdasannya.
Selain itu, Ade Jubaedah juga menekankan pentingnya peran bidan sebagai garda terdepan dalam mencegah dan mendeteksi anemia defisiensi besi pada ibu dan anak sejak dini.
"Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berkomitmen penuh mendukung upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting. Kami percaya bahwa skrining anemia yang terintegrasi dalam setiap pelayanan sehari-hari bidan adalah kunci penting untuk mencapai target tersebut," ujar Ade Jubaedah.
3. Dampak anemia terhadap kesehatan ibu dan anak

Anemia defisiensi zat besi dapat berdampak serius pada kesehatan ibu dan anak. Pada anak, anemia dapat menghambat pertumbuhan, menurunkan daya ingat, konsentrasi, serta meningkatkan risiko stunting.
Sementara pada ibu, anemia tidak hanya berdampak pada ibu hamil, tetapi juga dapat berdampak pada tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan.
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berakibat jangka panjang, memengaruhi kualitas hidup, serta kesehatan generasi mendatang.
4. IBI dan e-Nutri luncurkan "Kalkulator Zat Besi" dalam program Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia

Dalam peringatan Hari Kesadaran Anemia Sedunia 2025, IBI bersama e-Nutri meluncurkan program Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia.
Program ini dilakukan melalui Gerakan Skrining dan Edukasi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi sebagai bentuk komitmen bidan dalam menurunkan angka anemia pada ibu dan anak di Indonesia.
Gerakan ini telah dimulai serentak sejak 1 Februari 2025 di seluruh Indonesia. Program ini akan terus berjalan di berbagai daerah dengan target menjangkau 500.000 ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Untuk mempermudah skrining dan pemantauan anemia, program ini memanfaatkan Kalkulator Zat Besi dalam aplikasi e-Nutri yang memungkinkan ibu, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya untuk menilai dan memantau risiko defisiensi besi secara mandiri dan lebih mudah.
5. Mengenal kalkulator zat besi untuk deteksi risiko anemia

Kalkulator Zat Besi dalam aplikasi e-Nutri adalah alat bantu untuk mendeteksi risiko anemia pada anak usia 6 bulan – 6 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Skrining ini dilakukan melalui kuesioner sederhana yang terdiri dari 7–10 pertanyaan mengenai pola makan sehari-hari yang kaya zat besi. Prosesnya cepat, hanya memerlukan waktu sekitar 3 menit.
Dengan fitur ini, ibu dan tenaga kesehatan, seperti bidan, dapat menilai risiko anemia lebih awal dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, seperti meningkatkan asupan makanan tinggi zat besi.
Jika kebutuhan zat besi terpenuhi, risiko anemia dapat berkurang, sehingga sel otot dan otak mendapatkan cukup oksigen. Ini penting bagi anak agar tetap aktif, fokus belajar, dan berprestasi di sekolah.
Demikian rangkuman mengenai pentingnya skrining anemia pada ibu dan anak. Yuk, bersama cegah anemia dan wujudkan generasi yang sehat dan cerdas!



















