Banyak hal yang dapat menyebabkan Mama tidak merasakan gerakan janin. Menurut sebuah studi tahun 2020, berkurangnya gerakan janin dikaitkan dengan hal-hal berikut:
- volume cairan ketuban rendah,
- ibu hamil merokok,
- Penggunaan alkohol dan narkoba,
- janin tidur,
- kematian janin,
- pembatasan pertumbuhan janin,
- abnormalitas plasenta.
Menurut sebuah studi tahun 2022 di BMC Pregnancy and Childbirth, cairan ketuban yang rendah memengaruhi 1-5% kehamilan di seluruh dunia. Terkadang cairan ketuban yang rendah dapat diatasi dengan minum banyak air.
Namun, cairan ketuban yang rendah juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan atau komplikasi kehamilan seperti kantung ketuban yang pecah atau robek, masalah plasenta, atau cacat yang melibatkan ginjal atau kandung kemih janin.
Jika Mama mengalami kekurangan cairan ketuban pada minggu-minggu terakhir kehamilan atau jika janin menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan, dokter dapat merekomendasikan untuk menginduksi persalinan untuk menghindari bahaya kompresi tali pusat, sehingga memutus aliran darah ke janin.
Merokok, alkohol, dan obat-obatan (termasuk obat terlarang, beberapa resep, dan obat bebas) dapat memengaruhi janin. Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan yang aman untuk Mama dan janin.
Pembatasan pertumbuhan janin berarti janin tidak tumbuh seperti yang diharapkan berdasarkan usia kehamilan Mama. Menurut Society for Maternal-Fetal Medicine, hal itu terjadi hingga 10% dari kehamilan.
Plasenta menyediakan oksigen dan nutrisi untuk janin. Jadi, jika Mama mengalami masalah plasenta, hal ini juga dapat menyebabkan gerakan janin berkurang.
Bila janin tidak bergerak seharian, kemungkinan besar janin meninggal di dalam kandungan. Oleh karena itu, jika Mama tidak merasakan gerakan normal janin selama 2 jam, segera hubungi dokter. Dokter dapat melakukan penangangan yang cepat dan tepat.