Cerita Seorang Mama Melahirkan Bayi yang Meninggal Dalam Kandungan

Mama Ulfa percaya bahwa setelah kesedihan akan ada kebahagiaan. Yang terpenting harus ikhlas!

19 Oktober 2023

Cerita Seorang Mama Melahirkan Bayi Meninggal Dalam Kandungan
Youtube.com/Popmama

Data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyebutkan bahwa pada tahun 2015 jumlah bayi meninggal dalam kandungan secara global adalah ada 2,6 juta. Sementara itu jumlah kematian sendiri sebanyak 7.178 per hari.

Mayoritas kondisi ini terjadi pada negara-negara berkembang. Namun, kejadian bayi meninggal setelah lahir merupakan kondisi yang dapat terjadi pada siapapun.

Hal itu dibagikan oleh Ulfa Renandar yang bekerja di IDN Media. Ia pernah mengalami keguguran dan bayi lahir mati atau Intrauterine fetal death (IUFD). Cerita Mama Ulfa dirangkum oleh Popmama bagaimana support system dan kepercayaan dari orang sekitar membantunya melewati masa-masa tersebut.

Berikut Popmama.com rangkum cerita dari Mama Ulfa selengkapnya.

1. Mengalami keguguran saat hamil anak pertama

Cerita Mama Ulfa dimulai saat ia mengandung anak pertama tak lama setelah menikah. Saat itu ia dan suaminya sangat senang karena akan dikaruniai anak pertama.

Namun di usia kehamilan 3-4 bulan, Mama Ulfa harus kehilangan bayinya. Keguguran yang dialami Mama Ulfa karena detak jantung anaknya samar cenderung tidak ada.

"Usia kehamilan 3-4 bulan. Biasa mengecek ke dokter tiba-tiba tidak ada detak jantung. Sudah dikasih penguat tapi detak jantungnya itu samar cenderung tidak ada. Setelah diperiksa lagi dinyatakan tidak ada detak jantungnya, keguguran," tuturnya.

Namun, Mama Ulfa tidak langsung menyerah. Ia pun periksa ke dokter lain untuk memastikan apakah benar janinnya sudah keguguran. Dua dokter lain yang dikunjunginya mengatakan hal serupa.

Ia dan suaminya pun harus ikhlas karena janin dalam kandungannya harus dikuret.

"Jawabannya semua sama. Harus ikhlas untuk di kuret saat itu. Pastinya shock, karena semua keluarga sudah menanti. Tapi Allah SWT berkata lain akhirnya belajar ikhlas dari sana," terangnya.

2. Setahun kemudian diberkahi kehamilan kedua

2. Setahun kemudian diberkahi kehamilan kedua
Freepik/gpointstudio
ilustrasi

Kejadian keguguran pertama membuat Mama Ulfa dan suami belajar banyak hal. Selama setahun pasangan ini memperbaiki gaya hidup hingga ibadah dan berusaha untuk memiliki momongan lagi.

"Saat itu aku telat datang bulan, tapi waktu itu masih takut. Akhirnya periksa dan hamil positif. Namanya punya pengalaman nggak enak, amat menjaga kandungan ini. Aku sampai resign untuk hamil dengan sehat dan lancar," pungkasnya.

Selama 7 bulan kandungan Mama Ulfa rutin diperiksa ke dokter. Namun, pada satu waktu, berat badan bayi dalam kandungan Mama kurang.

3. Bayi dalam kandungan kurang berkembang saat usia 7 bulan

3. Bayi dalam kandungan kurang berkembang saat usia 7 bulan
Freepik/Freepik
ilustrasi

Dokter pun melakukan observasi kepada kandungan Mama Ulfa yang sudah berusia 7 bulan saat itu. Awalnya ia dan suami kontrol rutin setiap bulan, tetapi karena ada kondisi ini setiap minggu ia datang ke dokter.

Karena kondisi bayinya itu Mama Ulfa disarankan untuk transfusi air ketuban.

"Pergerakannya juga sedikit. Akhirnya disarankan dokter untuk transfusi air ketuban agar pergerakan bayinya lebih leluasa di dalam rahim," tuturnya.

Proses tranfusi itu dilakukan Mama Ulfa tanpa bius dan hanya anastesi lokal sekitar jarum itu disuntikkan. Tujuannya agar semua orang terutama ibu hamil tahu prosesnya.

Dari deskripsi Mama yang kini sudah punya 2 anak ini mengatakan jarum untuk menyuntikkan cairan itu cukup besar.

"Aku melihat anakku berenang lebih leluasa. Rasanya sakit banget, cuman demi bisa survive kita lakuin itu semua. Pas setelah itu ada perubahan kalau anak lebih leluasa bergerak dan sudah senang di sana," terangnya.

Editors' Pick

4. Dokter menyatakan bayinya meninggal, harus segera dilahirkan

4. Dokter menyatakan bayi meninggal, harus segera dilahirkan
Freepik.com/wavebreakmedia_micro
ilustrasi

Setelah diobservasi beberapa lama tetapi tidak membuahkan hasil yang maksimal. Dokter menyarankan untuk dilahirkan lebih cepat tetapi harus ke Finlandia. Mama Ulfa dan suami tidak mengambil opsi itu. Namun, masih mengusahakan berbagai cara lain untuk menyelamatkan janin dalam kandungannya.

Pada satu waktu, bayinya yang tadi aktif tidak bergerak sama sekali. Mulai curiga, Mama Ulfa langsung diperiksa ke dokter. Saat itu detak jantung bayinya sudah tidak ada.

"Dokter datang kasih tahu kalau bayinya sudah meninggal di dalam kandungan. Kenapanya itu dokternya belum tahu karena memang ada beberapa kasus yang sudden death," pungkasnya.

Dokter menyarankan saat itu untuk mengeluarkan bayi dalam kandungannya dengan 2 cara, caesar atau melahirkan normal. Mama Ulfa memilih melahirkan secara normal dengan mengandalkan induksi.

5. Bayi meninggal di usia kandungan 7 bulan ini berusaha dilahirkan

5. Bayi meninggal usia kandungan 7 bulan ini berusaha dilahirkan
Freepik/DCStudio
ilustrasi

Karena bayinya sudah meninggal di dalam kandungan, dokter menyebut hanya bantuan induksi dan gravitasi bumi untuk melahirkan anaknya. Saat itu, Mama Ulfa melahirkan bayinya dengan berjongkok ditemani dokter dan sang Suami.

Momen menyedihkan saat itu yang dialami Mama Ulfa adalah melihat sang suami yang kebingungan tetapi juga sedih. Di satu sisi harus menemani sang Istri tapi juga kehilangan anaknya.

Berhasil dilahirkan secara normal, dokter menawarkan untuk melihat bayinya yang sudah meninggal. Observasi bersama, bayi yang sudah Mama Ulfa lahirkan itu ditaruh di sampingnya.

"Pas kita lihat satu-satu ternyata ada satu bagian yang mengecil. Harusnya bulat, ini mengecil. kata dokter ini yang menyebabkan bayinya kekurangan nutrisi. Jadi kayak mampet gitu nutrisinya," tuturnya.

6. Perjuangan dan rasa ikhlas usai melahirkan bayi sudah meninggal

6. Perjuangan rasa ikhlas usai melahirkan bayi sudah meninggal
Freepik/wavebreakmedia-micro
ilustrasi

Setiap ibu hamil pasti ingin bertemu dengan anaknya. Mama Ulfa saat itu berusaha ikhlas kalau ia bertemu anaknya dalam keadaan sudah meninggal.

Berusaha ikhlas, saat itu dipikirannya 'terpenting bertemu'. Keadaan bayinya saat itu lengkap tidak ada yang kurang. Hanya saja Mama Ulfa harus berpisah dalam keadaan bayinya yang sudah meninggal.

"Aku diingetin keluarga untuk ikhlas, kamu punya tabungan di surga," jelasnya.

7. Support system terbesar saat melewati masa menyedihkan

7. Support system terbesar saat melewati masa menyedihkan
Freepik
Ilustrasi

Keluarga menjadi poin penting dari perjalanan Mama Ulfa bisa ikhlas saat itu. Sang Suami, orangtua, mertua, adik, hingga kakak ipar saat itu selalu di sampingnya.

Ia menyebut sosok kakak ipar menjadi orang terpenting karena ia yang paling kuat mendampinginya dibandingkan anggota keluarga yang lain. Mama Ulfa juga sangat sedih melihat sang Suami sedih tetapi juga harus kuat untuk keluarga.

"Adik aku juga mengingatkan kalau janji-janji Allah SWT itu tidak pernah ingkar. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Ada ayat juga di dalam Al-Qur'an kalau setiap anak yang keguguran atau kayak aku infant loss itu akan menyambut kita nanti," tuturnya.

8. Ikhlas setelah berduka, kembali hamil tak lama setelahnya

8. Ikhlas setelah berduka, kembali hamil tak lama setelahnya
Freepik/Freepik
Ilustrasi

Dua pengalaman ini menjadi pengalaman hidup yang berharga untuk Mama Ulfa. Soal anak, Mama Ulfa benar-benar merasakan itu sepenuhnya kuasa Allah SWT.

Saat itu, ia dan suaminya belajar ikhlas dengan kejadian ini. Sampai akhirnya kabar bahagia datang setelah mereka melakukan umrah. Tidak lama setelah mengalami duka yang begitu dahsyat.

"Mungkin ini cara Allah SWT untuk menunjukkan kuasanya. Agar kita lebih kuat, ke depan kalau ada ujian-ujian lain bisa lebih kuat jadi bisa lebih untuk overcome lagi," terangnya.

Di kehamilan ketiganya, baru Mama Ulfa bisa melahirkan anaknya dengan selamat. Sang Putri di tahun 2023 ini berusia 4 tahun. Lalu pada awal 2023 lalu ia kembali melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki.

Perjalanan hidup Mama Ulfa mengenai kehilangan ini bisa menjadi penguat untuk kita. Mama Ulfa mengingatkan kepada seluruh orangtua agar tetap kuat dan ikhlas dengan ujian yang sedang dialami, terutama soal anak.

Baca juga:

The Latest