4 Penyebab dan Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan
Bayi meninggal dalam kandungan bisa terjadi pada siapa saja!
5 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap ibu hamil tentu ingin memiliki kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi dengan selamat. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan atau dikenal dengan istilah stillbirth.
Stillbirth adalah kematian janin sebelum dilahirkan. Janin meninggal di dalam kandungan ini terjadi ketika usia kehamilan sudah di atas 20 minggu. Umumnya kasus stillbirth tidak bisa dicegah karena terjadi di dalam kandungan, namun masih bisa dikurangi risikonya dengan memahami berbagai faktor pemicu serta langkah pencegahan yang tepat.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2015 tercatat 2,6 juta bayi di dunia meninggal dalam kandungan. Mayoritas kasus terjadi di negara-negara berkembang.
Bayi meninggal dalam kandungan bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, Mama dianjurkan lebih memahami tanda dan penyebab stillbirthagar dapat mencegahnya lebih dini.
Kali ini Popmama.com telah merangkum penjelasan terkait stillbirth mencakup tanda bayi meninggal dalam kandungan, penyebab serta cara pencegahannya.
Apa Saja Tanda dari Stillbirth?
Tanda umum yang bisa menunjukkan bayi meninggal dalam kandungan adalah bayi jarang bergerak. Padahal, ketika usia kehamilan menginjak 6 bulan, bayi akan bergerak 10 kali dalam 2 jam. Sejak kehamilan 6 bulan, Mama sudah bisa merasakan gerakan, tendangan, maupun cegukan bayi.
Tanda lainnya yang terjadi ketika bayi meninggal dalam kandungan adalah pendarahan vagina. Pendarahan terjadi terutama selama trimester kedua kehamilan.
Hingga saat ini, tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab stillbirth. Namun, peneliti kesehatan memperkirakan beberapa faktor yang menjadi penyebab bayi meninggal dalam kandungan.
Kira-kira apa saja ya, Ma?
1. Gangguan Plasenta
Penyebab pertama, yakni gangguan plasenta. Plasenta merupakan organ yang menyalurkan nutrisi dan oksigen dari Mama ke bayi dalam kandungan. Gangguan plasma akan menyebabkan perkembangan bayi terhambat.
Gangguan plasenta tersebut mencakup pembekuan darah, peradangan, masalah pada pembuluh darah plasenta hingga plasenta lepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Perempuan yang aktif merokok biasanya memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan plasenta saat hamil