TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pemenuhan Nutrisi yang Tepat untuk Anak Bibir Sumbing

Cukupi nutrisinya agar bisa melakukan pengobatan hingga pulih

Instagram.com/smiletrainindonesia

Setiap anak berhak mendapatkan gizi yang cukup. Sekalipun mereka yang terlahir memiliki bibir sumbing atau celah langit-langit mulut. 

Sayangnya, keadaan ini menyebabkan tidak adanya pembatas antara rongga mulut dan rongga hidung sehingga akan kesulitan dalam minum ASI untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. 

Walau demikian, Mama dan Papa selaku orangtua harus tetap berupaya memberikan mereka asupan yang bergizi agar tubuhnya sehat dan kuat. Hal ini berguna untuk kesehatannya dan pelaksanaan operasi penyatuan celah bibir anak di usia tiga bulan. 

Untuk itu, berikut ini Popmama.com akan membagikan beberapa cara pemberian nutrisi untuk anak bibir sumbing. Simak yuk, Ma!

1. Cara pemberian ASI

Unsplash/Helena Lopes

Anak yang memiliki bibir sumbing akan kesulitan untuk mengisap ASI. Selain itu, mereka pun akan kesulitan untuk menelan ASI. 

Tak jarang ASI yang diisap ke dalam mulut nantinya keluar kembali melalui hidung atau ke masuk saluran pernapasan seperti paru-paru. Tentunya hal ini akan menyebabkan penyakit pada mereka. 

Namun Mama tak perlu khawatir. Sebab, ada cara menyusui yang tepat untuk anak bibir sumbing. Yakni dengan cara menahan si Bayi duduk tegak tepat di depan payudara Mama. 

Kemudian, Mama harus mengarahkan puting ke bagian mulut anak yang tidak bercelah. Dengan begitu, ASI yang diisap akan langsung masuk ke dalam lambung. 

Perlu diperhatikan jika bayi tidak dapat mengisap ASI dengan aliran yang cepat. Jika ternyata ASI yang keluar terlalu cepat, maka Mama harus berhenti terlebih dahulu dan atur laju aliran ASI. 

Jika menyusui tidak dapat dilakukan secara langsung, Mama dapat memberikan ASI melalui alat bantu dot atau sendok. Pertama-tama, perah ASI ke dalam suatu wadah. Kemudian beri pada Bayi secara perlahan-lahan. 

Dalam hal ini, Mama harus pastikan semua alat yang digunakan untuk memberikan susu pada si Bayi dalam keadaan steril. Caranya, dengan menyimpan alat bantu dalam air mendidih selama sepuluh menit. Sebab, jika alat bantu minum ASI tidak steril, si Bayi akan terkena demam dan berbagai infeksi lainnya. 

Perlu diingat, anak yang memiliki bibir sumbing akan mengisap banyak udara selama minum ASI. Untuk itu bantu mereka untuk bersendawa lebih sering setelahnya. Caranya, Mama dapat menyandarkan si Bayi pada bahu. Kemudian gosok-gosok bagian punggung dari bawah ke atas dengan lembut hingga si Bayi bersendawa. 

2. Pemberian susu formula dan susu sapi

Unsplash/Jen Johnsson

Jika Mama tidak mampu mengeluarkan ASI, maka berikan si Bayi susu sapi atau susu formula. Ini memang bukanlah hal yang terbaik untuk si Bayi, namun ini salah satu alternatif agar ia tetap mendapatkan gizi yang cukup. 

Ketika Mama memilih susu sapi untuk anak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasaknya terlebih dahulu, kemudian tunggu hingga dingin. Setelah itu barulah beri pada anak dengan menggunakan dot atau sendok. Jika susu sapi didiamkan dan mengental, Mama tidak boleh mencairkannya kembali dan memberikannya pada anak. 

Jika memilih menggunakan susu formula, Mama harus menyeduhnya dengan tepat. Pastikan air yang digunakan untuk menyeduh susu merupakan air bersih yang sudah didihkan. Namun, air yang sudah mendidih tidak boleh langsung dicampur pada susu formula. Diamkan terlebih dahulu hingga dingin lalu gunakan untuk menyeduh susu. 

Pastikan takaran air dan bubuk susu sempurna, sesuai dengan perintah yang ada pada kemasan susu. Jangan sampai susu yang Mama beri pada si Bayi terlalu encer karena tidak akan memberikan gizi yang cukup untuk si Bayi. 

Sama halnya dengan memberi ASI melalui botol dan sendok, memberi susu formula atau sapi pun harus menggunakan peralatan yang bersih dan steril. 

Adapun panduan dari Dr. Jullistio Djais, Sp.A (K), M.Kes. dalam pemberian susu anak dengan botol yakni: 

  • Cuci tangan 
  • Cuci botol dan dot dengan sikat 
  • Tes lubang lancar 
  • Biarkan mendidih dalam lima menit 
  • Biarkan air mendidih dua menit, lalu dinginkan 
  • Buka kaleng susu, gunakan sendok penakar 
  • Encerkan sesuai aturan 
  • Kocok 
  • Sisa susu setelah satu jam harus dibuang 

Kemudian, Dr. Jullistio mengingatkan beberapa hal tentang beberapa tentang pemberian susu menggunakan dot atau botol khusus lainnya untuk bayi bibir sumbing, yakni:

  • Gunakan botol yang khusus untuk bayi bibir sumbing 
  • Bayi dalam kondisi duduk selama minum susu 
  • Botol selalu tegak sehingga dot selalu terisi susu dengan arah menjauhi celah 
  • Bayi harus sering disendawakan
  • Perhatikan kenyamana bayi selama menyusu guna mengetahui kapan Mama harus menyudahi proses menyusu pada si Bayi 

3. Pemberian sereal 

Pexels/Tookapic

Jika bayi mama tidak dapat meminum segala jenis susu. Mama dapat memberikan mereka makanan lunak atau sereal. Namun, untuk hal ini Mama perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak. 

4. Pemberian MP-ASI yang berkualitas 

Pexels/Andrea Piacquadio

Ketika Bayi sudah mencapai usia 6 bulan, kebutuhan gizinya tentu bertambah. Maka dari itu, Mama perlu memberi mereka makanan pendamping ASI atau MPASI. Hal ini terus diberikan hingga Bayi berusia 24 bulan. 

Namun, perlu Mama pahami jika MPASI yang diberikan pada Bayi berbeda-beda sesuai usia bulannya. 

Ketika bayi berusia 6-8 bulan mereka membutuhkan MPASI 200 kkal/hari dengan tekstur makanan berupa snack sebanyak 1-2 kali per hari dan bubur setengah mangkuk sebanyak 2-3 kali per hari. 

Sedangkan anak berusia 9-11 bulan membutuhkan 300 kkal/hari. Mereka dapat mengonsumsi bubur tim setengah mangkuk sebanyak 3-4 kali per hari dan snack 1-2 kali per hari. 

Saat anak sudah tumbuh kembali menjadi usia 12-23 bulan, mereka membutuhkan 550 kkal/hari dengan mengonsumsi nasi lunak sebanyak tiga per empat mangkuk dengan frekuensi 3-4 kali per hari. 

Walaupun telah memberikan asupan ASI hingga MPASI sesuai dengan aturan di atas, Mama tetap harus memeriksakan kecukupan gizi si Bayi pada dokter anak secara berkala. Hal ini guna memastikan tubuhnya benar-benar sehat dan siap untuk melakukan operasi di usia 3 bulan serta perawatan lainnya.

Baca juga:

The Latest