TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

9 Dari 10 Bayi Mengalami Defisiensi Mikrobioma Usus

Padahal kesehatan pencernaan sangat penting

Pexels/Dipu Shahin DS

Kesehatan usus telah menjadi perhatian para ahli selama bertahun-tahun. Hal tersebut dikarenakan pentingnya bagian ini untuk keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Triliunan bakteri, jamur, dan virus yang membentuk mikrobioma manusia akan terus beradaptasi dan berevolusi sepanjang masa. Hal ini terjadi sejak pertama kali janin bersentuhan dengan mikroorganisme tersebut di dalam rahim mama.

Setelah bayi lahir, mikrobioma usus akan terus melakukan diversifikasi hingga sepanjang usia. Melansir Very Well Family, dalam tulisan ini Popmama.com akan membahas defisiensi mikrobioma usus pada bayi. 

Defisiensi Mikrobioma Usus pada Bayi

Freepik/jcomp

Sayangnya, studi terkini yang dipublikasikan di Scientific Report menyebutkan bahwa sembilan dari 10 bayi kekurangan bakteri jenis Bifidobacterium infantis. Padahal, mikroorganisme ini sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bayi.

Kekurangan Bifidobacterium infantis membuat bayi berisiko mengalami ketidakmampuan menyerap nilai gizi ASI, memberikan dampak negatif pada dinding usus, meningkatkan risiko terpapar patogen berbahaya, serta mengalami gangguan perkembangan sistem imun.

Fakta ini diungkapkan oleh Rebecca Duar, PhD, seorang ilmuwan di Evolve Biosystems, Inc.

"Mayoritas bayi kekurangan bakteri usus yang utama ini sejak minggu-minggu awal kehidupan. Walaupun kondisi ini cukup umum, namun hal ini tak diketahui oleh sebagian besar orang tua dan dokter anak," ungkap Duar, seperti yang ditulis Very Well Family.

Studi lain juga menyebutkan bahwa Bifidobacterium infantis juga berperan untuk melindungi saluran usus dari bakteri berbahaya. Padahal, menurut penelitian, 26 persen dari bakteri di dalam usus berpotensi menyebabkan penyakit.

Karena itu, kurangnya bakteri baik akan mengancam kesehatan buah hati. Berbagai macam gangguan kesehatan akan muncul, mulai dari risiko kolik, ruam popok, eksim, alergi, bahkan diabetes tipe 1. Karenanya, Duar menyarankan agar orangtua lebih memerhatikan kesehatan usus buah hatinya.

Menyusui untuk Mencegah Defisiensi Mikrobioma Usus

Pexels/Wendy Wei

Agar jumlah bakteri baik tetap dalam kondisi ideal, maka Mama perlu melakukan beberapa langkah. Para ahli menyarankan bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi pada enam bulan pertama.

Di dalamnya terkandung berbagai komponen yang membantu perkembangan anak, termasuk bakteri baik dengan komposisi seimbang. ASI mengandung bifidobaikteria, termasuk probiotik dan oligosakarida.

Meski demikian, menyarankan semua mama untuk menyusui jelas bukan hal yang tepat. Pasalnya, masing-masing mama dan bayi memiliki kondisi yang berbeda. Beberapa perempuan justru berada dalam situasi yang tak memungkinkan untuk memberikan ASI secara langsung pada bayinya.

"Walaupun kami memberikan dorongan pada para mama untuk menyusui, mengingat seharusnya ada banyak manfaat bifidobakterium yang didapat demi meningkatkan kekebalan dalam usus bayi, namun terkadang masalah pekerjaan, stres, (kuantitas) produksi ASI, atau kemauan mama bisa menjadi penghalang," ungkap Rashmi Jain, MD, dokter anak sekaligus pendiri BabiesMD.

Konsumsi Probiotik dan Prebiotik

Pixabay/Neupaddy

Selain menyusui, agar jumlah bakteri baik tetap dalam kondisi ideal, Mama perlu mengonsumsi probiotik dan prebiotik.

Probiotik adalah mikroorganisme yang membantu menjaga kesehatan usus dan sistem imun. Sementara prebiotik adalah asupan makanan yang menyokong kehidupan probiotik.

Secara alami, keduanya sama-sama berada di dalam ASI. Kedua zat ini juga bisa ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman, misalnya sayuran, buah, dan yogurt.

Pada bayi, kandungan probiotik dan prebiotik bisa diberikan dalam bentuk bubur atau makanan tambahan lainnya. Selain itu, beberapa susu formula juga sudah menyertakan kandungan probiotik dan prebiotik di dalamnya.

Pentingnya Menerapkan Pola Hidup Sehat

Pexels/Filip Wouters

Kesehatan pencernaan bayi mungkin hampir 100 persen bergantung pada asupan dari orangtua. Namun ketika mereka sudah mulai besar, maka mereka harus bisa menerapkan pola hidup sehat demi kesehatan ususnya.

Karenanya, peran serta orangtua memang sangat penting. Sejak dini, kita harus mampu memberikan contoh yang baik. Karena apa yang dilakukan Mama dan Papa akan menjadi teladan yang ditiru oleh buah hati.

Tanpa disadari, 9 dari 10 bayi mengalami defisiensi mikrobioma usus atau kekurangan bakteri baik. Dampak dari kondisi ini adalah gangguan perkembangan otak dan sistem imun, serta menyebabkan berbagai penyakit pada anak.

Pada akhirnya, konsumsi probiotik dan prebiotik adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatan usus. Selain memberikan ASI, Mama juga harus memberikan makanan dan minuman yang mengandung keduanya.

Baca juga:

The Latest