7 Dalil Larangan Berkata Kasar dan Kotor, Jangan Dibiasakan
Miris melihat anak-anak kecil sudah berbicara kasar, ini larangan langsung dari Allah SWT
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Warga dunia mengenal masyarakat Indonesia sebagai orang-orang yang ramah dan santun. Sayangnya, jati diri yang menjadi citra baik itu perlahan luntur.
Pasalnya kini kita sangat dengan mudah menemukan maupun mendengar seseorang dengan enteng berbicara kasar. Baik di ruang publik, komentar di media sosial, saat bermain gim online, dan di kegiatan sehari-hari lainnya. Entah itu disengaja atau tidak.
Mirisnya para remaja, anak Sekolah Dasar (SD) bahkan anak balita pun sudah bisa mengeluarkan umpatan kasar.
Seringkali mereka juga mengucapkan kata-kata senonoh yang semestinya tidak disampaikan oleh anak seusianya. Fenomena ini cukup untuk membuktikan adanya penurunan karakter dan nilai-nilai budi pekerti di kalangan generasi muda.
Islam melarang umatnya untuk berbicara kasar dan kotor. Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk-buruk.
Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu baik dalam berbicara atau berkomentar.
Setiap perkataan kasar yang keluar dari mulut orang muslim akan dicatat sebagai amal buruk dan mendapatkan dosa.
Dosa-dosa kecil yang terus dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan. Otomatis dosanya pun bertambah banyak sehingga bisa menyeret seseorang ke dalam api neraka Allah SWT.
Berikut dalil berkata kasar dan kotor. Simak penjelasan Popmama.com di bawah ini, ya!
1. An-Nisa ayat (148)
لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Artinya:
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Pada ayat tersebut tertulis secara gamblang bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang berkata buruk. Perkataan buruk itu antara lain umpatan, ejekan, hingga nama-nama binatang yang kerap diucapkan ketika marah baik secara sadar atau tidak.
2. QS. Al-Qalam ayat (11)
هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۢ بِنَمِيۡمٍۙ
Hammaazim mash shaaa'im binamiim
Artinya:
“Suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah.”
Dalam ayat ini Allah SWT juga melaknat hamba-hambanya yang sering menyebar fitnah yang bisa menjatuhkan atau merusak nama baik orang lain. Fitnah merupakan perkataan yang tidak sesuai fakta (bohong) atau tuduhan tanpa dasar kebenaran
3. QS. Al-Humazah ayat (1)
وَيۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ
Wai lul-li kulli hu mazatil-lumaza
Artinya:
“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.”
Kata “Wail” dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai sebuah lembah yang ada di neraka. Di jurang neraka inilah menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang semasa hidup sering berkata kasar.
4. HR. Bukhari No. 6018 dan Muslim No. 47
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.”
Selain dalam Al-quran, Allah SWT juga memperkuat tentang larangan berkata kasar pada beberapa ayat dalam hadist. Pada hadist di atas, Allah SWT mengatakan cara supaya kita tidak berbicara kotor adalah dengan diam. Diam dan bertutur baik merupakan ciri dari orang-orang beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat.
5. Hadits Riwayat Bukhari
“Bukanlah seorang mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya.”
Hadist tersebut menjelaskan ciri orang mukmin adalah bukan seseorang yang suka berbicara kotor, tidak sopan, mencela dan melaknat orang lain. Dari istilah syara', mukmin diartikan sebagai seseorang yang ormembenarkan dengan hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan aturan-aturan dari Allah dan rasul-Nya. Baik dalam bentuk perintah maupun larangan.
6. Hadits Riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi
“Seorang Mukmin yang sempurna imannya bukanlah seorang pencaci, pelaknat, bukan pula orang yang berkata keji dan kotor.”
Sementara pada ayat di atas semakin memperkuat bahwa orang mukmin jelas bukan seseorang yang suka mencacaci. Apalagi mencaci dengan kata-kata kasar dan kotor yang dapat melukai hari orang lain bahkan sampai merendahkan derajat seseorang. Seorang mukmin seharusnya berkata lemah lembut dan hanya menuturkan kata-kata baik sebagai bentuk sopan santun terhadap sesama.
7. Hadits Riwayat At Tirmidzi Nomor 2002
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”
Selain melaknat, Allah juga membeci umatnya yang tidak bisa menjaga ucapannya sehingga sering berkata kasar dan kotor. Padahl, Allah telah mengajarkan untuk mengucpakan istigfar (astaghfirullah) yang artinya, "Aku memohon ampun kepada Allah."
Kamu juga bisa mengatakan "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" saat mendapat masalah ketimbang mengumpat dengan kata kasar. :Kalimat tersebut mempunyai makna "Sesungguhnya kami itu milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah SWT."
Itulah uraian mengenai dalil-dalil berkata kasar dan kotor yang terdapat dalam Al-quran maupun hadist. Sebagai muslim yang baik seyogyanya kita bisa menjaga tutur dengan mengucapkan kata-kata yang sopan. Apalagi saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Berbicara dengan halus dan baik termasuk sebagai perwujudan akhlakul karimah dan mendapat pahala dari Allah SWT.
Baca Juga:
- 7 Penyebab Anak Suka Berbicara Kasar pada Orang Lain
- Memahami 6 Ayat Alquran tentang Surga dan Neraka, Ajarkan pada Anak!
- 7 Tingkatan Nama Neraka dan Penghuninya yang Bisa Diajarkan ke Anak