TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Dampak Bahaya Cahaya Biru Layar Gadget pada Kesehatan Anak

Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga bisa berdampak pada kesehatan mental anak

Freepik

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa hampir setiap anak memiliki waktu layar yang lebih banyak dari biasanya, untuk belajar daring, bermain game, mengerjakan tugas, hingga bersantai di media sosial.

Dampak blue light atau cahaya biru pada anak-anak telah lama dikaitkan dengan banyak penyakit fisik, seperti mata merah, tetapi penting untuk dicatat bahwa tingkat paparan ini juga membawa dampak kesehatan lainnya.

Penting bagi setiap orangtua untuk memahami sepenuhnya dampak cahaya biru terhadap kesehatan anak, sehingga tindakan yang tepat dapat diambil untuk meminimalkan paparan saat tidak sepenuhnya diperlukan.

Untuk mengetahuinya, kali ini Popmama.com akan membahas beberapa dampak bahaya paparan cahaya biru dari layar gadget pada kesehatan tubuh anak. Namun sebelumnya cari tahu dulu yuk apa sih sebenarnya cahaya biru itu?

Apa itu Cahaya Biru?

Happi.com

Dilansir dari Sleep Foundation, cahaya terdiri dari radiasi elektromagnetik, yang merupakan bentuk energi yang tidak terlihat. Mata manusia menafsirkan warna cahaya berdasarkan jumlah energi yang dikandungnya.

Pelangi menunjukkan seluruh spektrum cahaya. Cahaya putih, seperti cahaya yang dipancarkan oleh matahari, adalah kombinasi dari semua warna spektrum cahaya yang tampak.

Sedangkan, cahaya biru adalah bagian dari spektrum cahaya tampak yang dapat memiliki efek unik pada kewaspadaan, produksi hormon, dan siklus tidur. Panjang gelombang cahaya ini dipancarkan oleh LED dan lampu neon, serta banyak perangkat elektronik.

Setelah mengetahui apa itu blue light, kira-kira apa saja dampak bahayanya untuk kesehatan anak?

1. Efek hormonal

Freepik/Raulteran

Mama mungkin terkejut mengetahui bahwa sinar biru memiliki efek negatif pada keseimbangan hormon anak.

Faktanya, dilansir dari WebMD, cahaya biru dapat merangsang otak, memperlambat atau menghentikan pelepasan hormon tidur melatonin. Inilah yang membuat anak lebih sulit untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak, dan umumnya mengacaukan pola hormonal anak.

Suasana hati dapat mudah berubah, dan ini dapat memengaruhi perilaku anak secara keseluruhan. Paparan sinar biru di malam hari juga dapat menyebabkan produksi hormon berlebihan, seperti adrenalin, dopamin, serotonin, dan kortisol.

Dilansir dari Block Blue Light, cahaya biru bisa sangat berbahaya dan dapat memengaruhi tubuh secara negatif dalam berbagai cara dan terkait dengan serangkaian gangguan mental.

2. Masalah kecemasan

Freepik/Khromkrathok

Setiap Mama tentu perlu memastikan bahwa anak mendapatkan tidur malam yang baik, terutama ketika anak masih dalam usia tumbuh kembang, dan bergantung pada istirahat malam yang baik dapat mengelola suasana hati dan lingkungannya di siang hari.

Dan seperti yang disebutkan di atas, cahaya biru terbukti mengganggu pola tidur, yang mengakibatkan percepatan produksi kortisol. Ini dapat menyebabkan peningkatan stres, yang pada gilirannya memicu masalah kecemasan pada anak-anak.

Ini dapat muncul dengan sendirinya melalui amarah atau perilaku konfrontatif. Anak-anak sering kekurangan kosakata emosional untuk dapat menyampaikan perasaan ini dengan baik kepada orangtua, dan penyebabnya, yaitu cahaya biru seringkali tidak teridentifikasi.

3. Stres hingga depresi

Freepik/Khromkrathok

Lingkungan sekitar anak seringkali begitu penuh dengan rangsangan, sehingga ia sulit memproses dan mengungkapkan semuanya. Namun sayangnya, penggunaan sinar biru dari layar gadget hanya membuat masalah menjadi lebih rumit.

Semua poin ini saling terkait, dan hubungan antara sinar biru dan tidur berkorelasi langsung dengan hubungan antara kurang tidur dan masalah depresi.

Masih dilansir dari Block Blue Light, hubungan antara tidur dan depresi cukup penting, sekitar tiga perempat orang dengan depresi mengalami gangguan tidur.

Ketika tidur sudah menjadi masalah bagi beberapa anak, paparan sinar biru dari gadget dapat mempersulit masalah tidur anak.

4. Insomnia

Freepik/Raul-mellado

Dilansir dari Sleep Foundation, melatonin adalah hormon yang meningkatkan perasaan kantuk, dan cahaya biru menekan produksi melatonin. Manusia berevolusi untuk mempertahankan siklus tidur-bangun berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari.

Ketika anak terkena cahaya alami dari matahari, kadar melatonin rendah di siang hari, lalu mulai meningkat di malam hari setelah matahari terbenam, hingga mencapai puncaknya di tengah malam, dan kemudian secara bertahap menurun hingga pagi hari.

Menurut sebuah penelitian berjudul “Effects of light on human circadian rhythms, sleep and mood” di tahun 2019, paparan cahaya biru di siang hari juga terbukti meningkatkan kualitas dan durasi tidur.

Namun, paparan cahaya biru buatan di malam hari akan mengganggu siklus tidur-bangun alami manusia, dengan menipu otak agar tidak memproduksi melatonin sebelum tidur. Hal inilah yang membuat anak sulit tidur hingga mengalami insomnia berhari-hari hingga berminggu-minggu.

5. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

Freepik/Vitalii-petrushenko

Dilansir dari Block Blue Light, 1 dari 10 anak antara usia 5-17 tahun didiagnosis dengan ADHD, dan ini berhubungan langsung dengan paparan terhadap cahaya biru.

Sedangkan, dilansir dari ADHD Support Australia, sejumlah penelitian menunjukkan ritme sirkadian yang terganggu dan kurang tidur sering berjalan seiring dengan ADHD. Ini juga terlihat dalam penelitian yang menunjukkan gejala ADHD dapat dilihat pada anak-anak tanpa ADHD.

Tak hanya pada anak yang mengalami ADHD, kurang tidur pada anak-anak dan orang dewasa, sering mengakibatkan rentang perhatian yang buruk dan kurang fokus pada hari berikutnya.

Ini menjadi sangat jelas dalam literatur bahwa kurang tidur dapat memperburuk gejala ADHD, sementara di sisi lain meningkatkan kualitas tidur dan ritme sirkadian dapat mengurangi gejala ADHD.

Meskipun paparan cahaya biru tidak dapat sepenuhnya dihindari, meminimalkan paparannya dapat menciptakan peluang lebih besar untuk kesehatan tubuh anak anak-anak dan orang dewasa.

Sehingga penting bagi orangtua untuk mengatur penggunaan gadget anak sehari-hari, dan juga selalu ingatkan anak untuk tidak bermain gadget 30 menit sebelum tidurnya agar terhindar dari bahaya paparan cahaya biru.

Baca juga:

The Latest