TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

6 Trik agar Mama Bisa Mengatasi Perangai Buruk si ABG

Menjelang remaja, anak mama punya banyak kemauan dan ia mudah marah. Kenapa ya?

Flickr/ Steven Depolo

Ada istilah terrible two, untuk menandakan anak usia 2 tahun yang punya sikap sulit dimengerti. Nah, jangan lega dulu jika masa itu terlewati sebab di usia anak masuk 10 tahun maka kesulitan akan kembali datang. 

Menjelang usia remaja anak mama akan berubah sikap. Ia bukan lagi anak kecil yang manis dan selalu gembira, perangainya akan berubah mungkin menjadi pemarah dan sulit diajak berkomunikasi. 

Tenang Ma, memang begitulah adanya ABG. Mama hanya perlu trik untuk mengatasi keadaan itu dengan tenang dan tanpa emosi berlebihan. Ini trik dan tips menghadapinya menurut psikolog Steve Dowshen, MD, di artikel yang ditulisnya di Kidshealth.org.

1. Perkaya ilmu tentang ABG

Pixabay/ Engin_Akyurt

Orangtua bisa memahami perubahan pada anaknya dengan menambah ilmu pengetahuan mengenai mereka.

Selain mengingat-ingat yang pernah juga dialami di masa Mama remaja, bisa juga bertanya ke para pakar, misalnya dokter anak atau psikolog untuk memahami kondisi anak mama.

Menjelang remaja, ia mengalami banyak perubahan fisik dan mental sehingga seringkali merasa tidak nyaman dan uring-uringan. 

2. Belajar mengerti

Pixabay/Robbin Higgins

Menjelang puber, anak mama kadang menunjukan perilaku buruk misalnya membantah Mama.

Cobalah memahami kondisi anak mama dengan berpikir rasional dan mengurangi emosi mama. Tentu, perilaku buruk tidak bisa ditolerir namun Mama juga harus belajar cara menegur anak tanpa membuatnya tambah marah. 

Istilah gampangnya adalah mama harus mencoba mengendalikan amarah dan sakit hati mama. Percayalah bahwa anak mama tidak bermaksud menyakiti hati mama melainkan sedang menunjukkan kemampuannya untuk mulai mandiri.

Ini perkembangan normal namun jika ditanggapi berlebihan, seumur hidup anak mama akan dendam dan malah marah betulan. Hih.

3. Tunjukan contoh yang baik

Freepik/pressfoto

Jika Mama membalas kemarahan si Anak dengan bentakan atau kemarahan yang lebih besar, anak mama akan mengira itu adalah reaksi yang benar dari membentak.

Maklum, sampai usia berapa pun, anak mama akan menirukan kelakuan orangtuanya. Jadi, jika ingin ia berprilaku baik, tunjukan cara untuk mengendalikan emosinya.

4. Pilih prioritas kemarahan

Pixabay/FeeLoona

Jika anak mama memberontak dengan cara, mengecat rambutnya menjadi pink, mewarnai kukunya jaid hitam, atau memilih baju sobek daripada rapih, biarkan saja. Toh itu tidak membahayakan nyawanya.

Mereka ingin menunjukan eksistensinya dengan memilih gaya unik agar “kelihatan”.

Mama dan Papa wajib mencegah jika tingkah polah anak berpotensi mengganggu kesehatan dan keselamatannya, misalnya mulai merokok, minum alkohol, atau diam-diam pakai mobil Papa untuk mengebut. 

Tegaskan bahwa perbuatan itu akan merusak dirinya dan Mama melarangnya untuk melakukan hal itu. Tentu saja, gunakan cara marah yang tepat.

Menurut Dowshen, marah yang benar adalah dengan merujuk langsung ke inti masalah dan mengungkapkan penyelesaiannya segera. “Bukan marah akan segala hal sampai si Anak bingung mengapa mama begitu marah padanya,” tulis Dowshen.

5. Tunjukan kepemimpinan orangtua

Pixnio/public domain (CC0)

Salah satu alasan anak mama menjadi bandel adalah karena mereka ingin menunjukan kemampuannya seperti orang dewasa. Mereka merasa telah mampu mengambil keputusan sehingga tidak memerlukan orangtuanya untuk membahas dan memutuskan segala hal untuknya.

Tetapi, Dowshen mengingatkan bahwa orangtua adalah pemimpin rumahtangga dan ini berarti Mama dan Papa harus menunjukan bahwa anak-anak bisa mempercayai orangtuanya, menghormati, dan menghargainya. 

Tanamkan kebiasaan ini sejak dini sehingga saat remaja, anak mama tetap menghargai orangtuanya. 

6. Hargai privasi anak dan tetapkan aturan tegas

Public Domain Pictures/ CC0 Public Domain

Biarkan anak memiliki ruang privat. Kamarnya, isi tasnya, laptop atau gadgetnya adalah ruang pribadinya. Namun sebelum memberi kebebasan itu anak mama sudah harus tahu batasan-batasan untuk bertingkah laku baik dan sesuai norma.

Mama bisa mengawasi anak dari jauh, dari buku yang ia baca, film yang ditontonnya, atau isi media sosialnya. 

Dengan demikian, anak mama akan menjadi anak yang bermoral baik. 

Baca juga: Pola asuh yang berbahaya untuk masa depan anak

The Latest