TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pentingnya Menanamkan Body Image yang Positif pada Anak

Ketidakpuasan anak terhadap figur tubuhnya besar dipengaruhi oleh paparan media sosial

Freepik/pressfoto

"Duh, Ma, aku kok gendut sih! Kalau gendut begini, aku jelek, Ma."

Pernah mendengar kalimat seperti ini keluar dari mulut anak jelang remaja? Atau bahkan dari mulut anak Mama sendiri? 

Paparan media sosial saat ini mau tak mau membawa dampak bagai dua sisi mata pisau bagi kehidupan manusia. Di satu sisi, adanya media sosial membuka gerbang untuk terhubung dengan orang lain tanpa batasan ruang dan waktu. Namun, di sisi lain, dampak media sosial ternyata cukup besar dalam mengiringi perkembangan psikologis manusia. Terutama, cara pandang anak dan remaja terhadap citra dirinya.

Banyak pengguna media sosial di usia anak dan remaja merasa tidak puas dengan wajah dan tubuhnya setelah melihat foto idolanya di media sosial. Body image negatif inilah yang seringkali membawa dampak psikologis di kalangan remaja, sehingga tak jarang membuat mereka merasa stres dan tertekan. 

Ciri-ciri Anak dengan Body Image Negatif

Freepik/phanuwatnandee

Anak dengan body image negatif akan terus-menerus khawatir dengan bentuk tubuhnya dan selalu merasa ada yang kurang dengan penampilannya. Bahkan, anak mempercayai bahwa perubahan bentuk tubuh akan membuatnya terlihat lebih menarik. 

Popmama.com merangkum beberapa ciri anak dengan body image negatif, dilansir dari momjunction.com:

  • Sering mengeluhkan bentuk tubuh atau wajahnya.
  • Berpendapat bahwa semakin kurus, maka semakin sempurna lah penampilannya.
  • Selalu membandingkan diri dengan seseorang memiliki tubuh sempurna yang dilihatnya di media sosial.
  • Mudah tersinggung dan memikirkan komentar orang lain yang berkaitan dengan penampilan atau bentuk tubuhnya.
  • Rela melakukan diet ketat yang berdampak pada gangguan pola makan, seperti anoreksia dan bulimia, demi mendapatkan tubuh yang sempurna.
     

3 Faktor Pemicu Body Image Negatif pada Anak

Pixabay/Olichel

Perkara body image negatif ini sangat rentan terjadi, terutama pada anak perempuan jelang usia remaja yang mulai memiliki ketertarikan terhadap bentuk fisiknya, maupun lawan jenisnya. Tak ada salahnya Mama mengenali faktor pemicunya agar tak sampai terjadi pada anak kesayangan Mama:

1. Si Anak memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan teman seusianya

Bisa jadi bentuk tubuh anak dianggap kurang ideal bagi kebanyakan orang di lingkungan sekitarnya, misalnya terlalu gemuk, terlalu kurus, kulitnya gelap atau berambut keriting. Hal ini juga rentan pada anak yang memiliki cacat tubuh.

2. Sering digoda orang lain tentang bentuk tubuh dan karakter fisiknya

Kepercayaan diri anak runtuh karena sering digoda oleh anggota keluarga, teman, atau saudara tentang karakter fisik atau bentuk tubuhnya. Meski banyak orang menganggapnya hanya sebagai candaan, nyatanya hal ini berkontribusi pandangan negatif body image seseorang terhadap dirinya sendiri.

3. Perasaan anak yang sensitif dan tekanan sosial

Anak Mama termasuk orang yang perfeksionis sehingga selalu merasa ada kekurangan dalam dirinya. Belum lagi jika ia sering mendengar pembicaraan tentang bentuk dan karakter fisiknya. Anak menjadi sensitif, mudah depresi dan kurang percaya diri sehingga bukan tak mungkin ia jadi membenci tubuhnya sendiri.

3 Cara Menanamkan Body Image Positif pada Anak Sejak Dini

Pexels/Pixabay

Pandangan negatif anak tentang tubuhnya, bukanlah hal remeh yang bisa dijadikan bahan becanda, bahkan oleh keluarga inti. Sebaliknya, jika Mama menemukan gelagat anak tidak percaya diri terhadap bentuk dan karakter fisiknya, segera berikan perhatian. Karena jika lalai, anak bisa jatuh dalam lembah penghargaan diri yang rendah, depresi bahkan kebencian terhadap tubuh yang mengarahkannya ke tindakan-tindakan berbahaya. Misalnya, minum obat diet diam-diam, anoreksia dan bulimia.

Untuk itu, penting menanamkan body image positif pada anak sejak dini. Jangan sampai baru melakukannya saat anak sudah telanjur membenci bentuk dan karakter fisiknya:

1. Ubah mindset: cantik atau tampan itu relatif, tapi sehat jauh lebih penting

Tanamkan pengertian dan ajari anak tentang bagaimana menghargai dan memandang tubuhnya secara positif. Katakan padanya bahwa bagaimana pun bentuk tubuh dan penampilannya, yang terpenting memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Ada banyak hal di masa depan yang bisa digapai dengan tubuh yang sehat, bukan sekadar cantik atau tampan.

2. Ajak anak menyukai dirinya sendiri

Minta anak untuk menuliskan satu hal yang paling disukai dan disyukurinya setiap hari. Misalnya saja, bersyukur bisa tersenyum dengan gembira setiap saat. Dengan demikian Mama akan mendorong si Anak untuk menyadari betapa indah gambaran dirinya yang diciptakan sebaik-baiknya oleh Tuhan.

3. Arahkan anak berpikir positif melihat diri secara utuh, bukan hanya soal penampilan luar

Ajari anak untuk mencintai dirinya sendiri bukan karena apa yang terlihat. Berikan pengertian bahwa kebaikan dan kasih yang diberikan baik pada diri sendiri maupun orang lain akan membuatnya terlihat menarik lebih dari apapun penampilannya.

Karena tubuh dan karakter fisik adalah aset dalam hidup kita, rumah di mana jiwa kita bersemayam, selayaknya kita mencintainya sejak dini. Jangan sampai orang lain mendorong diri kita dan anak-anak kita membenci diri kita sendiri. Seperti kata lirik lagu milik George Benson berjudul Greatest Love of All, "Learning to love yourself, it is the greatest love of all."

Baca Juga:

The Latest