TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Jangan Dibiarkan, 7 Cara Mengatasi Anak yang Suka Mengejek Orang Lain

Bukan bercanda, mengejek mengarahkan anak pada tindakan verbal bullying

Freepik/Rawpixel-com

Anak-anak berada pada usia yang lagi senang-senanya untuk bercanda dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Hal ini memang membuat anak banyak mengeksplor dan belajar dari segala hal di sekitarnya, termasuk orang-orang terdekat.

Sayangnya, tak jarang ini membuat anak justru memiliki kebiasaan baru yang bahkan tak begitu baik. Seperti senang mengejek atau mengolok-olok temannya. Kebiasaan ini mungkin beberapa kali sering dianggap sebagai hal yang lucu, namun nyatanya tidak sama sekali.

Bukan tak mungkin bahwa ejekan bisa mengarahkan anak untuk melakukan tindakan verbal bullying yang serius. Jika Mama melihat anak senang mengejek saudara atau teman-temannya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. 

Berikut Popmama.com telah merangkum 7 cara mengatasi anak yang suka mengejek orang lain. Jangan abaikan kebiasaan buruk ini ya, Ma!

1. Menyelidiki alasan mengapa anak senang mengejek orang lain

Pexels/Ketut Subiyanto

Mama mungkin pernah mendengar peribahasa "Ada asap berarti ada api" sehingga pasti ada pemicu yang membuat anak senang mengejek. Maka hal pertama yang harus Mama lakukan adalah menyelidiki terlebih dahulu penyebab dari kebiasaan tersebut.

Mama dapat menyelediki hal tersebut dengan memerhatikan kegiatan sehari-hari anak, mulai dari apa yang ia lihat di televisi/media sosial dan dengan siapa anak bermain serta bagaimana mereka berkomunikasi.

Apakah kebiasaan tersebut didapatkannya dari tayangan televisi atau teman-temannya yang senang berbicara kasar. Karena tak dapat dimungkiri bahwa kurangnya kontrol orangtua, bisa menyebabkan anak memiliki kebiasaan yang kurang baik. 

2. Tanamkan karakter positif pada anak

Freepik/Pch.vector

Hal kedua yang harus dilakukan oleh Mama adalah menanamkan kepercayaan diri pada anak.

Seringkali ada banyak alasan mengapa anak mengejek anak lain, dan biasanya salah satu contohnya adalah karena rasa iri atau cemburu yang dimiliki anak terhadap temannya.

Sehingga penting bagi Mama untuk menanamkan karakter positif pada anak, agar ia bisa bersyukur atas dirinya sendiri, baik itu kelebihan maupun kekurangannya. Dengan demikian, maka tak akan ada lagi alasan bagi anak untuk mengejek teman-temannya.

3. Berbicara berdua dengan anak

Pexels/Ketut Subiyanto

Menasihati anak adalah suatu kewajiban bagi orangtua, terlebih lagi mengejek orang lain adalah hal tak biasa diabaikan begitu saja.

Mama tentu harus memberi tahu anak apa kesalahannya, karena kebanyakan anak belum memahami bahwa mengejek orang lain bisa menyakiti atau menyinggung perasaan.

Dalam berbicara dan menasihati anak, pilihlah momen yang tepat ketika hanya berdua dengan anak sehingga Mama dapat menyampaikan pesan dari hati ke hati.

Pastikan untuk tidak memarahi atau membentak anak di tempat umum, karena ini dapat mempermalukannya. Tak jarang ia pun juga akan acuh dengan nasihat tersebut.

4. Hindari langsung menyudutkan anak

Freepik/master1305

Setiap orangtua memiliki respons yang sangat beragam dalam urusan mendidik anak-anaknya.

Ada orangtua yang menunjukkan perhatian maksimal pada anak, ada yang cuek, bahkan ada yang terkesan berlebihan hingga mudah menyudutkan anak saat berbuat salah.

Ketika Mama sering menyudutkan anak, ia mungkin akan secara otomatis memproses hal tersebut sebagai situasi yang berbahaya baginya.

Hal ini tentu harus dihindari, karena tak jarang banyak anak yang akhirnya berbohong hingga memfitnah orang lain, demi menutupi kesalahannya sebab takut disudutkan oleh orangtua.

5. Memberikan contoh yang baik pada anak

Freepik/rawpixel.com

Masih terkait dengan poin di atas, ketika Mama memarahi anak karena ketahuan mengejek temannya. Pastikan Mama tidak mengeluarkan kata-kata yang justru seperti mengejek anak, seperti "anak susah diatur", "anak nakal", atau "anak bodoh".

Karena dari kata-kata itu sendiri, anak pun bisa mempertanyakan mengapa orang dewasa boleh mengejek, sedangkan ia tidak boleh melakukannya.

Sebaliknya, hati-hatilah dalam berbicara. Hindari mengejek orang lain di depan anak, dan beri tahu anak bahwa mengejek orang lain dapat menyakiti perasaan orang tersebut.

6. Meminta anak untuk merenungkan perbuatannya

Freepik

Mama tentu akan merasa tidak akan nyaman jika melihat anaknya terus memiliki kebiasaan yang suka mengejek orang lain. Mental seperti ini bisa membuat anak berpotensi menjadi pelaku bullying di masa depan, sehingga harus segera diatasi dengan baik.

Mama dapat meminta anak untuk merenungkan perbuatannya sesaat setelah anak dinasihati dengan baik mengenai kebiasaannya.

Ia harus tahu bahwa meledek orang lain adalah perilaku yang salah sehingga melalui perenungan, nantinya anak akan menyadari kesalahannya sendiri.

7. Ajari anak untuk memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan baik

Pexels/Ron Lach

Tak semua anak memahami bagaimana cara memperlakukan teman-temannya dengan baik. Hal ini semakin sulit bila memang usia anak masih terbilang sangat muda.

Itulah mengapa Mama perlu mengajarkan anak cara untuk memperlakukan teman-temannya. Caranya adalah dengan menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap satu sama lain.

Nah itulah 7 cara mengatasi anak yang suka mengejek orang lain. Sebagai orangtua, Mama memang harus tegas dalam mendidik anak-anaknya, agar terhindar dari kebiasaan buruk seperti mengejek.

Hal ini penting dilakukan agar kebiasaan tak terbawa hingga anak tumbuh dewasa kelak. Pastikan untuk tidak menyepelekan kebiasaan buruk anak ya, Ma!

Baca juga:

The Latest